Mengenal Metode Pembelajaran Jigsaw dan Langkah Penerapannya

ADVERTISEMENT

Mengenal Metode Pembelajaran Jigsaw dan Langkah Penerapannya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 25 Nov 2024 06:00 WIB
Shot of two young women using a laptop together in a college library
Ilustrasi belajar Foto: iStock
Jakarta -

Metode pembelajaran Jigsaw adalah salah satu metode pembelajaran aktif karena mengharuskan semua siswa turut terlibat dalam proses pembelajaran. Pemilihan Pembelajaran yang tepat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Tanpa metode yang efektif, kegiatan belajar hanya berfokus pada aktivitas yang pasif, seperti duduk, mendengarkan , mencatat, dan menghafal. Kondisi ini membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan pembelajaran. Maka menerapkan metode pembelajaran Jigsaw adalah cara yang tepat supaya pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa.

Pengertian Metode Pembelajaran Jigsaw

Menurut Kartika, Hunfa, dan Altaftazani (2019), pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah metode pembelajaran di mana siswa memiliki peran yang lebih besar dalam pembelajaran dibandingkan guru. Dalam metode ini, siswa memiliki tanggung jawab untuk mempelajari materi dan mengajarkannya kepada teman sekelompoknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan menurut Syarifuddin, pembelajaran kooperatif jigsaw adalah model pembelajaran dengan menggunakan pengelompokan /tim kecil yaitu yang terdiri antara empat, enam, bahkan sampai delapan orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Kemudian kelompok ini bekerja sama untuk memahami materi yang diberikan dan saling membantu dalam proses pembelajaran.


Karakteristik Pembelajaran Jigsaw

Menurut Syarifuddin, model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw memiliki beberapa karakteristik. Antara lain:

ADVERTISEMENT

1. Pembelajaran secara Tim

Metode pembelajaran ini mengandalkan pembelajaran secara berkelompok sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk saling membantu satu sama lain demi tercapainya pembelajaran, yaitu memahami pembelajaran.

2. Manajemen Kooperatif

Metode pembelajaran ini memerlukan manajemen yang baik dengan empat fungsi utama :

  • Perencanaan
  • Pelaksanaan
  • Organisasi
  • Kontrol

3. Kemampuan untuk Bekerja Sama

Metode kooperatif jigsaw membuat anggota kelompok memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Sehingga tidak hanya pekerjaannya sendiri yang selesai, tetapi milik temannya juga selesai.

4. Keterampilan Bekerja Sama

Selain memiliki kemauan bekerja sama, perlu adanya keterampilan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan keterampilan ini siswa dapat saling mendukung dan belajar bersama.


Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Jigsaw

1. Kelebihan Pembelajaran Jigsaw:

Menurut Yamin dan Ansari (dalam Syarifuddin, 2008), ada beberapa keuntungan dari pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw:


  • Meningkatkan kepercayaan diri.
  • Mendorong siswa untuk aktif berbicara dan berkolaborasi.
  • Menghargai perbedaan.
  • Meningkatkan prestasi akademik.
  • Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membandingkan jawaban.
  • Mendorong kolaborasi dan pembelajaran yang aktif.
  • Meningkatkan kreatifitas.
  • Menghargai ide orang lain.
  • Membantu siswa untuk berinteraksi sosial.
  • Memotivasi siswa untuk mengembangkan pemikiran mereka.
  • Mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan diskusi.


2. Kekurangan Pembelajaran Jigsaw:

Sebaliknya di sisi lain ada beberapa keterbatasan menurut Sanjaya (dalam Syarifuddi, 2010):

  • Rasa Segan dan Takut Dinilai

ketika baru memulai menerapkan metode pembelajaran ini, beberapa siswa akan merasa segan untuk mengeluarkan ide atau takut dihakimi oleh teman-teman sekelompoknya.

  • Kesulitan Menerima Metode Baru

Tidak semua siswa dapat langsung memahami dan menerima filosofi dari pembelajaran kooperatif, sehingga guru memerlukan waktu yang lebih untuk mensosialisasikan metode ini.

  • Memerlukan Lebih Banyak waktu untuk Penilaian

Apabila menggunakan metode pembelajaran jigsaw guru memerlukan lebih banyak waktu untuk menilai setiap individu dan kelompok, serta menghitung hasil presentasi.

  • Kesulitan dalam Penilaian Individu

Karena metode ini menggunakan pembelajaran secara berkelompok maka penilaian terhadap kontribusi individu dapat menjadi lebih sulit.

  • Sulit membentuk Kelompok yang Solid

Karena berkelompok tidak semua kelompok dapat bekerja sama dengan baik karena karakteristik siswa yang beragam.

  • Tantangan dalam Pembelajaran Individual

Meskipun metode ini merupakan pembelajaran yang mengandalkan kerja sama, tetapi tetap ada beberapa bagian yang membutuhkan usaha pribadi. Hal ini akan menyulitkan siswa yang sudah terbiasa bekerja sama.


Langkah-Langkah dalam Menerapkan Pembelajaran Jigsaw

Berikut adalah parafrase dari langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Isjoni (2009) dalam jurnal Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa SD Kelas V, dengan penjelasan yang lebih mudah dipahami:

1. Pembentukan Kelompok

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membentuk kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 orang.

2. Pembagian tugas

Langkah kedua, berikan tugas yang harus dikerjakan secara bersama.

3. Membentuk Kelompok Ahli

Siswa yang mendapatkan tugas yang sama dari berbagai kelompok akan berkumpul dalam sebuah kelompok baru. dalam kelompok ini mereka akan berfokus untuk mempelajari materi yang diberikan kepada mereka.

4. Kembali ke Kelompok Asal

Setelah memahami materi yang diberikan setiap siswa akan kembali ke kelompok asal.

5. Tes Pemahaman

Langkah terakhir adalah melakukan tes untuk mengukur sejauh mana mereka memahami materi yang telah diberikan.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads