Gambaran Uranus Selama Ini Diperkirakan Keliru, Ahli Ungkap Potensi Kehidupan di Sana

ADVERTISEMENT

Gambaran Uranus Selama Ini Diperkirakan Keliru, Ahli Ungkap Potensi Kehidupan di Sana

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 24 Nov 2024 09:00 WIB
A view of Uranus made from images taken by Voyager II, 21 January 1986 from a distance of 4,17 million kilometers. (Photo by NASA / AFP)
Uranus. Foto: NASA/AFP
Jakarta -

Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari, dan termasuk planet terbesar ketiga dalam tata surya. Selama ini, ilmuwan menggambarkan Uranus sebagai planet yang tandus dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.

Persepsi ini berasal dari misi Voyager 2 milik NASA yang diambil hampir 40 tahun lalu. Namun, temuan terbaru dari analisis ulang data tersebut membuka kemungkinan baru yang mengejutkan.

Ternyata, pada saat pesawat Voyager 2 melintasi Uranus, Matahari sedang mengalami badai dahsyat memengaruhi pengamatan ilmuwan terhadap Uranus. Badai ini menciptakan kondisi ektrem di tata surya, yang diduga menyebabkan distorsi medan magnet pada Uranus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apakah gambaran Uranus selama ini salah? Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.

Penelitian Ulang terhadap Uranus

Seorang ilmuwan dari University College London (UCL), Dr William Dunn menjelaskan temuan ini bisa saja mengungkap potensi lain yang sebelumnya tidak diketahui dari Uranus.

ADVERTISEMENT

"Jadi, selama 40 tahun kita memiliki pandangan yang salah tentang seperti apa Uranus dan lima bulan terbesarnya," ujar Dunn kepada BBC, dikutip (21/11/2024).

"Mungkin ada bulan di sana yang memiliki kondisi yang diperlukan untuk kehidupan, mungkin ada lautan di bawah permukaan yang mungkin penuh dengan ikan," tambahnya.

Sebelumnya, Uranus digambarkan sebagai planet yang tidak aktif dan sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. Medan magnet dari planet ini bahkan terdistorsi, seolah-olah terdorong menjauh dari Matahari.

Setelah meneliti kembali, para ilmuwan menemukan penyebab dari distorsi ini sebenarnya adalah badai matahari yang terjadi saat pesawat Voyager 2 meluncur.

Badai ini menciptakan angin yang sangat dahsyat hingga menyebabkan banyak material berterbangan di tata surya. Material ini secara tidak langsung mengganggu medan magnet planet lain, termasuk Uranus.

Pendapat Ilmuwan NASA tentang Temuan Uranus

Ilmuwan NASA yang terlibat dalam misi Voyager 2, dan masih melakukan penelitian terhadap misi Voyager, Linda Spilker menjelaskan temuan baru ini membuatnya gembira karena ternyata Uranus sebenarnya memiliki potensi kehidupan.

"Saya juga sangat senang karena banyak hal telah dilakukan dengan data Voyager. Sungguh menakjubkan bahwa para ilmuwan meninjau kembali data yang kami kumpulkan pada tahun 1986 dan menemukan hasil dan penemuan baru," terang Spilker.

Sementara itu, ilmuwan dari Dublin Institute for Advanced Studies, Dr Affelia Wibisono, menjelaskan temuan ini mengingatkan kita semua untuk menengok dan memeriksa kembali data lama. Hal ini karena data yang telah diteliti terkadang menunjukkan sesuatu yang menarik dan belum sepenuhnya diungkapkan.

Setelah 40 tahun misi Voyager 2, NASA kini berencana meluncurkan pesawat baru ke Uranus untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pesawat NASA ini diperkirakan akan tiba pada 2045 di Uranus.

"Beberapa instrumen untuk wahana antariksa masa depan sebagian besar dirancang dengan ide-ide dari apa yang kita pelajari dari Voyager 2," kata ilmuwan dari NASA, Dr. Jamie Jasinski.

"Jadi, kita perlu memikirkan kembali bagaimana tepatnya kita akan merancang instrumen pada misi baru tersebut sehingga kita dapat menangkap ilmu pengetahuan yang kita butuhkan untuk membuat penemuan dengan sebaik-baiknya," tuturnya.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads