Ngeri! Bahan Kimia pada Plastik Terbukti Merusak Sel Kelamin Hewan Ini

ADVERTISEMENT

Ngeri! Bahan Kimia pada Plastik Terbukti Merusak Sel Kelamin Hewan Ini

Muhammad Alfathir - detikEdu
Selasa, 12 Nov 2024 21:00 WIB
Pemulung mencari sampah botol plastik di TPA Dengung, Lebak, Banten, Sabtu (4/10/2023). Pemerintah Kabupaten Lebak berencana membangun tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) regional pertama di Banten dengan luas lahan mencapai 25 hektar di Dengung, guna menampung limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) se-Provinsi Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/Pemulung mencari sampah botol plastik di TPA Dengung, Lebak, Banten, Sabtu (4/10/2023).
Jakarta -

Plastik tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa benzyl butyl phthalate (BBP), bahan kimia yang biasa digunakan dalam pembuatan plastik dapat merusak sel hewan dan kemungkinan berdampak juga pada manusia.

Studi yang terbit di PLOS GENETICS pada 24 Oktober 2024 oleh Ayana L. Henderson dan kawan-kawan, mengungkapkan bahwa bahan kimia dalam plastik ternyata dapat merusak sel kelamin pada cacing.

Dalam studi ini, Henderson dan timnya menyelidiki efek BBP yang ditemukan dalam tubuh cacing gelang (Caenorhabditis elegans). Setelah menganalisis, mereka menemukan bahwa BBP dapat merusak sel kelamin cacing dan mengganggu fungsinya secara signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan ini mengejutkan para peneliti karena BBP merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan plastik dan masih banyak ditemukan dalam produk seperti furnitur, mainan anak-anak, hingga kosmetik.

Bagaimana Bahan Kimia pada Plastik Merusak Sel Kelamin Hewan?

Penelitian dari Henderson ini diketahui berhasil menguji secara langsung efek negatif dari zat kimia tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sangat sedikit penelitian yang membahas efek langsung bahan kimia pengganggu endokrin seperti BBP pada proses utama yang membentuk sel reproduksi kita, meiosis," kata Henderson dalam Science Alert, dikutip Rabu (6/11/2024).

Henderson menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan berbagai dosis BBP, mulai dari 1, 10, 100 hingga 500 mikrometer, untuk melihat dampak pada sel kelamin. Hasilnya, BBP terbukti menyebabkan kerusakan sel kelamin pada setiap dosis yang digunakan.

Kerusakan sel kelamin pada cacing mulanya disebabkan oleh stress oksidatif saat perisai antioksidan tubuh tidak dapat mengimbangi tugasnya untuk menetralkan racun dari zat kimia tersebut. Dampak dari kerusakan sel kelamin ini membuat terganggunya organ reproduksi, bahkan paparan sel BPP dapat meningkatkan kerusakan DNA secara signifikan.

Studi ini juga menunjukkan bahwa BBP mengganggu proses meiosis, yakni proses pembelahan sel yang menghasilkan sel kelamin dengan setengah jumlah kromosom normal.

Pada proses ini, inti sel terbentuk terlalu cepat dan pembagian kromosom menjadi tidak akurat sehingga menyebabkan keturunan memiliki jumlah kromosom yang abnormal.

Pentingnya Pembatasan Penggunaan BPP

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa, penggunaan BBP telah dibatasi, terutama untuk produk mainan anak-anak dan kosmetik. Namun, di negara-negara lain, BBP masih sering digunakan dalam berbagai produk plastik.

Menurut Henderson, paparan BBP baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan ancaman terhadap kesehatan manusia.

"Baik dioleskan, disemprotkan, atau dikonsumsi, berbagai penggunaan produk yang mengandung BBP memperkenalkan tiga rute utama paparan bagi manusia, yakni penyerapan kulit, inhalasi, dan konsumsi," ungkap Henderson.

Fakta menunjukkan bahwa kadar internal BBP dan metabolit utamanya yang terdeteksi dalam cacing tersebut sebanding dengan kadar yang ditemukan dalam berbagai sampel biologis manusia betina. Hal ini menggarisbawahi relevansi penggunaan C. elegans untuk mempelajari efek reproduksi paparan BBP.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads