.webp)
Skor matematika anak-anak sekolah berusia 15 tahun di dunia dievaluasi dan dinilai melalui Programme for International Student Assessment (PISA). Hasilnya, akan muncul negara dengan skor matematika tertinggi dan yang terendah. Lantas bagaimana dengan Indonesia?
PISA adalah program yang dinaungi oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Tujuan PISA yakni menilai sejauh mana siswa di negara OECD dan negara mitra telah memperoleh kemahiran yang tepat dalam aspek membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan.
PISA telah dilakukan sejak 2000-2001 dan terakhir kali pada 2022. Pada penilaian terakhir PISA 2022, sebanyak 690.000 anak-anak sekolah dari 81 negara dilibatkan untuk evaluasi dan penilaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan siswa ini berdasarkan standar hasil tes yang dilakukan secara acak. Nantinya, siswa yang sesuai standar akan masuk dalam kategori populasi PISA untuk kemudian dievaluasi dan dinilai.
Meski belum mewakili keseluruhan kemampuan siswa secara nasional di setiap negara, skor PISA telah dijadikan acuan oleh beberapa negara untuk mengevaluasi sistem pendidikan di negara mereka.
Lantas bagaimana hasilnya untuk skor matematika?
Menariknya, dari top enam terbaik, tidak ada negara Eropa. Skor matematika PISA 2022 tertinggi datang dari negara-negara di Asia.
Singapura menjadi yang terbaik, disusul negara kecil Makau dan Chinese Taipei alias Taiwan. Berikut untuk daftar lengkapnya.
Daftar 6 Negara dengan Skor Matematika PISA 2022 Tertinggi di Dunia
1. Singapura
Skor matematika: 575
2. Makau
Skor matematika: 552
3. Chinese Taipei/Taiwan
Skor matematika: 547
4. Hong Kong
Skor matematika: 540
5. Jepang
Skor matematika: 536
6. Korea Selatan
Skor matematika: 527
Bagaimana dengan Indonesia?
Dari 81 negara, Indonesia berada di posisi ke-69 atau 12 terbawah. Indonesia hanya memiliki skor matematika PISA 2022 yakni 388.
Skor matematika Indonesia masih kalah dibanding negara-negara ASEAN lain. Thailand di peringkat 57 dengan skor 394, Malaysia di peringkat 53 dengan 409, dan Brunei Darussalam di peringkat 40 dengan 442.
Menurut laporan PISA, 18% siswa di Indonesia mencapai setidaknya tingkat kemahiran 2 dalam matematika, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata negara-negara OECD (rata-rata OECD: 69%).
Minimal, siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana situasi sederhana dapat direpresentasikan secara matematis (misalnya membandingkan total jarak di dua rute alternatif, atau mengkonversi harga ke dalam mata uang yang berbeda).
Namun, hampir tidak ada siswa di Indonesia yang berprestasi terbaik dalam matematika, artinya mereka mencapai Level 5 atau 6 dalam tes matematika PISA (rata-rata OECD: 9%).
Di sisi lain, pada 2022, ada sekitar 25% siswa di Indonesia yang melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengerjakan dengan baik di sebagian besar atau seluruh pelajaran (rata-rata OECD adalah 23%).
Kemudian, sebanyak 27% perhatiannya teralihkan oleh siswa lain yang menggunakan perangkat digital (rata-rata OECD yakni 25%). Rata-rata di negara-negara lain, siswa cenderung tidak mengalami gangguan saat menggunakan perangkat digital ketika penggunaan telepon seluler di lingkungan sekolah dilarang.
(faz/nwk)
