- Apa Itu Sampah Anorganik?
- Ciri-Ciri Sampah Anorganik
- Contoh Sampah Anorganik 1. Botol Plastik 2. Kantong Plastik 3. Botol Kaca 4. Kaleng Minuman 5. Baterai Bekas 6. Pipa PVC 7. Kemasan Styrofoam 8. Perangkat Elektronik yang Telah Rusak 9. Kain Sintetis 10. Kotak Makanan Sekali Pakai
- Dampak Sampah Anorganik Dampak Terhadap Kesehatan 1. Penurunan Kualitas Kesehatan 2. Gangguan Pernapasan dan Kanker 3. Gangguan Hormon dan Reproduksi Dampak Terhadap Lingkungan 1. Pencemaran Tanah 2. Pencemaran Air 3. Pencemaran Udara Dampak Sosial dan Ekonomi 1. Penurunan Kualitas Hidup 2. Kerugian Ekonomi
- Cara Mengelola Sampah Anorganik 1. Sanitary Landfill 2. Insinerasi (Pembakaran Sampah) 3. Daur Ulang 4. Pengolahan Fisik dan Kimia 5. Bioremediasi 6. Upcycling
Sampah merupakan salah satu isu utama yang dihadapi oleh masyarakat modern. Berdasarkan sumbernya, sampah terbagi menjadi dua: sampah organik dan sampah anorganik.
Di antara keduanya, sampah anorganik sering kali menjadi perhatian karena sulit terurai secara alami dan dapat mencemari lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
Artikel ini akan membahas terkait contoh sampah anorganik dan dampaknya terhadap lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Sampah Anorganik?
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik itu dari aktivitas domestik (rumah tangga) maupun industri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah "anorganik" merujuk pada benda-benda selain manusia, tumbuhan, dan hewan serta mencakup elemen tidak hidup seperti air, gas, asam, dan mineral kecuali karbon.
Menurut Yudianto dan rekan-rekannya dalam buku Pengelolaan Sampah: Pengabdian Pendamping di Kota Metro, sampah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengelolaan non-hayati.
Adapun, Gina Cynthia R Hasibuan dan Nisaul Fadilah Dalimunthe dalam artikel Penyuluhan Mengenai Pentingnya Pemilahan Sampah
Organik dan Non-Organik ke Anak-anak SD Muhammadiyah 02 Medan menyatakan bahwa, sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit terurai oleh bakteri.
Ciri-Ciri Sampah Anorganik
Berdasarkan laman universale.co.id, berikut perbedaan karakteristik limbah anorganik dengan limbah lainnya:
β’ Tidak mudah terurai oleh organisme
β’ Proses penguraiannya membutuhkan waktu yang lama
β’ Mudah didaur ulang
β’ Mengandung zat-zat berbahaya
β’ Tidak mengandung unsur karbon (C)
β’ Memiliki rantai kimia yang panjang dan kompleks
β’ Memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan
Contoh Sampah Anorganik
1. Botol Plastik
Botol plastik bekas minuman sering kali dibuang setelah digunakan, padahal dapat didaur ulang menjadi barang baru.
2. Kantong Plastik
Kantong plastik yang digunakan untuk belanja dapat mencemari lingkungan jika tidak dibuang dengan benar. Karena membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.
3. Botol Kaca
Seperti botol plastik, botol kaca yang dibuang sembarangan akan mejadi sampah anorganik karena sulit untuk terurai.
4. Kaleng Minuman
Kaleng minuman yang telah digunakan akan sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga memerlukan waktu yang lama untuk hancur. Selain itu, meskipun dapat didaur ulang kaleng minuman yang berakhir di pembuangan sampah dapat mencemari tanah dan air.
5. Baterai Bekas
Baterai yang sudah tidak terpakai mengandung bahan kimia berbahaya dan harus dibuang secara aman agar tidak mencemari tanah dan air.
6. Pipa PVC
Pipa PVC yang tidak terpakai dari proyek konstruksi dapat menjadi limbah yang sulit diolah, sehingga perlu pengelolaan yang tepat.
7. Kemasan Styrofoam
Meskipun kemasan styrofoam ringan dan praktis tetap saja sampah ini sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan.
8. Perangkat Elektronik yang Telah Rusak
Perangkat elektronik seperti ponsel atau komputer yang sudah tidak berfungsi mengandung logam berat dan harus dikelola dengan cara yang aman.
9. Kain Sintetis
Pakaian atau barang tekstil dari serat sintetis sering kali berakhir di tempat pembuangan dan tidak terurai dengan baik.
10. Kotak Makanan Sekali Pakai
Kotak makanan dari plastik atau karton yang digunakan untuk pengiriman makanan dapat menyebabkan penumpukan sampah jika tidak didaur ulang dengan baik.
Dampak Sampah Anorganik
Sampah anorganik memiliki dampak yang serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Dampak Terhadap Kesehatan
1. Penurunan Kualitas Kesehatan
Pengelolaan sampah yang buruk dapat menjadi sarang penyakit. Sampah yang terkontaminasi dapat menyebarkan penyakit seperti diare, kolera, dan tifus melalui pencemaran air minum. Selain itu, penumpukan sampah dapat meningkatkan risiko penyakit demam berdarah dan infeksi jamur (kulit) serta penyakit yang ditularkan melalui rantai makanan.
2. Gangguan Pernapasan dan Kanker
Pembakaran limbah anorganik, terutama plastik dapat melepaskan polutan berbahaya seperti dioksin dan partikel halus yang dapat mengganggu pernapasan. selain itu berpotensi menyebabkan penyakit paru-paru kronis dan kanker.
3. Gangguan Hormon dan Reproduksi
Bahan kimia berbahaya dari limbah anorganik, seperti BPA dan ftalat dapat mengganggu sistem hormonal. Mengakibatkan masalah reproduksi dan meningkatkan risiko kanker.
Dampak Terhadap Lingkungan
1. Pencemaran Tanah
Limbah anorganik, seperti plastik dan logam dapat mencemari tanah karena mengandung zat berbahaya. Hal ini mengakibatkan struktur tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman.
2. Pencemaran Air
Limbah yang dibuang ke sungai dan laut dapat menyebabkan pencemaran air karena mengancam kehidupan laut. Selain itu juga menghasilkan mikroplastik yang dapat masuk ke rantai makanan manusia.
3. Pencemaran Udara
Pembakaran limbah dapat menghasilkan polutan berbahaya yang berkontribusi pada pencemaran udara dan masalah lingkungan yang lebih besar. Pencemaran ini mencakup hujan asam dan pemanasan global.
Dampak Sosial dan Ekonomi
1. Penurunan Kualitas Hidup
Lingkungan yang dipenuhi sampah dapat menurunkan kenyamanan dan kesehatan masyarakat bahkan meningkatkan biaya kesehatan.
2. Kerugian Ekonomi
Pencemaran dan penumpukan sampah dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan menurunkan kualitas infrastruktur, seperti saluran drainase dan jalan.
Cara Mengelola Sampah Anorganik
Pengelolaan limbah anorganik merupakan tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan ,lingkungan karena limbah ini sulit terurai secara alami. Berikut beberapa cara pengolahan yang dapat diterapkan menurut informasi dari laman Dana Mitra Lingkungan:
1. Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah menguburkan limbah di dalam tanah dengan cara yang terkontrol, seperti melapisi tanah dengan pelindung guna mencegah pencemaran.
Lapisan ini biasanya terdiri dari tanah liat atau plastik khusus yang kedap air, sehingga cairan beracun dari sampah tidak meresap ke dalam tanah. Meskipun terlihat sederhana dan praktis, cara ini terdapat tantangan berupa terbatasnya lahan dan produksi gas metana yang dapat berkontribusi pada perubahan iklim.
2. Insinerasi (Pembakaran Sampah)
Insinerasi adalah pembakaran limbah pada suhu tinggi untuk mengurangi volume dan panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi. Meskipun begitu gas yang dihasilkan dapat mengandung polutan yang berbahaya. Karena inilah cara ini dilengkapi dengan teknologi yang dapat mengontrol emisi sehingga mengurangi dampak pencemaran.
3. Daur Ulang
Daur ulang adalah cara yang ramah lingkungan karena mengubah limbah anorganik menjadi bahan baku baru. Proses ini mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru dan emisi gas rumah kaca.
4. Pengolahan Fisik dan Kimia
Cara ini dilakukan dengan mengubah sifat limbah anorganik agar lebih aman. Pengolahan fisik mencakup pemadatan dan penyaringan. Sementara pengolahan kimia melibatkan netralisasi bahan berbahaya.
5. Bioremediasi
Teknik ini menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan atau menetralkan zat berbahaya dalam limbah. Meskipun lebih umum pada limbah organik, bioremediasi juga dapat mengatasi beberapa limbah anorganik. Keberhasilan cara ini bergantung pada kondisi lingkungan yang sesuai.
6. Upcycling
Upcycling adalah proses kreatif yang dapat mengubah limbah anorganik menjadi produk baru dengan nilai yang lebih tinggi. Misalnya mengubah botol plastik menjadi pot tanaman. Cara ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mendorong inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan limbah.
(pal/pal)