- Pengertian Sudut Pandang
- Jenis-Jenis Sudut Pandang 1. Sudut Pandang Persona ketiga Persona Ketiga Mahatahu Persona Ketiga Terbatas 2. Sudut Pandang Orang Pertama \ \ 3. Sudut Pandang Persona Kedua 4. Sudut Pandang Campuran
- Contoh-Contoh Sudut Pandang 1. Sudut Pandang Orang Ketiga Dia Mahatahu 2. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas 3. Sudut Pandang Orang Pertama 4. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Sudut pandang merupakan unsur intrinsik yang penting dalam sebuah cerita. Unsur ini penting supaya pembaca dapat memahami alur dan karakter cerita dengan baik.
Melalui sudut pandang atau point of view, penulis dapat membuat pembaca melihat detail tertentu dan merasakan emosi yang ada dalam cerita.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait sudut pandang, simak artikel di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Sudut Pandang
- MH Abrams dalam A Glossary of Literary Terms, sudut pandang adalah hal menandakan cara sebuah cerita diceritakan atau cara-cara yang ditetapkan oleh seorang pengarang yang dengannya pembaca disajikan dengan karakter, dialog, tindakan, latar, dan peristiwa yang membentuk narasi dalam sebuah karya fiksi.
- Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi, sudut pandang adalah teknik, strategi, atau siasat yang sengaja digunakan oleh pengarang untuk mengutarakan gagasan cerita.
Jenis-Jenis Sudut Pandang
Menurut jurnal Sudut Pandang Sebagai Unsur Fiksi Karya Sastra karya Julfahnur, sudut pandang dalam cerita terbagi menjadi empat, berikut penjelasannya:
1. Sudut Pandang Persona ketiga
Sudut pandang persona ketiga adalah cara penulis menceritakan cerita mereka menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti ia, dia, atau menyebut nama tokoh. Dalam sudut pandang ini, pengarang berperan sebagai pengamat yang menggambarkan peristiwa dan karakter dari luar. Sudut pandang persona ketiga terbagi menjadi dua, persona ketiga mahatahu dan persona ketiga terbatas.
Persona Ketiga Mahatahu
Dalam sudut pandang ini penulis mengetahui semua hal tentang tokoh, termasuk perasaan dan pikiran. Sehingga pembaca dapat mengetahui segala peristiwa dari sudut pandang ini.
Persona Ketiga Terbatas
Dalam sudut pandang ini hanya memberikan informasi tentang satu tokoh saja. Pembaca hanya tahu apa yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh tokoh tersebut.
2. Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama adalah cara seorang pengarang menceritakan cerita dengan menampilkan tokoh cerita dengan pronomina persona pertama. Sudut pandang persona pertama terbagi menjadi dua, yaitu "Aku" sebagai tokoh utama dan "Aku" sebagai tokoh tambahan.
"Aku" Sebagai Tokoh Utama
Dalam sudut pandang ini penulis menceritakan cerita dari sudut pandang tokoh utama. Semua peristiwa dalam cerita berfokus pada pengalaman dan pandangan "Aku".
"Aku" sebagai tokoh tambahan
Dalam sudut pandang ini tokoh "Aku" bukan tokoh utama, tetapi hadir sebagai pengamat yang menceritakan kisah tokoh utama dari sudut pandangnya.
3. Sudut Pandang Persona Kedua
Sudut pandang persona kedua meskipun jarang digunakan, tetapi mengajak pembaca seolah mereka bagian dari cerita. Misalnya, dalam beberapa cerita seperti mengajak pembaca untuk berbicara secara langsung dengan tokoh dengan menggunakan pronomina "Kau".
4. Sudut Pandang Campuran
Dalam sudut pandang ini pengarang menggabungkan beberapa sudut pandang dalam satu cerita. Misalnya, dalam sebuah cerita menggunakan sudut pandang persona ketiga mahatahu dan sudut pandang persona pertama.
Contoh-Contoh Sudut Pandang
1. Sudut Pandang Orang Ketiga Dia Mahatahu
Mata Zamzani berbinar-binar. Ia pergi sebentar, lalu kembali membawa kertas kado dan menyampulinya di depan pedagang kaki lima itu. Kemudian, ia meminta diajari cara menulis ucapan di halaman muka itu. Setelah berunding cukup lama, ia menemukan kalimat yang ingin ditulisnya. Ia mengukirnya dengan pena, kata demi kata. Sementara itu, Enong hilir mudik di beranda menunggu ayahnya kembali dari Tanjong Pandan. Seharian ia tak enak makan karena pikirannya tak dapat lepas dari Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata itu.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas
Ia menghantamkan cangkul beratus-ratus kali pada lumpur yang pekat dan membakar semangatnya sendiri dengan menggumam sacrifice, honesty, freedom! Lalu, ia terkejut melihat serpih tanah berwarna hitam. Digenggamnya tanah itu. Air dan pasir meleleh di sela jemarinya, namun tak diikuti bulir-bulir hitam di cekung telapaknya.
Ia terbelakak karena menyadari hukum kimia yang sangat sederhana, yaitu air tak dapat membawa bulir-bulir legam itu lantaran berberat jenis lebih dari pasir. Diraupnya lagi segenggam tanah, dibiarkannya air dan pasir meleleh di sela jemarinya, diangkatnya tinggi-tingi hingga berjatuhan di wajahnya. Ia gemetar melihat sisa lapisan di telapaknya: bulir yang legam, bernas, berkilau-kilau, dan berberat jenis lebih dari pasir. Maka benda itu, tak lain tak bukan, adalah timah!
3. Sudut Pandang Orang Pertama
Berulang kali kusesali mengapa Ayah musti berada di tengah pilihan yang runyam ini. Mengapa apa ia yang tak pernah mengatakan tidak padaku, mengatakan tidak untuk sesuatu yang paling kuinginkan. Sungguh jiwaku tak kuat jika harus memusuhi ayahku sendiri, namun kemungkinan lain yang tak dapat kutangguhkan adalah jika harus kehilangan perempuan Tionghoa itu. Ia bak sendi pada buku-buku jemariku. Ia bak arus dalam sungaiku. Aku tak sanggup, tak sanggup.
4. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Dan jika benar benar ada seekor ular di kepalanya, apa yang akan terjadi padanya esok pagi? Mula mula binatang itu akan mengunyah ngunyah otaknya sehingga esok pagi "Ia mencoba tidak percaya pada apa yang terjadi di dalam batok kepalanya. Dan sesungguhnya ia memang tidak berani mempercayai bahwa di dalam kepalanya ada seekor ular.
(pal/pal)