Kata 'mengapa' dan 'kenapa' sama-sama ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek. Apa perbedaannya dan kapan penggunaannya yang tepat?
Antara 'kenapa' dan 'mengapa', kata yang baku adalah 'mengapa'. Kata 'kenapa' adalah bentuk tidak baku dari dari kata 'mengapa'.
Kata 'kenapa' di KBBI diberi label 'pron' dan 'cak', yang secara berurutan merujuk pada pronomina dan cakapan. Label pronomina di KBBI adalah kelas kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, dan kata tanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan label cakapan di KBBI adalah kata dalam ragam tidak baku. Ragam bahasa cakapan merupakan bagian dari ragam lisan, seperti dijelaskan dalam Petunjuk Pemakaian KBBI Edisi Kelima.
Pemakaian 'Kenapa' dan 'Mengapa'
Baik kata 'mengapa' maupun 'kenapa' dapat dipakai dalam berbahasa Indonesia. Sebagai kata baku, kata 'mengapa' tidak dapat dipakai untuk segala keperluan. Kata baku seperti kata 'mengapa' dapat dipakai untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Selain keempat kondisi di atas, kata yang dipakai adalah bentuk tidak bakunya, yang dalam hal ini berarti kata 'kenapa'. Kata tak baku ini merupakan bagian kekayaan bahasa Indonesia sehingga tidak ditinggalkan dalam penggunaan sehari-hari.
Kendati banyak dipakai dalam ragam media pembicaraan lisan yang bersifat akrab atau informal, kata tidak baku seperti 'kenapa' juga bisa dipakai dalam ragam tulis. Contohnya seperti dalam surat-menyurat pribadi, yang merupakan bentuk komunikasi akrab.
Nah, itulah penjelasan soal mana yang baku antara kata 'kenapa' dan 'mengapa' serta perbedaan penggunaan kedua kata tersebut. Semoga bermanfaat, ya.
(twu/nwy)