Selama ini singa yang dijuluki sebagai raja hutan dan dianggap sebagai predator paling mematikan dan ditakuti oleh seluruh spesies hewan. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan di Afrika mengungkapkan bahwa terdapat 'predator' lain yang lebih ditakuti daripada singa.
Dalam studi yang terbit di Current Biology Volume 33, Issue 21, 6 November 2023, para peneliti mengungkapkan predator di sabana Afrika yang paling ditakuti hewan-hewan lain. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan rekaman satwa liar yang dianggap predator dan manusia, kemudian diperdengarkan ke hewan-hewan untuk dilihat responsnya.
Hasil studi menunjukkan bahwa suara singa bukan yang paling ditakuti oleh hewan-hewan di sabana. Lantas suara predator apa yang paling ditakuti?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara Singa Bukan yang Paling Ditakuti di Afrika
Ahli biologi konservasi dari Universitas Western di Kanada, Michael Clinchy dan timnya berhasil mengumpulkan sekitar 10.000 rekaman satwa liar di kawasan lindung sabana Afrika. Rekaman ini memuat suara dari berbagai predator mematikan, termasuk singa.
Para peneliti kemudian menaruh rekaman tersebut di sekitar lubang air di Taman Nasional Kruger Raya, Afrika Selatan, untuk melihat suara predator mana yang paling ditakuti oleh hewan di alam liar berdasarkan respons yang direkam melalui rekaman video.
Menariknya, singa yang selama ini dinilai sebagai predator paling mematikan ternyata tidak begitu ditakuti di alam liar.
"Singa adalah predator darat pemburu kelompok terbesar di planet ini, dan karenanya seharusnya menjadi yang paling menakutkan," kata Clinchy dalam Science Alert, dikutip Selasa (5/11/2024).
Suara Predator yang Paling Ditakuti
Dalam penelitian ini, para peneliti juga memasukkan rekaman manusia untuk mengecek respons para hewan liar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 95 persen spesies yang diamati menunjukkan reaksi ketakutan yang jauh lebih kuat saat mendengar suara manusia, dibandingkan dengan suara predator lainnya.
Dalam hal ini, para peneliti menggunakan rekaman percakapan manusia dalam bahasa lokal, termasuk bahasa Tsonga, Sotho Utara, Inggris, dan Afrikaans, serta suara perburuan manusia. Namun, suara manusia ini lebih ditakuti oleh hewan di alam liar dibandingkan dengan geraman dan raungan singa.
"Ketakutan terhadap manusia sudah mengakar dan menyebar luas. Ada anggapan bahwa hewan akan terbiasa dengan manusia jika tidak diburu. Namun, kami telah menunjukkan bahwa itu tidak benar," ujar Clinchy.
Kendati demikian, beberapa hewan seperti gajah cenderung merasa takut saat mendengar suara singa dibandingkan dengan suara manusia.
"Suatu malam, rekaman singa tersebut membuat gajah tersebut begitu marah hingga ia menyerang dan menghancurkan semuanya," kata salah satu peneliti dalam studi, Liana Y. Zanette.
Namun, secara garis besar, hampir seluruh spesies yang diamati lebih mungkin meninggalkan lokasi saat mendengar suara manusia dibandingkan dengan suara singa, macan tutul, hyena, dan masih banyak lagi.
Manusia Terbukti Bisa Mengancam Hewan Liar
Penelitian ini membuktikan bahwa manusia adalah 'predator' yang paling ditakuti di kalangan spesies lain. Dalam pandangan hewan liar, manusia dianggap sebagai ancaman besar, bahkan lebih berbahaya daripada singa yang selama ini dikenal sebagai predator utama di Afrika.
Lebih lanjut, penelitian ini mungkin akan digunakan untuk menjaga spesies yang hampir punah, seperti badak putih dengan cara menampilkan percakapan manusia di alam liar.
"Menurut saya, ketakutan yang meluas di kalangan komunitas mamalia sabana ini merupakan bukti nyata dampak lingkungan yang disebabkan oleh manusia," papar Zanette.
"Tidak hanya melalui hilangnya habitat, perubahan iklim, dan kepunahan spesies yang semuanya merupakan hal penting. Namun, kehadiran kita di lanskap itu saja sudah cukup menjadi sinyal bahaya sehingga mereka merespons dengan sangat kuat. Mereka sangat takut pada manusia, jauh lebih takut daripada predator lainnya," tambahnya.
(faz/faz)