Sejarah Akademi Militer, Pencetak Perwira TNI AD di Lembah Tidar Magelang

ADVERTISEMENT

Sejarah Akademi Militer, Pencetak Perwira TNI AD di Lembah Tidar Magelang

Hani Muthmainnah - detikEdu
Jumat, 25 Okt 2024 08:30 WIB
Akademi Militer atau Akmil di Magelang
Akademi Militer Magelang tempat pembekalan menteri Kabinet Merah Putih Foto: Dok. YouTube penhumasakmil
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan jajaran menteri, wakil menteri, pejabat setara menteri hingga kepala badan Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Magelang.

Mereka akan mengikuti "retret" pembekalan selama 3 hari, Jumat (25/10) hingga Minggu (27/10). Menurut rencana, para menteri akan tidur di tenda. Seragam khusus juga disediakan bagi para peserta yang hadir.

Dalam sidang kabinet perdana di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2024), Prabowo mengungkapkan Magelang punya nilai historis sehingga dipilih menjadi lokasi pembekalan kepada menteri kabinet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akademi Militer atau yang disingkat dengan Akmil adalah lembaga pendidikan khusus yang mencetak calon perwira TNI Angkatan Darat. Akademi ini terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

ADVERTISEMENT

Akmil beroperasi di bawah naungan TNI Angkatan Darat dan dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Akademi Militer. Dengan kurikulum yang komprehensif, Akademi militer tidak hanya berfokus pada keterampilan militer, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kepemimpinan.


Sejarah Akademi Militer

Dikutip dari laman resminya, sejarah Akademi Militer (Akmil) berawal dari pendirian Militaire Academie (MA) di Yogyakarta pada 31 Oktober 1945 atas perintah Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo. Setelah meluluskan dua angkatan, MA ditutup sementara pada tahun 1950. Karena penutupan tersebut angkatan ketiga taruna menyelesaikan pendidikan di KMA Breda, Belanda.

Selama periode ini, berbagai Sekolah Perwira darurat didirikan di lokasi lain seperti Malang, Mojoagung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, dan Prapat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD.

Pada 1 Januari 1951 didirikan Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGI AD) di Bandung. Kemudian pada 23 September 1956 berubah menjadi Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Selain itu di Bandung juga dibangun Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) pada 13 Januari 1951. Karena banyaknya sekolah perwira, gagasan untuk mendirikan Akademi Militer pertama kali diusulkan oleh menteri Pertahanan pada tahun 1952.

Setelah proses yang panjang, pada 11 November 1957 Presiden Soekarno meresmikan Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang sebagai kelanjutan dari MA Yogyakarta. Taruna yang masuk pada tahun tersebut dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.

Pada tahun 1961, AMN Magelang digabungkan dengan ATEKAD menjadi Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Mengingat masing-masing angkatan (AD, AU, AL, dan Polri) memiliki akademi sendiri maka pada 16 Desember 1965 seluruh akademi angkatan digabungkan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Barulah pada 29 Januari 1967, AKABRI di Magelang menjadi Akabri Darat yang terdiri dari Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat. Dalam reorganisasi di lingkungan ABRI pada 14 Juni 1984, Akabri Bagian Darat resmi menjadi Akmil.

Setelah pemisahan Polri pada 1 April 1999 dan perubahan ABRI menjadi TNI. Akademi Kepolisian terpisah menjadi AKABRI dan Akademi TNI terdiri dari Akmil, AAL,dan AAU.

Bagaimana Sistem Pendidikan di Akademi Militer?

Berdasarkan laman resmi Akademi Militer (Akmil), pendidikan di akademi ini berlangsung selama empat tahun dan dirancang untuk membentuk calon Perwira TNI Angkatan Darat yang profesional.

Proses pendidikan dimulai dengan Pendidikan Dasar Integratif selama tiga bulan. Kemudian diikuti oleh Pendidikan Chandradimuka yang berlangsung selama sembilan bulan bersama Taruna Angkatan Laut (AAL) dan Angkatan Udara (AAU). Setelah menyelesaikan pendidikan pada tahap tersebut, para Taruna dan Taruni kembali ke Akmil untuk melanjutkan pendidikan mereka.


β€’ Sistem Reward dan Punishment

Akmil menerapkan sistem reward dan punishment yang objektif. Taruna yang menunjukkan prestasi akan mendapatkan penghargaan.
Sementara bagi yang melanggar norma dan aturan akan dikenakan sanksi yang tegas. Hal ini bertujuan untuk menjaga kedisiplinan dan meningkatkan kinerja selama masa pendidikan.

Selama pendidikan, para taruna akan mendapatkan pelatihan fisik dan materi yang diperlukan sebagai bekal untuk menjadi prajurit TNI yang tangguh dan memegang Sapta Marga.

β€’ Pangkat Selama Pendidikan

Selama empat tahun pendidikan para Taruna dan taruni akan mendapatkan pangkat sesuai dengan jenjangnya:

  1. Tahun Pertama : Prajurit Taruna (Pratar) dan Kopral Taruna (Koptar)
  2. Tahun Kedua : Sersan taruna (Sertar) untuk mereka yang menyelesaikan jenjang pertama.
  3. Tahun ketiga : Sersan Mayor Dua Taruna (Sermadatar).
  4. Tahun Keempat : Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar).

β€’ Kurikulum Pendidikan

Kurikulum di Akmil mencakup berbagai mata pelajaran utama yang relevan dengan tugas militer. Hal ini mencakup strategi pertahanan, manuver militer, dan kebijakan nasional.

Pelatihan militer yang ketat menjadi fokus utama dengan latihan lapangan dan simulasi pertempuran sebagai bagian dari proses pembelajaran. Selain itu, keterampilan kepemimpinan juga ditekankan melalui pelatihan yang mencakup pengelolaan sumber daya dan kemampuan komunikasi yang efektif.

Ada Berapa Jurusan di Akademi Militer?

Akmil tidak hanya menawarkan pelajaran tentang pertahanan dan keamanan negara. Disini para taruna dan taruni memiliki kesempatan belajar ilmu manajemen dan administrasi. Berikut adalah jurusan-jurusan yang tersedia di Akmil:

1. Teknik Sipil Pertahanan

Jurusan ini berfokus pada perencanaan, pembangunan, dan renovasi berbagai aspek yang berkaitan dengan lingkungan militer.

2. Teknik Mesin Pertahanan

Jurusan ini cocok bagi yang tertarik dengan fisika. Teknik Mesin Pertahanan mempelajari prinsip-prinsip fisika dan penerapannya dalam desain, analisis, manufaktur, dan pemeliharaan mesin militer.

3. Manajemen Pertahanan

Di sini, para taruna dan taruni akan mempelajari kebijakan terkait tata kelola pertahanan dan keamanan negara. Selain itu juga berperan sebagai analis, akademisi, dan praktisi di bidang pertahanan.

4. Administrasi Pertahanan

Jurusan Administrasi Pertahanan akan mempelajari tentang pengembangan ilmu administrasi dalam konteks pertahanan, yang dapat diterapkan saat mengabdi kepada masyarakat.

5. Teknik Elektronika Pertahanan

Jurusan Teknik Elektronika Pertahanan mempelajari dasar-dasar elektronik. Sehingga dapat mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak. Lulusan jurusan ini memiliki peluang karier sebagai perwira elektronika.

Pangkat Lulusan Akademi Militer

Lulusan Akmil diangkat menjadi Perwira TNI AD dengan pangkat Letnan Dua (Letda), sesuai dengan korps atau kecabangan masing-masing.

Mereka memiliki kemampuan dasar untuk menjalankan jabatan golongan VIII yang setara dengan posisi komandan peleton.
Selain itu, lulusan Akmil mendapatkan kualifikasi akademis Diploma IV yang setara dengan Sarjana Strata-1. Gelar yang didapat adalah gelar Sarjana Terapan Pertahanan (S. Tr. Han).




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads