Disinggung di Pidato Prabowo, Kenapa Burung Unta Masukkan Kepala ke Tanah?

ADVERTISEMENT

Disinggung di Pidato Prabowo, Kenapa Burung Unta Masukkan Kepala ke Tanah?

Hani Muthmainnah - detikEdu
Selasa, 22 Okt 2024 20:20 WIB
Burung unta benamkan kepala ke tanah
Foto: Tangkapan layar BBC Science Focus
Jakarta -

Pidato Presiden Prabowo menyinggung idiom soal burung unta yang memasukkan kepala ke tanah. Secara ilmiah, apa yang menyebabkan burung unta memasukkan kepala ke tanah ya?

"Saudara-saudara sekalian, kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak, ia memasukkan kepalanya dalam tanah," kata Prabowo dari podium pidato di arena pelantikan, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Minggu (20/10/2024) seperti dilansir dari detikNews, menyebut soal perilaku burung unta.

Benarkah burung unta punya perilaku membenamkan kepala ke tanah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idiom dari Romawi Kuno

"Hiding their head in the sand, like an ostrich" atau membenamkan kepala ke tanah seperti burung unta, ternyata adalah sebuah idiom dalam bahasa Inggris. Artinya, orang yang dengan bodohnya mengabaikan atau menghindari masalah mereka, sambil berharap masalah itu akan hilang secara ajaib, demikian dilansir dari ABC Science.

Bila dirunut lagi, idiom bahasa Inggris ini berasal dari era Romawi kuno. Bermula dari pemikir Romawi kuno yang hebat, Pliny the Elder (23-79 M). Nama aslinya adalah Gaius Plinius Secundus.

ADVERTISEMENT

Pliny adalah seorang pria yang sangat ingin tahu tentang dunia di sekitarnya. Keponakannya, Pliny the Younger, menulis tentang Pliny the Elder yang sangat gemar belajar. Saking gemarnya belajar, sampai-sampai jeda belajarnya hanya kegiatan untuk mandi saja.

"Ia mulai bekerja jauh sebelum fajar menyingsing. Ia tidak membaca apa pun tanpa membuat kutipan; ia bahkan biasa mengatakan bahwa tidak ada buku yang seburuk itu yang tidak memuat sesuatu yang berharga. Di pedesaan, hanya saat ia benar-benar mandilah yang dikecualikan dari belajar. Saat bepergian, seolah-olah terbebas dari segala kekhawatiran lainnya, ia mengabdikan dirinya untuk belajar saja. Singkatnya, ia menganggap semua waktu yang tidak digunakan untuk belajar terbuang sia-sia," tulis Pliny the Younger.

Pada tahun 79 M ketika Gunung Vesuvius meletus dan mengubur Kota Pompeii, banyak orang melarikan diri karena kondisi yang berbahaya itu. Tetapi Pliny melawan arus, justru masuk ke zona berbahaya untuk mempelajari fenomena tersebut dan membantu para penyintas yang akhirnya mengorbankan nyawanya. Untuk menghormatinya, ketika terdapat letusan gunung berapi yang sangat dahsyat, seperti Krakatau letusannya disebut dengan "ultra-plinian."

Sebelum wafat, Pliny hampir menyelesaikan salah satu ensiklopedia paling awal, yaitu "Natural History" yang terdiri dari 37 buku dan berusaha merangkum semua pengetahuan yang diketahui oleh orang Romawi. Dalam bukunya ia menyebutkan bahwa karya tersebut mencakup sekitar 20.000 topik yang didapat dari 2.000 buku karya 100 penulis. Pliny juga dikenal sebagai salah satu penulis pertama yang mengakui sumber yang ia kutip dan menciptakan daftar isi. "Natural History" menjadi sumber pengetahuan penting bagi dunia Barat selama Abad Kegelapan.

Dalam buku ke-10, Bab I Pliny menyatakan, "..... mereka membayangkan bahwa ketika memasukkan kepala dan leher mereka ke dalam semak-semak, seluruh tubuh mereka akan tersembunyi." Dari sinilah banyak sejarawan yang beranggapan bahwa kalimat ini menjadi asal mula mitos tentang burung unta yang mengubur kepalanya dalam pasir.

Karakter Burung Unta

Dilansir dari ABC Science, burung unta (Struthio sp) yang kini hanya ditemukan di beberapa wilayah Afrika merupakan burung terbesar di dunia modern saat ini. Tinggi burung unta bisa mencapai 2,4 meter, dengan berat bisa mencapai 155 kg.

Tendangannya cukup kuat untuk membengkokkan batang baja setebal 1 cm menjadi sudut siku-siku, dan dapat dengan mudah mematahkan kaki manusia. Burung unta menggunakan sayapnya untuk menjaga keseimbangan saat berlari dan menarik lawan jenis.

Burung unta memiliki tiga strategi utama saat diserang. Mereka dapat melarikan diri, menendang, atau mencoba bersembunyi (misalnya, saat merawat telur).

Saat bersembunyi, mereka terkadang akan berbaring di tanah, dengan leher dan kepala yang panjang juga di tanah. Dalam kabut panas yang bertiup dari negara asal mereka, Afrika, mereka hanya terlihat seperti gundukan rumput.

Benarkah Unta Memasukkan Kepalanya ke Tanah?

Meskipun ada kesalahpahaman yang umum, burung unta tidak menancapkan kepalanya di tanah atau pasir, demikian dilansir dari BBC Science Focus dan McGill University.

Pertama, harus dicatat bahwa meskipun burung unta sangat besar, mereka memiliki kepala yang sangat kecil dibandingkan dengan tubuh mereka. Jadi, mungkin mudah untuk melihat mengapa begitu banyak orang percaya bahwa kepala mereka menghilang begitu saja di bawah tanah.

Karena berukuran besar, burung-burung ini tidak membangun sarang seperti unggas lainnya. Sehingga burung unta memilih untuk mengubur telur mereka di dalam lubang di pasir. Mereka secara rutin menggunakan paruhnya untuk memeriksa dan membalik telur mereka agar pemanasan pada telur-telurnya merata. Hal ini mungkin memberi kesan bahwa kepala mereka langsung menancap ke tanah.

Terakhir, ketika menghadapi bahaya, burung unta akan menundukkan kepala mereka ke tanah dalam upaya untuk berbaur dengan lingkungan mereka dan menjadi target yang lebih rendah, sebuah perilaku yang pasti menipu lebih dari satu orang hingga mengira kepala mereka tidak ada di sana sama sekali. Burung unta yang mencoba bersembunyi dari predator dengan cara ini tidak akan bertahan lama, dan juga tidak akan bisa bernapas!




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads