Gunungan Wayang: Fungsi, Jenis, Simbol dan Filosofinya

ADVERTISEMENT

Gunungan Wayang: Fungsi, Jenis, Simbol dan Filosofinya

Bayu Ardi Isnanto - detikEdu
Selasa, 15 Okt 2024 06:30 WIB
wayang kulit banyuwangi
Foto: Ardian Fanani
Jakarta -

Dalam pertunjukan wayang kulit, kita pasti melihat gunungan wayang atau yang disebut sebagai kayon. Gunungan ini terkadang berada di tengah maupun samping.

Gunungan wayang bukan sekadar hiasan, tapi memiliki makna di baliknya. Simak artikel ini untuk mengetahui fungsi gunungan wayang, jenis, serta simbol dan filosofinya.

Fungsi Gunungan Wayang

Dikutip dari situs Pemkab Magelang dan Majalah Mata Budaya No 3/2019 yang diterbitkan Dinas Kebudayaan DIY, gunungan wayang memiliki sejumlah fungsi, antara lain sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Gunungan sebagai abstrak, ikhtisar, atau representasi laku kehidupan di muka bumi yang semuanya menuju ke puncak kuasa atas hidup.
  • Digunakan untuk membuka dan menutup cerita atau lakon wayang, seperti penggunaan layar yang dibuka dan ditutup dalam pertunjukan teater.
  • Sarana bagi dalang untuk menggambarkan bangunan, suasana, dan peristiwa alam raya, seperti seperti angin, samudra, gunung, juga halilintar.
  • Untuk adegan atau laju alur carita menjadi sambung segmentasi lakon dari cabut gunungan sampai tancep kayon.
  • Gunungan dapat dipakai untuk menciptakan efek tertentu, misalnya tokoh yang menghilang atau berubah bentuk.

Jenis Gunungan Wayang

Dijelaskan dalam penelitian berjudul Ragam Hias Gunungan (Kayon) Wayang Kulit Purwa Sebagai Sumber Ide Perancangan Karya Tekstil di situs Universitas Sebelas Maret (UNS), terdapat dua jenis gunungan wayang, yaitu kayon gapuran dan kayon blumbangan.

1. Kayon Gapuran

Kayon gapuran juga disebut kayon lanang (laki-laki). Di dalamnya terdapat ragam hias berbentuk rumah. Sebagai simpingan, kayon gapuran diletakkan di sisi kanan.

ADVERTISEMENT

Kayon gapuran ini diciptakan oleh Pakubuwono II di era Keraton Kartasura. Pada awalnya, gunungan wayang gapuran diciptakan untuk wayang klithik, kemudian dipinjam untuk wayang purwa pada suatu pertunjukan. Namun sampai sekarang tidak dikembalikan dan tetap dipakai untuk pementasan wayang purwa.

2. Kayon Blumbangan

Sedangkan kayon blumbangan juga disebut dengan kayon wadon (perempuan). Di dalam kayon blumbangan terdapat ragam motif kolam berisi air dan ikannya. Sebagai simpingan, kayon blumbangan terletak di sisi kiri. Kayon ini muncul pada zaman Kerajaan Demak, diciptakan oleh Sunan Kalijaga.

Simbol-simbol dan Filosofi Gunungan Wayang

Di dalam gunungan wayang terdapat motif atau simbol-simbol yang memiliki makna filosofis. Setiap dalang mungkin memiliki kayon dengan motif berbeda-beda, tapi pada dasarnya memiliki simbol yang mirip.

Berikut penjelasan umum tentang simbol dan filosofi gunungan wayang yang dikutip dari Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No 2, Desember 2018 karya Aini Loita dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya:

Bagian Bawah

Bagian bawah gunungan wayang atau palemahan tidak menyimbolkan apa pun, biasanya berwujud sebidang kecil memanjang yang berwarna merah. Sering kali tidak ada simbol-tertentu di sini.

Warna merah merupakan simbol dunia manusia. Makna dari bagian ini adalah manusia tanpa makna yang mengejar duniawi, ragawi, tanpa mengembangkan aspek rohaninya.

Bagian Tengah

Di tengah gunungan wayang terdapat banyak simbol. Beberapa dibuat berpasangan dan saling berhadapan. Simbolnya antara lain sebagai berikut:

1. Bangunan Rumah

Terdapat gambar rumah dengan pintu tertutup. Bangunan rumah bermakna perguruan yang mengajarkan ilmu batin. Pintu disimbolkan tertutup. Untuk bisa masuk, maka harus dibukakan dan diizinkan oleh penjaganya. Pintu ini adalah jalan menuju dunia atas atau alam puncak.

2. Dua Raksasa Penjaga

Di samping rumah terdapat dua buto atau raksasa yang sedang duduk berlutut dengan memegang gada. Bentuknya mirip dwarapala candi. Raksasa adalah simbol penjaga tempat keramat. Dia memilih siapa yang boleh dan tidak boleh masuk.

3. Burung Setengah Naga

Juga terdapat dua burung setengah naga yang sayapnya mengembang. Keberadaan burung menggambarkan perbatasan dunia tengah dan atas. Simbol burung berkepala naga juga dimaknai sang murid terpilih telah siap 'terbang' menuju alam puncak.

4. Simbol Blumbangan

Pada jenis kayon blumbangan tidak ditemukan gambar bangunan rumah, melainkan blumbangan atau kolam segi empat. Blumbangan menyimbolkan segara atau laut. Untuk menuju ke puncak, manusia harus melewati perjalanan dan rintangan di lautan atau alam tengah.

Bagian Atas

Pada struktur atas atau puncak terdapat gambar pohon dan binatang kembar yang saling berhadapan.

1. Batang Pohon

Di tengah atas gunungan terdapat gambar batang pohon hayat yang menyimbolkan wilayah sakral dan suci. Kesucian memberi dampak gentar pada manusia.

2. Banaspati

Di tengah batang pohon terdapat gambar kepala buto atau raksasa yang disebut Banaspati. Wajah raksasa yang menakutkan ini juga menyimbolkan penjaga kesakralan.

3. Ular Melilit Pohon

Di pohon terdapat ular yang melilit batangnya dari atas ke bawah. Ini menyimbolkan tangga naik turun manusia dan dunia manusia ke alam spiritual.

4. Harimau dan Banteng

Harimau tampak berhadapan dengan banteng. Ini adalah simbol alam spiritual yang pertama, yaitu alam dewa-dewa yang tinggal di alam bumi.

5. Monyet atau Kera

Terdapat monyet atau kera yang sedang bergelantungan di dahan pohon hayat. Ini menyimbolkan alam kedewaan tempat tinggal dewa-dewa di antara bumi dan langit. Sebab monyet memang terkadang hidup di atas pohon dan kadang di bawah pohon.

6. Ayam Hutan

Terdapat sepasang ayam hutan yang lebih sering hidup di atas pohon daripada di bawah pohon. Ini menyimbolkan tingkat alam spiritual lebih tinggi dari monyet.

7. Burung

Sepasang burung menyimbolkan wilayah spiritual dewa-dewa langit, udara yang bebas, karena burung-burung lebih banyak hidup di udara.

8. Bunga-bunga

Juga terdapat bunga-bunga di bagian dahan-dahan pohon hayat yang teratas. Inilah tingkat alam spiritual meditatif.

Demikian tadi penjelasan mengenai gunungan wayang atau kayon, mulai dari fungsi dalam pementasan wayang, jenis-jenis, serta simbol dan filosofinya.




(bai/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads