Penemuan Permukiman Berusia 5.000 Tahun di Maroko, Begini Pola Hidup Masyarakat Kuno

ADVERTISEMENT

Penemuan Permukiman Berusia 5.000 Tahun di Maroko, Begini Pola Hidup Masyarakat Kuno

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 13 Okt 2024 20:00 WIB
Situs Oued Beht (yang berwarna) di Maroko, tempat permukiman kuno ditemukan
Foto: Toby Wilkinson/Antiquity Publications Ltd via Smithsonian Magazine/Situs Oued Beht (yang berwarna) di Maroko, tempat permukiman kuno ditemukan
Jakarta -

Topik mengenai bagaimana cara orang kuno hidup terus menjadi perhatian menarik bagi para ilmuwan. Terbaru, para arkeolog menemukan bukti adanya permukiman pertanian besar yang berusia 5.000 tahun di Maroko.

Permukiman kuno tersebut berada di situs arkeologi "Oued Beht" yang terletak di luar Lembah Nil, Maroko. Situs ini awalnya ditemukan oleh penjajah Prancis sekitar 100 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah diteliti lagi.

Baru pada tiga dekade terakhir, penelitian dilakukan untuk mengungkap lebih jauh tentang apa saja yang terjadi di situs tersebut pada masa lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama lebih dari 30 tahun, saya meyakini bahwa arkeologi Mediterania telah mengabaikan sesuatu yang penting di wilayah Afrika Utara pada masa prasejarah akhir," kata Cyprian Broodbank, arkeolog dari Universitas Cambridge, yang dikutip dari Smithsonian Magazine.

Sistem Pertanian Kuno yang Mirip dengan Cara Modern

Dalam penemuan ini, arkeolog juga berhasil mengungkap bagaimana masyarakat pada masa itu sudah mengenal teknik pertanian yang menyerupai metode pertanian modern. Masyarakat sudah bisa menggunakan perkakas atau sistem untuk menyimpan makanan.

ADVERTISEMENT

Mereka menemukan berbagai perkakas batu dan pecahan tembikar. Dengan teknik penanggalan karbon, para arkeolog memperkirakan bahwa usia benda-benda di situs Oued Beht berasal dari 3400-2900 SM atau sudah berusia sekitar 5.000 tahun.

Menariknya, arkeolog juga mengetahui apa saja pertanian yang dilakukan oleh masyarakat di situ, pada masa lalu. Hal ini terungkap berkat benih yang ditemukan pada sebuah lubang besar yang dibangun.

"Peradaban tersebut menanam jelai, gandum, kacang polong, pistachio, dan zaitun. Selain itu, sisa-sisa domba, kambing, babi dan sapi menunjukkan ketergantungan mereka pada hewan ternak," tulis mereka.

Ini menandakan bahwa penduduk di permukiman kuno itu sudah memiliki kemampuan bercocok tanam, mengolah biji-bijian, dan bergantung pada hewan ternak.

Bukan Masyarakat Nomaden

Sebelumnya, peneliti percaya bahwa orang-orang yang menghuni wilayah situs Oued Beht adalah masyarakat nomaden. Masyarakat berpindah mengikuti alur penggembalaan hewan ternak dan berburu serta mengumpulkan makanan.

Namun, bukti dari penemuan terbaru menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah tersebut telah menetap dan telah mempraktikkan teknik Neolitikum, seperti bercocok tanam dan beternak.

"Kami sebenarnya menunjukkan bahwa bagian dunia (pada situs) ini sudah sepenuhnya berubah menjadi zaman Neolitikum," ujar Broodbank.

Berdasarkan penemuan baru, peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat di Oued Beht adalah pemukiman pertanian skala besar dan kira-kira seukuran Troy awal Zaman Perunggu. Orang-orang yang tinggal di daerah tersebut kemungkinan besar berasal dari berbagai latar belakang genetik, dan tempat-tempat seperti Sahara, Semenanjung Iberia, dan Timur Tengah.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads