Siapa yang tidak mengenal akuntansi? Sejak di bangku sekolah, siswa telah diajarkan materi tentang akuntansi. Tetapi, tahukah kamu bagaimana akuntansi pertama kali muncul?
Secara umum, bidang akuntansi modern dipopulerkan pada abad ke-15. Sistem pembukuan entri ganda atau atau double entry bookkeeping yang dikenal saat ini berasal dari penemuan Luca Pacioli pada 1494.
Pacioli adalah orang pertama yang mendokumentasikan metode pembukuan entri ganda dalam bukunya Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita. Pemikirannya tentang debit, kredit, jurnal, dan buku besar masih digunakan sampai saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan penemuannya tersebut, Pacioli kemudian dikenal sebagai bapak akuntansi di dunia.
Baca juga: Pengertian Akuntansi: Tujuan dan Siklus |
Sejarah Akuntansi di Dunia: Awal Mula Kemunculan
Dilansir dari laman babington, sejarah akuntansi dimulai sekitar tahun 7.500 SM, ketika masyarakat Mesopotamia menggunakan benda-benda dari tanah liat sebagai alat untuk menghitung dan mencatat barang.
Pada saat itu, setiap benda mewakili jumlah tertentu dari berbagai jenis komoditas, seperti makanan, pakaian, dan tenaga kerja.
Seiring perkembangan zaman, benda-benda dari tanah liat tersebut digantikan oleh material lain, seperti perkamen dan tulang. Kebutuhan untuk menyimpan catatan kekayaan dan barang pribadi mendorong perubahan dalam alat pencatatan akuntansi.
Kemunculan entitas penguasa, seperti kerajaan dan pemerintah, juga mendorong berkembangnya akuntansi. Para raja menggunakan pencatatan untuk keperluan pemungutan pajak dan perdagangan.
Sejarah Akuntan sebagai Profesi
Selama revolusi industri, kebutuhan akan metode akuntansi yang lebih modern mulai muncul. Berbagai perusahaan besar membutuhkan sistem akuntansi biaya yang dapat menangani sumber keuangan eksternal dan menghitung laba secara akurat.
Kebutuhan ini memicu munculnya profesi akuntan. Konsep akuntan sebagai profesi resmi muncul pada pertengahan abad ke-19 di Skotlandia, ketika para akuntan mengajukan petisi kepada Ratu Victoria untuk mendapatkan Piagam Kerajaan dan pengakuan resmi.
Pada akhir abad ke-19, didirikan Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), sebuah institusi yang menerapkan standar akuntansi melalui ujian formal bagi para akuntan di Inggris dan Wales. Setelah itu, profesi akuntan semakin berkembang dan menyebar ke seluruh dunia.
Sejarah Akuntansi di Indonesia
Masa Kolonial Belanda
Dikutip dari situs resmi PPM School of Management, perkembangan akuntansi di Indonesia dimulai pada masa pendudukan Kolonial Belanda. Pada 1908, didirikan Nederlandsch Indische Accountants Vereeniging (NIAV), dengan tujuan membentuk profesi akuntan di Hindia Belanda.
Sistem pembukuan yang digunakan pada masa kolonial ini mengikuti metode ala Luca Pacioli yang digunakan di Belanda, dengan penggunaan bahasa dan istilah yang mengikuti standar akuntansi Belanda. Pada 1907, sistem pemeriksaan atau auditing diperkenalkan di Hindia Belanda untuk mengontrol pembukuan perusahaan.
Masa Transisi dan Kemerdekaan
Kemudian pada masa pendudukan Jepang, penerapan akuntansi di Indonesia tidak mengalami banyak perubahan. Namun, perkembangan lebih lanjut terjadi setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Pada 1952, pendidikan akuntansi pertama kali dibuka di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Lalu pada 1957, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) didirikan, dan pada 1967, Perhimpunan Akuntan Indonesia didirikan. Organisasi-organisasi ini memainkan peran penting dalam pengembangan standar akuntansi nasional.
Setelahnya, pada 1967, Indonesia menerbitkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing, dan pada tahun 1968, Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri.
Penerapan Standar Akuntansi di Indonesia
Praktik akuntansi di Indonesia seringkali menghadapi dualisme sistem. Sebagian perusahaan masih menggunakan sistem peninggalan kolonial Belanda, dan beberapa lainnya menerapkan standar akuntansi Amerika Serikat, seperti International Accounting Standards (IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS).
Dualisme ini mempengaruhi pendidikan akuntansi di Indonesia, karena universitas-universitas harus mengajarkan dua sistem akuntansi yang berbeda.
Namun, dalam lokakarya "Pendidikan Akuntansi di Indonesia" yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dicapai kesepakatan untuk menerapkan standar akuntansi Amerika Serikat.
(faz/faz)