Ada Lempengan Samudra Purba dari Zaman Dinosaurus di Dalam Perut Bumi, Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Ada Lempengan Samudra Purba dari Zaman Dinosaurus di Dalam Perut Bumi, Ini Kata Studi

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 07 Okt 2024 21:00 WIB
Ilmuwan telah mengidentifikasi bagian aneh Bumi yang berada jauh di bawah Pasifik yang mungkin menjelaskan mengapa wilayah ini menciptakan East Pacific Rise.
Lempeng purba di temukan di perut Bumi. Ini studinya. Foto: Science Advances
Jakarta -

Sebuah bagian aneh di perut Bumi baru-baru ini teridentifikasi oleh ilmuwan dari Universitas Maryland, Amerika Serikat. Bagian ini adalah sebuah lempengan samudra purba dari Zaman Dinosaurus yang tersembunyi jauh di dalam perut Bumi.

Melalui penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, ahli geologi Universitas Maryland, Jinchuang Wang melakukan pengamatan melalui data seismik. Ia menyebutkan penemuan ini menimbulkan banyak pertanyaan baru.

"Penemuan kami membuka pertanyaan baru tentang bagaimana bagian dalam bumi bisa mempengaruhi apa yang kita lihat di permukaan, (dengan) melintasi jarak dan rentang waktu yang sangat jauh," kata Wang dikutip dari Science Alert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lempeng Misterius dari Zaman Dinosaurus

Data penelitian Wang didapatkan dengan cara mengirimkan gelombang suara ke dalam tanah. Gelombang suara ini akan memantul jauh dan membentuk peta seismik.

Hasilnya Wang menemukan sebuah gumpalan aneh mantel Bumi yang bergerak sangat lambat di bawah Lempeng Nazca dan lempeng benua Amerika Selatan. Sebagai informasi, Lempeng Nazca adalah lempeng tektonik yang berada di cekungan Samudra Pasifik timur tepatnya wilayah Peru Selatan.

ADVERTISEMENT

Sebagian besar volume Bumi terdiri dari batuan silikat panas yang diapit dua wilayah dengan suhu berbeda. Yakni kerak luar tipis bersuhu dingin dan inti bumi yang sangat panas.

Sedangkan mantel Bumi adalah lapisan mineral yang sebagian besar meleleh dan mengalir dalam siklus puluhan juta tahun. Prosesnya bisa sangat lambat karena perbedaan suhu yang ekstrem di kerak dan inti Bumi.

Pada bagian mantel yang diamati Wang, Lempeng Nazca terus bergerak dan sedang menunjam/menekan lempeng Amerika Selatan. Sedangkan di sisi barat lempeng tersebut terdapat East Pacific Race atau punggungan samudra yang tumbuh dengan cepat.

East Pacific Race dijelaskan Ensiklopedia Britannica adalah rangkaian gunung berapi bawah laut di dasar Samudra Pasifik timur-tenggara. Di bawah pertemuan East Pacific Race dan Lempeng Nazca ditemukan sebuah titik panas aktivitas geologi.

Dan di titik panas ini lah celah struktural misterius antara pasifik tengah dan timur ditemukan. Ketika material yang lebih padat dan dingin ditarik ke bagian dalam yang lebih hangat, bahan itu akan mengalami sebuah proses yang disebut subduksi.

Di wilayah ini, Wang menemukan material tenggelam sekitar setengah dari kecepatan yang ia dan tim perkirakan. Penemuan ini menunjukkan bahwa ada zona transisi mantel yang dapat bertindak seperti penghalang.

"Kami menemukan bahwa di wilayah ini, material tenggelam sekitar setengah dari kecepatan yang kami perkirakan, yang menunjukkan bahwa zona transisi mantel dapat bertindak seperti penghalang dan memperlambat pergerakan material melalui Bumi," ucap Wang.

Gumpalan mantel yang kemudian ditentukan sebagai sebuah struktur lempeng ini disebut Wang lebih dingin dan padat daripada daerah sekitarnya. Mengindikasikan sebuah bongkahan fosil dasar laut dari zaman purba.

"Area yang menebal ini seperti jejak fosil dari dasar laut purba yang tersubduksi ke Bumi sekitar 250 juta tahun yang lalu. Ini memberi kita gambaran sekilas tentang masa lalu Bumi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya," katanya.

Sumber Informasi Baru di Bidang Geologi

Ketika ditemukan, struktur lempeng tersebut tidak mencair sepenuhnya. Terlihat sisa-sisa Samudra Trias yang pernah ada dan menonjol. Bagian ini bisa menonjol karena lapisan mantel bersuhu lebih panas. Prosesnya dinamakan super plum.

Melalui simulasi geodinamik, tim Wang menghubungkan geometri dan stabilitas struktur lempeng purba. Mereka juga menilai interaksi lempeng tersebut dengan lempeng lain yang mengalami subduksi.

Para peneliti menduga, temuan ini dapat membantu menceritakan sejarah Lempeng Nazca lebih jauh atau kisahnya sendiri terkait bagaimana ia bisa bergerak sepanjang sejarah bumi. Dengan menguraikannya, ahli geologi dapat mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana planet bisa membentuk permukaan yang menjadi tempat hidup manusia masa kini.

"Melihat lempeng subduksi kuno melalui perspektif ini memberi kami wawasan baru tentang hubungan antara struktur Bumi yang sangat dalam dan geologi permukaan, yang sebelumnya tidak jelas," pungkas Wang.




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads