Hutan Tersembunyi Selama 30 Juta Tahun Akhirnya Terungkap, Ada di Mana?

ADVERTISEMENT

Hutan Tersembunyi Selama 30 Juta Tahun Akhirnya Terungkap, Ada di Mana?

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 04 Okt 2024 15:00 WIB
Ilustrasi hutan
Ilustrasi Hutan. (Foto: detikcom/Ari Saputra)
Jakarta -

Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa hutan purba di Kepulauan Falkland, Amerika Selatan, yang berangin kencang. Diperkirakan, hutan tersebut berusia sampai 30 juta tahun.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa pulau-pulau tanpa pepohonan ini dulunya merupakan rumah bagi hutan hujan beriklim sedang yang rimbun. Adapun hutan purba ini ditemukan hampir 20 kaki di bawah tanah selama investigasi lapangan rutin.

Dr ZoΓ« Thomas dan timnya menemukan batang dan cabang pohon yang terawetkan di lahan gambut, yang menunjukkan ekosistem yang sangat berbeda jutaan tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menganalisis Hutan Purba

Para ilmuwan mengaku sisa-sisa pohon tersebut terlalu tua untuk dihitung menggunakan penanggalan radiokarbon, yang efektif hingga 50.000 tahun. Tim akhirnya beralih ke metode serbuk sari dan spora mikroskopis di lahan gambut untuk mencari petunjuk.

Serbuk sari yang memfosil dapat menunjukkan era geologi tertentu, seperti dilansir dari Newsroom-BD. Ilmuwan kemudian mengangkut sampel kayu dan gambut ke University of New South Wales untuk analisis mikroskop elektron terperinci. Metode ini memberikan gambaran yang sangat rinci tentang struktur seluler kayu.

ADVERTISEMENT

Analisis mengungkapkan apabila batang dan cabang pohon ini berasal dari hutan hujan beriklim sedang. Iklim di Kepulauan Falkland lebih basah dan lebih hangat dibandingkan dengan saat ini.

Angin Perubahan

Masih menjadi misteri mengapa pohon saat ini tidak tumbuh di Kepulauan Falkland, yang juga dikenal sebagai Kepulauan Malvinas, meskipun kondisi garis lintangnya serupa di Amerika Selatan. Angin kencang dan tanah gambut yang asam mungkin memainkan peran penting, menurut Dr Thomas dan Donovan, ilmuwan dari riset tersebut.

Pergeseran dramatis dalam lanskap ini menunjukkan seberapa besar iklim dan ekosistem Bumi dapat berubah selama jutaan tahun. Temuan tersebut memberikan wawasan berharga tentang paleoekologi dan dampak jangka panjang dari perubahan iklim.

Proyeksi untuk wilayah tersebut menunjukkan iklim yang lebih hangat tetapi lebih kering, yang menimbulkan kekhawatiran tentang risiko erosi pada lahan gambut yang sensitif.

Tantangan Riset Saat Ini

Meski sudah menemukan metode untuk mengetahui usia pohon, para ilmuwan masih berusaha memahami alasan pasti mengapa Kepulauan Falkland saat ini tidak memiliki pohon. Faktor-faktor seperti kekuatan angin, keasaman tanah, dan pergeseran iklim historis merupakan area penelitian yang sedang berlangsung.

Kondisi murni sisa-sisa pohon purba ini menawarkan kesempatan langka untuk mempelajari iklim dan ekosistem masa lalu secara rinci, menyediakan arsip berharga tentang sejarah Bumi.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads