Dalam dunia perlombaan sepeda terdapat istilah "menuju Everest" atau "to Everest" yang merujuk pada bersepeda di jalur menanjak hingga ketinggian mencapai 8.848 meter atau setara dengan tinggi Gunung Everest. Dalam jalur ini, ilmuwan meneliti bagaimana angin bisa berpengaruh terhadap pesepeda.
Belum lama ini, ada pesepeda yang berhasil mencapai ketinggian setara Gunung Everest dan mencetak rekor "everesting", sebutan untuk bersepeda di ketinggian Everest. Namun, rekor ini menuai sorotan dan memicu pertanyaan, terutama mengenai angin kencang yang dihadapi pesepeda saat menanjak, dengan kecepatan mencapai 5,5 meter per detik atau 20 kilometer per jam.
Menurut beberapa pihak, angin tersebut diduga membantu pesepeda dalam pencapaian rekornya. Lantas, seberapa besar pengaruh angin tersebut? Perlukah ada batas kecepatan angin yang diizinkan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angin Ternyata Tidak Terlalu Berpengaruh
Profesor fisika di East Carolina University, Menurut Martin Bier, menjelaskan bahwa angin sebenarnya tidak terlalu berpengaruh dalam bersepeda.
Menurutnya, kondisi saat bersepeda, terdapat kondisi teknik mengayuh yang lebih halus, cepat, dan efisien dibandingkan dengan berjalan kaki.
"Semua kerja melawan gravitasi dan gesekan" ujarnya kepada phys.org, dikutip Jumat (27/9/2024).
Bier menerangkan bahwa terdapat kejanggalan terkait hambatan udara, yakni ketika gesekan udara meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan pesepeda.
Dia menjelaskan bahwa pesepeda membutuhkan gaya empat kali lipat lebih besar untuk mempercepat sepeda di permukaan datar. Namun, kondisi ini berbeda saat menanjak, karena kecepatan secara otomatis akan melambat.
"Saat Anda menanjak bukit dan melawan gravitasi, menggandakan gaya berarti menggandakan kecepatan. Dalam balapan sepeda, hambatan terjadi di tanjakan karena di sanalah usaha ekstra membuat Anda mendapatkan celah yang lebih besar," terang Bier.
Dalam konteks "everesting", secara fisika perhitungannya sederhana, yakni pesepeda tidak akan mendapatkan "aerodynamic draft" atau pengurangan hambatan udara dari pesepeda lain. Input utama yang memengaruhinya adalah watt, gravitasi, dan hambatan udara.
Tidak Ada Cara Ideal Bersepeda Saat Menanjak
Saat menanjak, angin dari belakang mungkin memberikan sedikit bantuan. Namun, sebagian besar gaya yang dihasilkan berfokus untuk melawan gravitasi.
Sebaliknya, saat menurun, angin dari arah berlawanan dapat memperlambat kecepatan sepeda secara drastis hingga sekitar 80 km/jam atau 49,7 mph.
"Hambatan udara berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan, yang menyebabkan angin dari depan saat menurun dan mengakibatkan penurunan kecepatan yang signifikan" papar Bier.
Dengan demikian, penelitian Bier menunjukkan bahwa menyalahkan angin atau menunggu kondisi angin ideal tidak berguna untuk mempercepat pendakian pesepeda saat "everesting". Hal ini karena secara fisika tidak ada trik untuk mempercepat kecepatan sepeda saat menanjak, selain menurunkan berat badan untuk menghasilkan lebih banyak watt.
(faz/faz)