Ilmuwan Ungkap Kemiripan Cara Pubertas Remaja Zaman Es dan Modern

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap Kemiripan Cara Pubertas Remaja Zaman Es dan Modern

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 23 Sep 2024 15:30 WIB
Replika manusia purba di Museum Negeri Sumut. (Felicia Br Sihite/detikSumut)
Foto: Replika manusia purba di Museum Negeri Sumut. (Felicia Br Sihite/detikSumut)
Jakarta -

Semua manusia akan melewati masa pubertas atau peralihan dari anak-anak ke dewasa. Termasuk pada manusia purba di zaman es.

Sebuah hasil penelitian yang diunggah di Journal of Human Evolution mengungkap bagaimana cara remaja zaman es (30.000 tahun yang lalu) menjalani masa pubertasnya. Secara umum, masa usia pubertas manusia zaman dulu dan sekarang sama.

Peneliti studi yakni Mary Lewis, seorang bioarkeolog di University of Reading mengatakan usia awal manusia zaman es pubertas rata-rata sekitar 13,5 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang menunjukkan rentang usia ini selaras dengan 'cetak biru genetik' potensial untuk dimulainya pematangan seksual manusia," kata Lewis, dilansir dari Live Science.

Masa Awal Pubertas Cenderung Sama

Peneliti mempelajari 13 kerangka remaja zaman es yang berada di situs arkeologi Italia, Rusia, dan Republik Ceko. Mereka merinci tanda kematangan pada kerangka.

ADVERTISEMENT

Bayi di zaman tersebut lahir dengan jumlah tulang sekitar dua kali lipat tulang orang dewasa. Pada masa kanak-kanak, tulang tumbuh dan menyatu saat usia 18-25 tahun.

Sehingga kerangka-kerangka tulang bisa digunakan untuk mengidentifikasi tahap pubertas seperti pertumbuhan remaja, awal menstruasi, dan kematangan seksual.

Peneliti melihat remaja zaman dulu mengalami percepatan pertumbuhan antara usia 13-16 tahun. Sementara zaman sekarang, percepatan tersebut terjadi rata-rata di usia 12,5 - 14 tahun.

Beda Awal Menstruasi Remaja Dulu & Sekarang

Lewis dan tim juga menaksir bahwa rata-rata awal menstruasi manusia purba perempuan dimulai pada usia 13-17 tahun. Sementara remaja masa kini rata-rata mulai menstruasi di usia 11,9 tahun.

Ditinjau dari kerangka dari situs Romito Italia, peneliti menemukan bahwa remaja tersebut meninggal pada usia 16 tahun. Artinya, saat memasuki masa pubertas.

Akan tetapi, perkembangan individu tersebut tak tertinggal dibandingkan remaja seusianya di zaman tersebut. Kerangka tersebut ditemukan memeluk kerangka lain yang merupakan seorang wanita tua.

Meski demikian, peneliti melihat adanya keterlambatan kematangan fisik remaja zaman es yang dipengaruhi gaya hidup. Manusia zaman dulu mengalami banyak tantangan yang lebih berat dalam sehari-harinya.

Dijelaskan oleh peneliti lainnya yakni April Nowell, seorang arkeolog Paleolitik di University of Victoria di British Columbia, perbedaan kematangan fisik tersebut tak menjadikan perbedaan yang jauh antara pubertas kedua generasi ini.

"Namun, yang kami lihat adalah bahwa remaja masa kini mengikuti pola yang sebagian besar tidak berubah selama ribuan tahun," kata Nowell.

Pelajaran yang peneliti dapat dari studi ini adalah cara memahami variabilitas individu dalam proses pubertas hingga makna budaya yang berlaku. Penelitian dapat mencerahkan pemahaman tersebut kepada masyarakat.

"Pada akhirnya penelitian ini mungkin dapat menjawab pertanyaan terkait struktur sosial, dinamika populasi, dan bahkan kepunahan Neanderthal," ujar Nowell.




(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads