Sebuah permainan digital atau disebut sebagai game telah populer dan menjadi bagian dari masyarakat modern. Di Tiongkok, bahkan berkat game, sebuah tempat menjadi ramai didatangi oleh orang.
Selama ini, game dilihat dalam dua sisi baik manfaat baik dan buruk. Secara umum, game bisa berdampak buruk jika dilakukan tanpa batas atau berlebihan hingga kecanduan.
Sementara di sisi lain, bermain game sesuai waktu dan usia yang tepat telah dikaitkan dengan manfaat tertentu. Misal permainan tentang teka-teki atau puzzle bisa meningkatkan kecerdasan seorang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bermain Game Digital Mirip dengan Permainan Tradisional
Selama ini, permainan traditional telah terbukti menjadi aktivitas yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Kemunculan game modern berbasis digital, kemudian mulai dikhawatirkan akan menggeser manfaat dari permainan tradisional.
Namun, sebuah studi menunjukkan game digital memiliki banyak kesamaan atau kemiripan dengan permainan tradisional dan kemungkinan besar menyediakan manfaat serupa dengan yang diberikan oleh permainan secara lebih umum.
Bermain game tertentu dengan kontrol waktu yang tepat juga dikaitkan dengan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan konsentrasi, dan mengurangi stres.
Menurut studi yang ditulis oleh Isabela Granic dan kawan-kawan dari Radbound University Nijmegen, baik permainan tradisional maupun game pada dasarnya bersifat sukarela. Keduanya dapat mencakup hal yang bersifat kompetitif dan memiliki tujuan kooperatif tertentu.
"Permainan memungkinkan perasaan kendali dengan ketidakpastian yang cukup untuk terasa mendalam
kepuasan dan kebanggaan yang kuat ketika tujuan yang hebat tercapai akhirnya tercapai. Video game bersifat interaktif secara sosial dalam cara yang belum pernah diberikan sebelumnya," ucap mereka, seperti dikutip dari situs American Psychological Association (APA).
Menurut peneliti, game modern yang dilakukanbersama teman, keluarga, dan/atau orang asing, dapat mengaburkan batas-batas untuk saling terkoneksi. Selai itu, game juga bisa membiaskan kesenjangan usia dan generasi, perbedaan sosio-ekonomi, dan bahasa.
Game di China Bisa Membuat Wilayah Menjadi Ramai
Salah satu fenomena unik baru terjadi belum lama ini di Tiongkok akibat game. Sebuah wilayah yakni Shanxi, yang berada di Tiongkok utara mendadak ramai karena game "Black Myth: Wukong".
Mengutip South China Morning Post, game "Black Myth: Wukong" adalah sebuah game blockbuster yang baru dirilis pada 20 Agustus 2024 dan langsung terjual sebanyak 8,4 juta kopi dalam tiga hari pertama perilisannya. Game ini diadaptasi dari novel "Journey to the West" yang merupakan salah satu karya klasik China kuno terhebat.
Novel tersebut mengungkapkan kisah ziarah biksu buddha Xuanzang, yang melakukan perjalanan ke India pada abad ke-7 untuk mencari dan mengumpulkan kitab suci Buddha.
Dalam perjalanannya, Xuanzang dilindungi oleh ketiga muridnya, salah satunya yaitu Sun Wukong. Wukong adalah yang tertua dan paling cakap, juga terkenal sebagai Raja Kera. Di Indonesia, karakter ini dikenal sebagai Sun Go Kong.
Adapun dalam game tersebut, memunculkan gambar-gambar dari daerah nyata Shanxi, yang terletak 500 km dari Beijing. Ini yang akhirnya membuat banyak orang berbondong-bondong ke wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan, lonjakan pengunjung ke Shanxi mencapai 50% pada bulan Agustus, dibandingkan Juli.
Dalam game, Shanxi dimunculkan sebagai daerah yang kaya akan sumber daya, gua kuno, dan arsitektur klasik. Selain Shanxi, ada juga wilayah lain yang viral yakni Lianyungang, sebuah kota di Provinsi Jiangsu timur.
Daerah tersebut diklaim sebagai kampung halaman Raja Kera. Para pemain yang berhasil menyelesaikan semua misi di game memperoleh kesempatan berkunjung gratis di salah satu tempat di Lianyungang, yaitu Gunung Huaguo.
Total, dari lokasi yang ada dalam game, tiga dia ntaranya menjadi tujuan yang paling banyak dicari, yaitu Gua Yungang, Pagoda Kayu Kuil Fogong di daerah Ying, dan Menara Bangau.
(faz/faz)