Jika melihat bintang dengan peralatan canggih astronomi, terkadang warnanya tak hanya putih. Warna bintang bisa terlihat ada yang merah atau biru. Kenapa bisa berbeda warna ya?
Sekilas dengan mata telanjang, kita hanya akan melihat warna di langit malam dengan hitam dan putih. Untuk bintang, hanya akan terlihat seperti titik-titik kecil dengan latar belakang gelap.
Padahal, menurut ahli astronomi, alam semesta aslinya berwarna-warni, tetapi yang paling dominan adalah warna krem kosmik atau cosmic latte. Baru setelah itu ada warna biru, merah, hingga hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana dengan warna bintang?
Alasan Bintang Bisa Berwarna Merah dan Biru
Jika menggunakan peralatan astronomi dan melihat bintang dari dekat, maka akan ada yang berwarna oranye-merah. Bintang itu adalah Betelgeuse yang berada di sebelah bahu kanan Orion (dengan asumsi dia menghadap kita).
Kemudian ada bintang Rigel, di sebelah kaki kiri Orion yang tampak lebih biru-putih. Alasan kedua bintang itu bisa terlihat berbeda warna karena berkaitan dengan suhunya.
Diketahui bahwa suhu permukaan Betelgeuse sekitar 3.200ΒΊC dan Rigel mencapai 10.700ΒΊC.
"Warna bintang mungkin tampak berlawanan dengan intuisi berdasarkan pengalaman kita sehari-hari dalam menghubungkan warna dengan suhu (bayangkan kode warna pada keran: merah untuk panas dan biru untuk dingin) namun prinsipnya sama seperti saat logam dipanaskan di bengkel," papar Dr Jen Gupta, astrofisikawan dan komunikator sains di Universitas Portsmouth, seperti dilansir dari BBC Sky at Night Magazine.
"Pertama, Anda akan melihatnya mulai bersinar merah, kemudian saat suhunya meningkat, logam tersebut bersinar biru-putih," imbuhnya.
Kimia di Balik Warna Bintang
Dr Gupta mengatakan bahwa teropong atau teleskop telah mengungkap lebih banyak warna di langit malam. Misal, teleskop kecil bisa menunjukkan 'bintang' kabur yang merupakan Nebula Orion, wilayah tempat lahirnya bintang-bintang baru.
"Di sini gas diterangi oleh radiasi dari bintang-bintang muda yang baru terbentuk, mentransfer energi ke atom-atom di dalam gas dan 'menggairahkan' mereka," jelasnya.
Dalam hal ini, terdapat perbedaan struktur atom unsur-unsur di Nebula Orion, sehingga warna yang berbeda bisa muncul jika dilihat melalui teleskop, termasuk warna merah jambu dari hidrogen dan hijau dari oksigen.
Menurutnya, setiap unsur dalam tabel periodik akan memancarkan pola warna yang unik ketika tereksitasi.
"Dengan cara yang sama seperti Anda dapat membagi cahaya putih menjadi pelangi menggunakan prisma, membagi cahaya yang diamati menjadi spektrumnya adalah teknik yang disebut spektroskopi. Spektroskopi memungkinkan para astronom, misalnya, mengidentifikasi unsur-unsur apa saja yang ada di dalam nebula," tutur Dr Gupta.
(faz/nah)