Indonesia Tuan Rumah Gateways Study Visit Oktober 2024 UNESCO-UNICEF

ADVERTISEMENT

Indonesia Tuan Rumah Gateways Study Visit Oktober 2024 UNESCO-UNICEF

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 11 Sep 2024 18:30 WIB
Gateways Oktober 2024
Indonesia menjadi tuan rumah Gateways Study Visit Oktober 2024 UNESCO-UNICEF usai dinilai berhasil menekan laju learning loss lewat inovasi teknologi. Foto: Kemendikbudristek
Jakarta -

Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi pendidikan internasional Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) di Bali, 1-3 Oktober 2024 mendatang. Lebih dari 25 negara dan organisasi direncanakan akan hadir, termasuk Australia, Jepang, China, Chile, dan Afrika Selatan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan Gateways adalah inisiatif global yang dijalankan Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) beserta Dana Anak PBB (UNICEF) bagi negara-negara untuk membangun dan meningkatkan platform pembelajaran digital bagi publik.

Gateways Study Visit Indonesia merupakan pertemuan kedua negara-negara Gateways usai pertemuan perdana di Mesir pada Mei 2024. Gateways Study Visit Indonesia 2024 mengambil tajuk "Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan ke depan menurut Iwan menjadi wadah RI dan negara-negara Gateways berbagi pengalaman, tantangan, keberhasilan, dan keberlanjutan transformasi pendidikan. Harapannya, semua murid, pelaku pendidikan, dan keluarga dapat mengakses platform pendidikan digital beserta konten pendidikan yang berkualitas.

"Membahas sistem pendidikan secara global, nggak sendiri-sendiri. tujuannya mau ke mana, transformasinya mau ke mana, mau digiring ke mana sistem pendidikannya," ucap Iwan di Ruang Sidang Gedung E Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (11/9/2024).

ADVERTISEMENT

"Juga tentang prioritas, bagaimana negara dan pemimpin memilih hal-hal yang harus diutamakan," imbuhnya.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah mengatakan salah satu alasan terpilihnya RI sebagai tuan rumah Gateways Study Visit pada Oktober mendatang yakni keberhasilan Indonesia menerapkan kebijakan pendidikan melalui strategi inovasi digital dan teknologi untuk mengakselerasi kualitas pendidikan, khususnya dalam menekan laju learning loss saat pandemi Covid-19.

Terlebih, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan penduduk ke-4 terbesar di dunia dengan lebih dari 4 juta guru, 400 ribu sekolah, dan 60 juta siswa.

"Ini menjadi pengakuan global bahwa transformasi pendidikan Indonesia sudah di jalan dan arah yang benar. Menjadikan praktik di Indonesia patut dicontoh negara-negara lain," tutur Itje.


Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek Yudhistira Nugraha mengatakan sejumlah inovasi dalam pemulihan pendidikan di Indonesia pascapandemi yakni Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai media belajar dan berbagi praktik baik antarguru untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi siswa. Lebih lanjut, aplikasi e-learning Awan Penggerak menjawab masalah akses PMM di daerah tanpa internet.

"Dengan PMM, jumlah guru yang dapat mengakses pendidikan berkualitas naik tujuh kali lipat dibandingkan dengan 2019," ucapnya.

Ia menambahkan, Indonesia kini juga memiliki Rapor Pendidikan untuk pemetaan mutu pendidikan RI, ARKAS untuk pengelolaan dana pendidikan, dan SIPLah untuk pengadaan barang di satuan pendidikan.

Kesemuanya menurut Yudhistira guna mendukung guru fokus pada peningkatan layanan pendidikan bagi siswa ketimbang beban administratif. Khusus Rapor Pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan dan intervensinya oleh para pihak berwenang.




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads