Kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim beberapa waktu lalu mendapat kritik pedas dari Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 yakni Jusuf Kalla (JK).
Kritik tersebut menyentil latar belakang pengalaman di dunia pendidikan yang tidak dimiliki Nadiem hingga berbagai kebijakan yang hadir di masanya. Seperti konsep Merdeka Belajar dan dihapuskannya Ujian Nasional (UN).
Tak berhenti disitu, sosok yang akrab dipanggil Mas Menteri ini juga disebut JK jarang terjun langsung ke daerah hingga jarang pergi ke kantor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ada Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, dan jarang ke kantor. Bagaimana bisa," katanya dikutip dari arsip detikEdu, Rabu (11/9/2024).
Lalu bagaimana respon Nadiem menanggapi kritik pedas JK? Ditemui wartawan usai rapat bersama Komisi X DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024), Mas Menteri enggan merespons.
Dia memilih untuk diam saat ditanya tanggapannya terkait kritik tersebut. Ia hanya menjelaskan bila rapat kerja bersama Komisi X DPR yang dilalui Kemendikbudristek kali ini adalah yang terakhir.
Rapat tersebut membahas tentang penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Kemendikbudristek.
"Ini raker terakhir kami," ujar Nadiem dikutip dari detikNews.
Kritik Buat Kemendikbudristek Terus Bekerja Lebih Baik
Meski tidak menjawab kepada wartawan, di dalam rapat Nadiem sempat menyinggung terkait kritik kepada dirinya dan Kemendikbduristek. Menurutnya kritik yang datang membuat pihaknya tertantang untuk terus bekerja lebih baik.
"Walaupun banyak sekali tantangan perdebatan, tantangan kritik, yang kadang-kadang tajam yang dilontarkan ke kami dan tim kami, terus terang kritik dan semua masukan itu membuat kita sebagai tim manajemen di Kemendikbudristek lebih baik dan setiap hari tertantang untuk menjadi lebih baik untuk melayani para konstituen kita di bidang pendidikan," kata Nadiem.
Tak jarang kritik memang datang dari Komisi X DPR RI yang membawahi Kemendikbduristek. Bagi Mas Menteri, walau kerap dikritik Komisi X tetap selalu menjadi mitranya untuk terus maju.
"Dan Komisi X dengan semua kritikannya tetap menjadi mitra yang selalu berjuang bersama. Itu yang saya sadari, bahwa misinya itu sama, hatinya ada di tempat yang sama," tuturnya.
Ia berharap kemitraan yang terbangun antara Kemendikbudristek dan Komisi X bisa menjadi contoh. Terutama untuk mencapai tujuan bersama selama 5 tahun berjalan.
"Mungkin harapannya menjadi contoh ya dari kemitraan antara Komisi dan Kementerian karena kemitraan itu kita bisa mencapai hal-hal yang mungkin 5 tahun yang lalu tidak mungkin kita pikirkan," tutup Nadiem.
(det/nwk)