Mahasiswa Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih sebagai salah satu dari 148 mahasiswa Kampus Merdeka x detikcom Batch 7, dari total pelamar mencapai 22.393 orang.
Human Capital Section Head detikcom Nanang Supriyatna mengatakan, persaingan lolos seleksi magang Kampus Merdeka di detikcom tahun ini jadi makin ketat karena hanya 50 persen dari total pengajuan kuota 296 posisi yang disepakati oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Untuk itu, Nanang mengatakan, seleksi magang Kampus Merdeka x detikcom angkatan ke-7 ini khususnya mengedepankan skill teknis para kandidat.
"Yang pasti mereka kan mengikuti semua langkahan seleksi gitu ya, kami melihat misalnya portfolio mereka, pengalaman kerja mereka, pengalaman magang, organisasi, dan sebagainya," ucapnya di sela Onboarding Internship Kampus Merdeka x Transmedia: Create, Connect Evolve di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2024).
Nah, bagaimana kiat Earlene lolos seleksi kali ini? Calon #anakdetik, simak kisah dan tipsnya di bawah ini.
Portofolio dan Pengalaman Sejelas Mungkin
Earlene menuturkan, fitur website Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) memungkinkan pendaftar mengunggah dokumen tambahan. Ia memanfaatkannya untuk menyertakan portofolio pengalaman relevan yang telah dia bangun sejak awal kuliah.
Pada 2021-2024, contohnya, Earlene bergabung dengan Yayasan Ubah Stigma Indonesia, yayasan yang bergerak di bidang pembebasan stigma kesehatan mental. Di sana, ia bertugas sebagai social media officer. Sejak 2023, ia juga bergabung dengan Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM.
"Di kampus aku bergabung sama Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM, di situ aku kebetulan posisinya PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia), berkaitan dengan talent acquisition. Aku jelasin di situ aku ngapain aja," ujarnya di sela onboarding.
Kemudian pada 2023, ia juga menggagas proyek Kolam Itik yang melibatkan siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Yogyakarta. Para siswa diajak mengenal enam emosi dasar manusia. Kemudian pada awal 2024, ia menggagas Kumpul Satu Cita, proyek penguatan hubungan karyawan dan kerja sama dalam organisasi.
"Lalu event terbaru yang kubuat, event bonding. Aku juga masukin soal social media (di Ubah Stigma) karena aku selain HR juga tertarik sama bidang social media. Dan juga emang ada kan ya HR itu yang berkaitan sama employer branding. Karena menurutku berkaitan, aku masukin," jelasnya.
Earlene menuturkan, ia semula memetakan potensi kariernya untuk menjadi psikolog klinis maupun bekerja di bidang human resources (HR). Karena itu, ia sejak awal kuliah kerap memenuhi bidang pengembangan SDM pada organisasi-organisasi yang diikutinya.
Sadar nyaman dengan tugas-tugasnya, Earlene kemudian mendapati bahwa pengalamannya relatif linier pada bidang talent acquisition. Bekal ini yang ia bawa saat mendaftar ke posisi Talent Acquisition Intern di detikcom.
Tak Tutup Mata pada Opsi
Earlene menuturkan, ia semula lebih cenderung memilih psikolog klinis sebagai tujuan kariernya. Namun, mengingat butuh waktu studi yang lebih lama di jalur karier tersebut, ia pun ingin mengeksplorasi peluang di dunia psikologi industri.
Pada pendaftaran Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kampus Merdeka Batch 7 ini, contohnya, Earlene memaksimalkan opsi lamaran ke 22 lowongan sesuai kebijakan batas lamaran oleh Kemendikburristek.
Ia mengakui terkadang banyaknya hal yang perlu disiapkan saat mendaftar magang bisa membuat kewalahan (overwhelmed). Terlebih, peluang karier baru membawa kewajiban baru untuk mencari tahu agar paham apa yang sebetulnya sedang coba dijajal.
Namun, ia coba mengoptimalisasi persiapan pendaftaran agar peluang diterima bisa maksimal. Menekan rasa takutnya, ia bertanya pada kakak tingkat agar tidak tampak nervous di tahap wawancara.
"Nggak boleh kelihatan kayak nervous gitu. Apalagi kalau interview kan ketemu sama timnya langsung kan. Jadi kayak pede aja, terus preparation-nya dimantapin, terus cari tahu sama perusahaannya gitu. Jangan daftar-daftar aja," ucapnya.
"Di sini kita bakal beberapa bulan ya, kalau nggak cocok ya nggak bakal enjoy juga kan. Jadi emang harus research juga, terus preparation-nya oke, sama pede," sambungnya.
Jika tahap persiapan membuat kewalahan, ia mengambil waktu untuk istirahat sejenak dan berusaha tidak merasa bersalah saat beristirahat.
"Take a break itu menurutku penting. Jadi kayak emang kita harus sadar juga sama kondisi kita, tau kemampuannya segimana. Kalau misalnya emang udah overwhelmed banget, bisa take a break dulu, terus nanti baru lanjut lagi, biar lebih optimal juga kitanya," pungkas Earlene.
Mau tahu update mahasiswa Kampus Merdeka x detikcom? Pantau akun Instagram @anakdetik, ya!
(twu/nwk)