Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Definisi, Tujuan, dan Ciri-ciri

ADVERTISEMENT

Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Definisi, Tujuan, dan Ciri-ciri

Callan Triyunanto - detikEdu
Selasa, 10 Sep 2024 06:30 WIB
Pembelajaran berdiferensiasi
Praktek pembelajaran berdiferensiasi Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Simak penjelasannya di bawah ini.

Dikutip dari buku Pembelajaran Berdiferensiasi yang dituliskan oleh Sutiyatmi dan Ananta Vidya, pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam di antara peserta didik dalam satu kelas.

Sementara itu, Ropin Sigalingging dalam buku Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Implementasi Kurikulum Merdeka menyebutkan, pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode pembelajaran berdiferensiasi ini dirancang untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, tingkat kemampuan, dan minat siswa, sehingga setiap individu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.

Selain itu, pendekatan tersebut bertujuan untuk mencegah rasa frustrasi dan kegagalan dalam pengalaman belajar mereka.

ADVERTISEMENT

Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan murid, sehingga peserta didik merasa lebih nyaman dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berikut adalah tujuan pembelajaran berdiferensiasi, dikutip dari buku Pengantar Pembelajaran Berdiferensiasi yang dituliskan oleh Jenri Ambarita dan Pitri Solida Simanullang.

1. Membantu Semua Peserta Didik Belajar: Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mendukung peserta didik dengan pendekatan yang mempertimbangkan berbagai aspek pembelajaran.
2. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar: Pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik diharapkan meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka.
3. Menciptakan Hubungan Harmonis: Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan memperkuat hubungan guru dan peserta didik melalui sikap menghargai karakteristik unik setiap individu.
4. Mendorong Kemandirian Belajar: Tujuan lain adalah membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dan menghargai keberagaman dalam proses belajar.
5. Meningkatkan Kepuasan Guru: Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat merasa lebih puas dan tertantang untuk menjadi lebih kreatif dalam mengajar.

Ciri-Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

Berikut adalah ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi, dikutip dari buku Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Implementasi Kurikulum Merdeka yang dituliskan oleh Ropin Sigalingging.

1. Bersifat proaktif

Guru secara proaktif mengantisipasi kebutuhan kelas yang akan diajarnya dengan merencanakan pembelajaran yang sesuai untuk peserta didik yang beragam. Ini berarti pembelajaran dirancang sejak awal untuk mengakomodasi perbedaan, bukan sekadar menyesuaikan setelah mengevaluasi ketidakberhasilan pelajaran sebelumnya.

2. Menekankan kualitas daripada kuantitas

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, kualitas tugas disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Artinya, bukan berarti siswa yang pandai akan diberikan tugas tambahan yang sama setelah menyelesaikan tugasnya, tetapi mereka akan diberikan tugas lain yang lebih menantang untuk meningkatkan keterampilannya.

3. Berakar pada asesmen

Guru secara konsisten mengatasi peserta didik dengan berbagai cara untuk memahami kondisi mereka dalam setiap pembelajaran. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

4. Menyediakan berbagai pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga lingkungan belajar.

alam pembelajaran berdiferensiasi, terdapat empat unsur yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar mereka. Keempat unsur tersebut adalah konten (apa yang dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan setelah mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya).

5. Berorientasi pada peserta didik

Tugas diberikan berdasarkan tingkat pengetahuan awal peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan, sehingga guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan level kebutuhan mereka. Dalam pendekatan ini, guru lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik daripada hanya menyajikan informasi.

6. Merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara klasikal bersama-sama maupun secara individu, sesuai dengan kebutuhan dan situasi pembelajaran.

7. Bersifat hidup

Guru secara terus-menerus berkolaborasi dengan peserta didik, termasuk dalam menyusun tujuan kelas dan tujuan individu. Guru juga memonitor kesesuaian pelajaran dengan kebutuhan peserta didik serta melakukan penyesuaian yang diperlukan.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads