Penjelasan BMKG soal Gempa di Gunungkidul, Termasuk di Zona Megathrust atau Bukan?

ADVERTISEMENT

Penjelasan BMKG soal Gempa di Gunungkidul, Termasuk di Zona Megathrust atau Bukan?

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 29 Agu 2024 14:30 WIB
Penampakan potensi gempa bumi megathrust selatan dalam buku pusat study gempa nasional (PUSGEN) 2017.
Penampakan potensi gempa bumi megathrust selatan dalam buku Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) 2017. Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Gempa tektonik mengguncang Samudra Hindia, selatan Gunungkidul pada Senin (26/8/2024) pukul 19.57.42 WIB. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono telah menjelaskan perihal gempa tersebut.

Dia menyampaikan berdasarkan analisis BMKG gempa tersebut mempunyai parameter update dengan magnitudo M5,5. Episenter di laut berada pada jarak 107 kilometer arah barat daya Gunungkidul kedalaman 42 kilometer.

Daryono menerangkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, maka gempa di selatan Gunungkidul Senin lalu merupakan gempa yang dangkal dikarenakan deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Gn. Kidul M5,5 merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust),"terang Daryono dalam akun X miliknya, dikutip Kamis (29/8/2024).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme naik (thrust)," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Daryono menyebut gempa Gunungkidul M5,5 yang terjadi kemarin tak memiliki potensi tsunami. Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga 20.45 WIB untuk gempa tersebut, telah terjadi 11 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M4,0 dan magnitudo terkecil M2,6.

Apa Itu Megathrust?

Berdasarkan laman BMKG, megathrust adalah zona subduksi atau pertemuan antarlempeng benua yang sangat luas dan memanjang. Zona megathrust adalah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang memiliki sudut tukik landai.

Zona megathrust secara istilah merujuk pada jalur subduksi lempeng bumi yang amat panjang, tetapi relatif dangkal. Mega berarti besar dan thrust thrust berarti dorongan.

Zona megathrust mengacu ke sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Zona tersebut terbagi dalam segmen-segmen yang aktif bergerak. Ketika terjadi gerakan di segmen tersebut, maka akan memicu gempa bumi.

Gempa bumi yang terjadi akibat pergerakan segmen-segmen di zona megathrust disebut sebagai gempa bumi megathrust.

Zona-zona Megathrust di Indonesia

Zona megathrust di Indonesia ada di zona subduksi aktif, mulai dari subduksi Sunda, subduksi Banda, subduksi lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi Laut FIlipina, juga subduksi utara Papua.

Zona subduksi aktif ini terbagi menjadi beberapa segmentasi sumber gempa zona megathrust. Disebutkan dalam "Peta Sumber dan Bahaya Gempa" oleh Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017, inilah zona-zona megathrust di Indonesia dan potensi maksimal gempanya:

  1. Megathrust Aceh-Andaman (M 9,2)
  2. Megathrust Nias-Simeulue (M 8,9)
  3. Megathrust Batu (M 8,2)
  4. Megathrust Mentawai-Siberut (M 8,7)
  5. Megathrust Mentawai-Pagai (M 8,9)
  6. Megathrust Enggano (M 8,8)
  7. Megathrust Selat Sunda-Banten (SSB) (M 8,8)
  8. Megathrust Jawa Barat (M 8,8)
  9. Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur (M 8,9)
  10. Megathrust Bali (M 9,0)
  11. Megathrust NTB (M 8,9)
  12. Megathrust NTT (M 8,7)
  13. Megathrust Laut Banda Selatan (M 7,4)
  14. Megathrust Laut Banda Utara (M 7,9)
  15. Megathrust Utara Sulawesi (M 8,5)
  16. Megathrust Lempeng Laut Filipina (M 8,2)

Demikian penjelasan BMKG mengenai gempa bumi di Gunungkidul Senin lalu dan informasi megathrust lainnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads