- Manfaat dan Strategi Diseminasi 1. Pemberdayaan untuk Akses Media dan Informasi 2. Proses Seleksi Informasi 3. Pengelolaan Informasi 4. Diseminasi Informasi 5. Penyerapan Aspirasi Masyarakat 6. Pengembangan Nilai Tambah Informasi
- Langkah atau Tahapan Diseminasi 1. Mengidentifikasi Target Diseminasi 2. Menentukan Tujuan Diseminasi 3. Memilih Metode Diseminasi 4. Mempersiapkan Materi Diseminasi 5. Melaksanakan Diseminasi 6. Mengevaluasi Hasil Diseminasi
Salah satu tahapan penting bagi peneliti yang melakukan riset adalah proses diseminasi hasil. Secara sederhana, diseminasi bisa diartikan sebagai "menyebarluaskan".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diseminasi adalah penyebarluasan ide, gagasan dan sebagainya. Istilah ini merupakan sinonim dari kata dissemination dalam bahasa Inggris, yang berarti penyebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dikutip dari buku Glosarium Istilah Pemerintahan yang dituliskan oleh Toman Sony Tambunan, diseminasi adalah proses penyebarluasan informasi yang dapat dilakukan melalui berbagai bentuk komunikasi atau media.
Diseminasi dipandang sebagai mekanisme yang terus berubah dalam proses refleksi, memungkinkan proses tersebut berlangsung tanpa mengarah pada kepastian atau absolutisme identitas, demikian dikutip dari buku Pengantar Fenomenologi yang dituliskan oleh Donny Gahral Adian.
Manfaat dan Strategi Diseminasi
Berikut ini adalah manfaat dan strategi diseminasi, dikutip dari buku Fragmentasi Komunikasi (Lintas Disiplin Ilmu) yang dituliskan oleh Andika Witono, Heni Hayat, Yohanes Arie Kuncoro Yakti, Dian Wardiana Sjuchro, Nadhifa Viannisa, Rismawaty, dan lainnya.
1. Pemberdayaan untuk Akses Media dan Informasi
Pemberdayaan akses informasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan berbagai media komunikasi. Dengan demikian, masyarakat akan lebih paham teknologi, informasi, dan perkembangan zaman, yang pada akhirnya mendorong kesadaran individu untuk melakukan perubahan.
2. Proses Seleksi Informasi
Informasi dari berbagai sumber dikelola dan diseleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta stakeholder terkait. Dengan begitu, informasi yang diterima oleh masyarakat tidak hanya akurat, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan sekitar.
3. Pengelolaan Informasi
Pengelolaan informasi melibatkan saling berbagi pengetahuan serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Beberapa kegiatan penting dalam pengelolaan informasi meliputi dokumentasi, analisis, dan pengambilan keputusan yang tepat.
4. Diseminasi Informasi
Informasi yang telah diolah disebarluaskan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Oleh karena itu, keterampilan dalam memilih teknik diseminasi yang tepat sangat penting bagi sumber daya manusia.
5. Penyerapan Aspirasi Masyarakat
Penyerapan aspirasi masyarakat memerlukan tindak lanjut untuk menemukan solusinya. Kemampuan mendengar dan mengelola aspirasi masyarakat adalah kunci agar masyarakat merasa nyaman dalam menyampaikan gagasan mereka.
6. Pengembangan Nilai Tambah Informasi
Informasi yang diperoleh dikembangkan untuk memberikan nilai tambah di berbagai bidang, seperti kesehatan, ekonomi kreatif, pariwisata, keagamaan, keamanan, dan kegiatan sosial lainnya.
Langkah atau Tahapan Diseminasi
Peneliti harus melalui beberapa tahapan dalam menyebarluaskan hasil penelitian mereka. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses diseminasi hasil penelitian:
1. Mengidentifikasi Target Diseminasi
Langkah pertama dalam diseminasi adalah menentukan siapa yang menjadi target dari diseminasi tersebut. Ini sejalan dengan adanya beragam strategi diseminasi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setiap strategi memiliki audiens spesifik. Sebagai contoh, jika memilih jurnal sebagai media, maka targetnya adalah komunitas ilmiah. Sementara itu, jika memilih buku, maka targetnya adalah masyarakat umum. Menentukan target di awal sangat penting agar proses diseminasi lebih terarah.
2. Menentukan Tujuan Diseminasi
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan dari diseminasi tersebut. Secara umum, tujuan diseminasi harus jelas, terukur, dan realistis. Sebagai contoh, jika Anda seorang dosen yang bertujuan untuk meningkatkan KUM, maka publikasi di jurnal internasional bereputasi atau penerbitan buku referensi sangat disarankan.
3. Memilih Metode Diseminasi
Langkah ketiga adalah memilih metode diseminasi yang sesuai. Ini sama artinya dengan memilih strategi diseminasi. Anda bisa memilih jurnal, buku, webinar, atau metode lainnya.
Setiap media diseminasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, seperti biaya, jumlah audiens yang bisa dijangkau, dan sebagainya. Oleh karena itu, pemilihan metode harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
4. Mempersiapkan Materi Diseminasi
Setelah metode diseminasi dipilih, langkah berikutnya adalah menyiapkan materi diseminasi yang sesuai. Sebagai contoh, jika Anda memilih publikasi di jurnal ilmiah, maka Anda perlu menyiapkan artikel ilmiah yang formatnya sesuai dengan kebijakan jurnal tersebut. Jika memilih buku, maka Anda harus menyiapkan naskah buku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Melaksanakan Diseminasi
Langkah kelima adalah melaksanakan diseminasi hasil penelitian. Jika Anda memilih untuk menerbitkan buku, maka dimulai dengan menyelesaikan naskah, kemudian mengirimkannya ke penerbit yang kredibel untuk mendapatkan ISBN.
Proses penerbitan buku adalah bagian dari diseminasi itu sendiri, yang melibatkan tahapan yang cukup panjang, mulai dari pemeriksaan oleh editor, pencetakan, hingga pengurusan ISBN, dan akhirnya penerbitan ke publik. Proses serupa juga berlaku untuk media diseminasi lainnya.
6. Mengevaluasi Hasil Diseminasi
Setelah diseminasi dilakukan, tahap terakhir adalah mengevaluasi hasilnya. Peneliti perlu menilai berapa banyak orang yang telah mengakses hasil diseminasi, seperti jumlah pembaca atau peserta webinar.
Dalam dunia akademik, salah satu cara untuk mengukur keberhasilan diseminasi adalah melalui jumlah sitasi, yaitu seberapa sering publikasi ilmiah tersebut dikutip dalam karya tulis lainnya. Semakin tinggi jumlah sitasi, semakin besar dampak diseminasi tersebut.
(pal/pal)