Kurang Semangat? Mungkin Kamu Terpapar Banyak Polusi

ADVERTISEMENT

Kurang Semangat? Mungkin Kamu Terpapar Banyak Polusi

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 18 Agu 2024 17:00 WIB
Ilustrasi Polusi
Ilustrasi Terpapar Polusi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai)
Jakarta -

Kurang semangat atau motivasi tak hanya disebabkan oleh faktor dalam tubuh. Studi terbaru mengungkapkan polusi udara bisa menjadi penyebab orang-orang menjadi kurang semangat dalam menjalani hari.

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan di PLOS ONE oleh Michelle Ng dari Universitas Stanford, AS, dan rekan-rekannya, kepekaan afektif terhadap polusi udara menggambarkan sejauh mana suasana hati, berfluktuasi sesuai dengan perubahan polusi udara harian. Penulis melakukan pengukuran berulang intensif yang diperoleh dari 150 individu AS selama lebih dari setahun.

Para peneliti menggunakan model tersebut untuk memeriksa bagaimana emosi harian individu berfluktuasi dengan konsentrasi harian polusi udara luar ruangan di daerah mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengamati dua komponen keadaan afektif individu: gairah, tingkat aktivitas fisiologis, dan valensi, kepositifan atau kenegatifan suasana hati mereka.

Keadaan Emosi saat Polusi Tinggi

Para peneliti menemukan bahwa gairah emosi individu lebih rendah dari biasanya pada hari-hari dengan polusi udara yang lebih tinggi dari biasanya. Temuan bahwa afektif harian individu dapat terganggu oleh polusi udara memiliki arti penting.

ADVERTISEMENT

Menurut peneliti, temuan ini dapat membantu menjelaskan sebagian salah satu mekanisme yang menyebabkan paparan polusi udara meningkatkan risiko jangka panjang untuk hasil kesehatan mental yang merugikan, seperti gejala kecemasan dan depresi.

Selain itu, jika polusi udara menumpulkan emosi individu, penumpulan tersebut mungkin terkait dengan kurangnya tindakan iklim.

Penulis menuturkan jika 90% populasi dunia menghirup udara yang tidak memenuhi standar kualitas udara layak huni. Mereka kemudian mengusulkan konstruksi khusus orang yang disebut sensitivitas afektif terhadap polusi udara berdasarkan temuan ini.

"Setiap individu berbeda secara signifikan dalam bagaimana keadaan afektif mereka berfluktuasi sesuai dengan paparan polusi udara harian mereka," tegas mereka dalam Science Daily.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads