Agustus merupakan bulan yang istimewa bagi masyarakat Indonesia. Karena usai menjalani penjajahan selama 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun bersama Jepang, Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Secara makna 17 Agustus 1945 adalah hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pada hari ini, Ir Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi yang menyatakan bangsa Indonesia bebas dari penjajahan.
Namun bila diartikan secara waktu, momen 17 Agustus 1945 berlangsung pada hari Jumat. Mengutip laman Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (30/7/2024) Proklamasi Kemerdekaan dilangsungkan pada bulan Ramadan pukul 10.00 pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu yuk simak lagi sejarah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 sebagai berikut.
Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI
Proklamasi Kemerdekaan RI bermula dari kekalahan Jepang dalam perang dunia kedua. Kekalahan ini ditandai dengan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat.
Pemboman ini memaksa Kaisar Jepang Hirohito menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya pada 15 Agustus 1945. Mendengar kabar ini, golongan muda Indonesia kemudian mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi kemerdekaan.
Desakan ini berujung dengan peristiwa penculikan Soekarno-Hatta oleh golongan muda yang dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Penculikan itu tidak membuahkan hasil.
Namun, pada akhirnya golongan muda menyetujui kesepakatan dengan golongan tua bila Proklamasi harus dilaksanakan di Jakarta. Golongan tua yang diwakilkan dengan Ahmad Soebardjo juga memberikan jaminan bila Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00.
Karena kesepakatan itu, Soekarno-Hatta dilepaskan dan kembali ke Jakarta. Rombongan diketahui tiba sekitar pukul 23.00 dan langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1.
Tempat ini lah yang menjadi saksi sejarah bisu teks Proklamasi disusun. Rumah Maeda dipilih karena sikap sang tuan rumah yang ingin memberi jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh lainnya.
Rumusan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diperkirakan selesai pada 17 Agustus 1945 pukul 04.00. Kala itu Soekarno membuka pertemuan dan membacakan rancangan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Naskah ini ditulis tangan oleh Soekarno dan diberikan ke Sayuti Melik untuk diketik dengan beberapa perubahan yang telah disepakati. Sesudahnya, naskah segera ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Persoalan kembali timbul usai golongan muda memberitahukan rakyat Jakarta dan sekitarnya untuk datang ke lapangan Ikatan Atletik Djakarta (Ikada) untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Namun, Soekarno menolak dan ingin membacakan Proklamasi di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56.
Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di rumah Soekarno cukup sibuk, seperti:
1. Wakil Walikota Soerwijo memerintahkan Mr Wilopo mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan pengeras suara.
2. Sudiro memerintahkan S Suhud untuk mempersiapkan tiang bendera. Karena tegang Suhud tidak ingat bila di rumah Soekarno memiliki tiang bendera besi. Ia malah mencari bambu, membersihkannya, diberi tali, dan ditanam di teras rumah.
3. Fatmawati tengah menjahit bendera Merah putih untuk dikibarkan saat upacara.
Rumah Soekarno ramai dipadati rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang mulai gelisah karena waktu semakin siang dan Proklamasi belum juga dimulai. Mereka juga khawatir Proklamasi ini akan dikacaukan oleh Jepang.
Tetapi, Soekarno tidak memulai Proklamasi. Ia menunggu Mohammad Hatta yang datang lima menit sebelum acara dimulai. Keduanya berpakaian putih-putih, berdampingan menuju tempat upacara.
Upacara berlangsung sederhana, tanpa protokol apapun. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota Pembela Tanah Air (Peta) menjadi sosok yang memberi aba-aba kepada rakyat dan Bung Karno-Bung Hatta untuk membacakan Proklamasi.
Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum akhirnya membacakan teks proklamasi, yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Merah Putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Setelahnya Wali Kota Soewirjo dan dr Muwardi memberikan sambutan.
Walaupun sangat sederhana, gema kemerdekaan bangsa Indonesia terdengar ke seluruh pelosok Nusantara bahkan dunia. Para pemuda, mahasiswa, dan masyarakat menyiarkan isi proklamasi ke seluruh pelosok negeri.
Para wartawan Indonesia yang bekerja pada kantor berita Jepang Domei, sekalipun telah disegel oleh pemerintah Jepang, mereka berusaha menyebarluaskan gema Proklamasi itu ke seluruh dunia.
Begitulah sejarah 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat ya detikers!
(det/nwy)