Indonesia terdiri dari ragam etnis, budaya, agama, dan bahasa. Perbedaan tersebut melahirkan banyak kearifan lokal di setiap daerah.
Kearifan lokal merupakan sebuah istilah untuk menunjukkan kekhasan yang menjadi pandangan dan cara hidup masyarakat di suatu daerah tertentu. Kearifan lokal tak cuma berbentuk norma tapi bisa juga unsur gagasan.
Mengutip buku Nilai-nilai Kearifan Lokal oleh Karimatus Saidah dkk (2020), kearifan lokal bisa dipahami sebagai perwujudan dalam menjalani kehidupan sosial maupun lingkungan alam. Banyak faktor yang menciptakan sebuah kearifan lokal contohnya kondisi geografis, nilai religi, hingga kondisi sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Kearifan Lokal
Dikutip dari buku Membumikan Kearifan Lokal dalam Kemandirian Ekonomi oleh Patta Rapanna berikut adalah ciri-ciri dari kearifan lokal:
- Mampu bertahan terhadap budaya luar
- Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
- Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
- Mempunyai kemampuan mengendalikan
- Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Fungsi Kearifan Lokal
- Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
- Mengembangkan sumber daya manusia
- Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
- Petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan
- Sebagai etika dan moral
- Bermakna politik
- Bermakna sosial
Contoh-contoh Kearifan Lokal yang Ada di Indonesia
1. Penngadereng
Kearifan lokal Penngadereng dilakukan oleh suku Bugis di Sulawesi. Sebagian masyarakatnya memeluk agama Islam.
Nilai-nilai Penngadereng sangat memuliakan hal-hal yang menyangkut soal kepercayaan dan keyakinan Tuhan. Penngadereng sendiri memiliki arti hukum adat yang hingga saat ini masih dipegang masyarakat Bugis.
Penngadereng berisikan petuah-petuah raja atau orang bijak di tanah Bugis sekitar abad ke-16. Bagi masyarakat Bugis, Penngadereng adalah hukum yang harus diatati dan memiliki nilai syara.
Syara adalah nilai yang menyangkut kewajiban masyarakat Bugis dalam menjalankan syariat Islam. Nilai tersebut ditambahkan pada Penngadereng saat islamisasi terjadi di Sulawesi.
2. Adat Reba
Upacara adat Reba masih sering dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Upacara ini bertujuan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah diciptakan.
Upacara ini terdiri dari Bui Loka dan Reba Bhaga/Kobe Dheke. Upacara Bui Loka dilaksanakan satu minggu sebelum upacara Reba.
Sementara itu, Reba Bhaga adalah sebuah acara yang dilakukan sebelum Reba. Dalam acara ini, masyarakat akan memberikan sesajen untuk para leluhur di rumah adat.
3. Upacara Kasada
Upacara ini dilakukan oleh suku Tengger, sebuah komunitas yang mendiami wilayah di sekitar kaki Gunung Bromo, Jawa Timur. Rata-rata warga di sana menganut agama Hindu.
Upacara Kasada adalah sebuah ritual yang dilakukan dalam menunjukkan ungkapan syukur dan harapan agar dijauhkan dari malapetaka. Upacara ini disebut juga sebagai salah satu hari raya umat Hindu Tengger.
Tahapan upacara Kasada dimulai dari para acara. Di tahap ini, warga akan melakukan pengambilan air suci di Gunung Widodaren.
Kemudian, dilanjutkan upacara pembukaan dengan mengundang tokoh-tokoh penting. Adapun upacara inti akan dilakukan di Poten atau sebuah pura yang terletak di lautan pasir di kaki Gunung Bromo.
4. Himat
Suku Serawai asal Maluku biasanya diajari dari sejak kecil untuk hemat dan dapat mengatur ekonomi dengan baik. Setelah remaja biasanya sudah dapat menghitung berapa nilai hasil panennya.
Seorang petani biasanya sudah tahu berapa banyak padi yang disimpan untuk keperluan sampai panen yang akan datang. Kearifan ini masih diajarkan orang tua kepada generasi muda.
5. Beterang
Beterang berasal Bengkulu dan bisa disebut sama dengan sunat tetapi untuk perempuan. Orang tua gadis kecil akan melakukan beterang terhadap putrinya untuk menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki anak remaja.
Acara ini dilaksanakan dengan mengundang sanak famili dan kerabat serta tetangga dalam acara syukuran atau makanbersama. Gadis tersebut dihiasi seperti pengantin wanita serta diadakan prosesi tarian adat beterang.
Itulah beberapa contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia. Mana kearifan lokal yang pernah kamu temui?
(cyu/nwk)