Tahukah detikers, penyimpanan berbasis DNA kini tidak hanya bisa menyimpan genom manusia, tetapi juga dokumen digital seperti file foto dan audio? Temuan ini dilaporkan dalam Journal of the American Chemical Society.
Melansir laman Massachusetts Institute of Technology (MIT), penelitian tersebut terinspirasi oleh film Jurassic Park. Pada film tersebut, dikisahkan para ilmuwan mengekstraksi DNA yang terawetkan dalam amber (resin pohon) selama jutaan tahun untuk menciptakan populasi dinosaurus yang notabene sudah punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari film tersebut, peneliti MIT mengembangkan polimer transparan mirip amber yang bisa dipakai untuk penyimpanan DNA jangka panjang. Polimer berbentuk kapsul ini bisa berisi semua genom manusia, file gambar logo MIT, maupun file lagu soundtrack Jurassic Park.
Siap-siap untuk 20 Tahun Lagi
Beberapa peneliti, yang bergabung dalam perusahaan Cache DNA, kini mengembangkan teknologi penyimpanan DNA tersebut agar bisa dipakai untuk tujuan bermanfaat. Contohnya seperti menyimpan genom untuk pengobatan terpersonalisasi, atau untuk analisis lebih lanjut seiring berkembangnya teknologi yang lebih baik di masa depan.
Peneliti James Banal memperkirakan, 10-20 tahun dari sekarang, teknologi telah jauh berkembang sehingga memungkinkan periset mengetahui lebih banyak soal genom dan hubungannya penyakit. Untuk itu, keberadaan penyimpanan data genom manusia maupun berkas-berkas pendukung seperti file foto dan audio yang dapat bertahan dalam waktu sangat lama menjadi penting.
"Idenya adalah, mengapa kita tidak menyimpan catatan utama kehidupan selamanya?" kata Banal.
Penyimpanan Aman sampai 75o Celsius.
Peneliti mendapati, penyimpanan DNA dalam polimer ini bisa bertahan hingga suhu 75o Celsius. Keunggulan ini memecahkan masalah mayoritas metode penyimpanan saat ini: butuh kondisi suhu beku sehingga menghabiskan banyak energi dan tidak dapat diterapkan di berbagai negara di dunia.
Polimer DNA terbaru ini menurut peneliti dapat efektif menyimpan DNA di suhu ruangan, tahan air, dan melindungi molekul dari kerusakan akibat panas. Kini, peneliti tengah mencari cara untuk memperlancar proses pembuatan polimer dan membentuknya menjadi kapsul penyimpanan jangka panjang.
Penelitian Elisabeth Prince dan rekan-rekan ini didanai oleh National Science Foundation AS.
(twu/nwk)