Air Laut Global Terus Naik, Negara-negara Ini Ikut Terancam

ADVERTISEMENT

Air Laut Global Terus Naik, Negara-negara Ini Ikut Terancam

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 14 Jul 2024 11:00 WIB
Warga berziarah di tempat pemakaman umum yang terendam air laut akibat abrasi di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2019). Abrasi yang mengikis garis pantai Kabupaten Demak sekitar tahun 1995 berdampak pada peralihan fungsi lahan setempat yang awalnya merupakan areal pertanian produktif berangsur menjadi tambak ikan dan sebagian kini telah menjadi perairan akibat kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah mencapai sekitar 10 sentimeter per tahun. ANTARA FOTO/Aji Styawan/ama.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan./Ilustrasi permukaan air laut yang naik
Jakarta -

World Economic Forum (WEF) melaporkan bahwa pada tahun 2100, ada 410 juta orang di dunia akan menghadapi risiko banjir di wilayah pesisir. Ini terjadi karena krisis iklim yang menyebabkan permukaan air laut naik lebih tinggi lagi.

Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengatakan bahwa permukaan laut global telah meningkat lebih dari 10 cm antara tahun 1993 dan 2024. Kenaikan ini belum pernah terjadi sebelumnya selama 2.500 tahun terakhir.

Permukaan air laut global ini telah meningkat sekitar 21 cm sejak pencatatan dimulai pada 1880. Para pakar menggunakan alat pengukur pasang surut yang dipasang pada bangunan seperti dermaga untuk menghitung kenaikan air. Kini satelit melaksanakan tugas ini dengan memantulkan sinyal radar dari permukaan laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun pengukuran dalam sentimeter atau bahkan milimeter mungkin tampak kecil, tetapi kenaikan ini dapat menimbulkan konsekuensi yang besar. Hal ini terutama terjadi ketika gelombang badai menyapu lebih jauh ke daratan dibandingkan sebelumnya.


Apa yang Menyebabkan Kenaikan Permukaan Laut?

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hal ini disebabkan oleh pencairan es dari gletser, dan air laut yang mengembang karena kenaikan suhu global.

ADVERTISEMENT

"Greenland dan Antartika masing-masing kehilangan sekitar 270 miliar dan 150 miliar ton es setiap tahunnya," tulis laporan yang dikutip dari laman weforum.org.

Persoalan gletser ini telah lama menjadi perhatian karena terus mengalami pengurangan dari waktu ke waktu.

Selain itu, menurut NASA, panas yang tersimpan di lautan juga bertanggung jawab atas sepertiga hingga setengah kenaikan permukaan laut global.

Dekade terakhir ini merupakan dekade terpanas di lautan setidaknya sejak tahun 1800, dan suhu lautan mencapai titik tertinggi baru pada 2023.

Negara yang Paling Terdampak Kenaikan Permukaan Air Laut

Kenaikan permukaan air laut yang perlahan ini bisa sangat berdampak pada masa depan. PBB mencatat, sekitar 900 juta orang yang tinggal di daerah pesisir akan berada dalam bahaya besar pada masa mendatang.

Menurut PBB, ada beberapa negara yang paling terdampak kenaikan permukaan air laut global ini, yakni:

1. Bangladesh

2. Tiongkok

3. India

4. Belanda

Keempat negara tersebut dinyatakan oleh PBB sebagai kelompok yang berisiko tinggi terkena kenaikan permukaan air laut.

Sementara menurut Reuters, permukaan air laut di sekitar Tonga diketahui akan meningkat hampir dua kali lipat rata-rata global.

Kemudian di Eropa, Badan Lingkungan Hidup Eropa mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut diperkirakan akan melebihi 10 cm sebelum tahun 2050.




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads