Tahukah kamu ada banyak jenis susu selain susu segar? Salah satunya adalah susu UHT (ultra-high temperature).
Produk susu ini sedang hangat diperbincangkan lantaran video protes seorang ibu lantaran susu UHT yang dibeli tidak disimpan di lemari pendingin.
Bermacam-macam produk susu yang ada seperti susu bubuk, susu steril, dan susu UHT memiliki kandungan dan cara pembuatan yang berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkan perbedaan cara simpan produk pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berkaitan dengan peristiwa yang sedang ramai itu, sebenarnya susu UHT adalah produk susu yang seperti apa? Bagaimana cara simpannya yang benar?
Apa Itu Susu UHT?
Susu UHT adalah salah satu produk olahan susu bebas mikroba. Menurut BPOM, susu UHT adalah susu rekonstitusi atau rekombinasi dari susu segar yang disterilkan pada suhu 135 derajat Celcius selama 3 menit dan dikemas secara aseptis.
Susu UHT dibuat menggunakan proses pemanasan yang melebihi proses pasteurisasi, yang umumnya mengarah pada kombinasi waktu dan suhu tertentu untuk memperoleh produk komersil yang steril.
Karakteristik dasar dari susu UHT menurut Mirza Rizqi Zulkarnain, STP, MSc, dosen teknologi pangan International University Liaison Indonesia adalah sebagai berikut.
- Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%
- Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8%
Proses Produksi Susu UHT
Susu UHT memiliki proses produksi yang berbeda dari produk susu lainnya. Berikut proses produksi susu UHT menurut Tan Edo dikutip dari penelitian berjudul "Proses Pengolahan Susu Ultra High Temperature (UHT) Beserta Kemasan yang Berpengaruh Terhadap Masa Simpan" oleh Iko Anggara Putra dan Aji Jumiono tahun 2021.
1. Berawal dari susu segar
Susu UHT berbahan susu murni yang dikirim dengan dikemas tangki pendingin bersuhu 4-5 derajat Celcius. Tujuannya agar enzim dan mikroorganisme patogen dapat dihambat.
2. Pencampuran bahan
Susu segar dan bahan baku susu UHT seperti gula, perisa, dan lain-lain dicampurkan menggunakan turbo mixer bersuhu 55 derajat Celcius.
3. Pemanasan atau Pasteurisasi
Susu melalui proses pemanasan dengan suhu tak lebih dari 100 derajat Celcius. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen.
4. Proses sterilisasi
Kemudian susu UHT perlu disterilkan pada suhu 140 derajat Celcius selama 4 detik agar seluruh mikroorganisme dan spora mati.
5. Homogenisasi
Proses ini membuat dan mempertahankan kestabilan dan homogenitas dari globula lemak susu, serta meningkatkan cita rasa susu.
6. Pengemasan
Sebelum dikemas, bagian dalam kemasan karton perlu disemprotkan larutan hidrogen peroksida. Baru kemudian susu UHT dapat dikemas.
Tak langsung didistribusikan, susu UHT yang telah dikemas masih perlu disimpan selama 1 bulan untuk menguji kualitas keamanan produk.
Kelebihan dan Kekurangan Susu UHT
Susu UHT biasanya dikonsumsi langsung dalam kemasan. Namun, susu UHT juga sering dijadikan sebagai bahan baku jenis produk berbasis susu.
Sebelum mengonsumsi, kita perlu mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan susu UHT. Kelebihan susu UHT adalah tahan lama, minim kerusakan gizi meskipun dipanaskan pada suhu tinggi, dan dapat disimpan dalam suhu ruang selama kemasan tersegel rapat.
Namun, umur simpan menjadi sangat pendek begitu dibuka, sehingga harus dimasukkan lemari pendingin atau kulkas dan segera dihabiskan selama 4 hari.
Susu cair UHT juga dapat mengalami penurunan kadar protein akibat suhu. Maka dari itu lebih baik segera menghabiskan susu UHT setelah membuka kemasan sebelum waktu yang ditentukan.
Perlu dicatat bahwa banyak susu UHT yang dipasarkan adalah susu rekombinasi dan rekonstitusi (dicampur susu bubuk), sehingga nilai gizi berkurang.
Umumnya, susu UHT yang menggunakan susu bubuk juga difortifikasi vitamin untuk mengganti kandungan gizi yang hilang akibat proses pemanasan. Maka dari itu komposisi susu UHT harus sangat diperhatikan.
Dan tak hanya komposisi, cara simpan produk harus diperhatikan pada setiap merek susu.
(pal/pal)