Mengenal Kerja Rodi, Sejarah Kelam dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia

ADVERTISEMENT

Mengenal Kerja Rodi, Sejarah Kelam dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Sabtu, 13 Jul 2024 08:00 WIB
Ada dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Banyuwangi-Jember. Namanya Terowongan Mrawan dan Garahan.
Foto: Ada dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Banyuwangi-Jember. Namanya Terowongan Mrawan dan Garahan. (dok. Surat Kabar De Locomotief 1903)
Jakarta -

Kerja rodi menjadi salah satu babak kelam dalam sejarah Indonesia selama masa penjajahan Belanda. Rodi tak hanya menuntut tenaga dan waktu masyarakat, tapi seringkali mengorbankan nyawa.

Kerja yang berat dan tidak manusiawi dilakukan rakyat Indonesia atas perintah penjajah Belanda. Penderitaan yang dialami para pekerja meninggalkan luka yang mendalam dalam ingatan bangsa Indonesia. Berikut pengertian kerja rodi, sejarah, dan dampaknya bagi rakyat Indonesia.

Pengertian Kerja Rodi

Kerja rodi adalah suatu jenis kerja paksa yang diterapkan oleh pemerintah Belanda. Menurut buku Geger Sepoy oleh Lilik Suharmaji, sistem ini dilakukan berupa pengerahan tenaga rakyat untuk membangun infrastruktur sipil atau militer demi kepentingan pemerintah kolonial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kerja Rodi

Kerja rodi terutama berlangsung pada abad ke 19 dan awal abad ke 20. Mengutip buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V oleh Tim Tunas Karya Guru, saat melakukan sistem kerja ini, rakyat dipaksa bekerja tanpa diberi upah dan makanan yang cukup.

Mereka akan disiksa jika menolak bekerja. Akibatnya, banyak rakyat yang kelaparan dan sakit. Bahkan banyak pula nyawa pekerja yang tewas dalam sistem kerja ini.

ADVERTISEMENT

Menurut laman digilib Universitas Negeri Medan, pada masa tersebut, rakyat dipaksa untuk membangun Jalan Raya Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km. Jalan tersebut dibuat untuk memudahkan pengiriman dan pengangkutan berbagai hasil bumi, serta memudahkan pengerahan pasukan Belanda ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Proyek ini dilakukan kurang lebih selama 3 tahun pada 1808-1811.

Jalan terowongan atau batu lubang juga menjadi bukti sejarah perjuangan rakyat dalam kerja rodi. Pada tahun 1930, penjajah yang masuk ke tanah batak melalui Barus mengalami kesulitan, sebab jalan ditutup batu gunung yang keras dan hutan belantara.

Para penjajah akhirnya memaksa pada tahanan jajahan perang atau para pejuang Indonesia untuk membuat lubang. Mereka memahat batu-batu hingga bisa tembus ke jalan Tarutung-Sibolga (Tapanuli Tengah).

Dampak Kerja Rodi bagi Rakyat Indonesia

Kerja rodi tentu saja berdampak pada kehidupan rakyat Indonesia pada zaman itu. Berikut di antaranya

1. Korban yang Berjatuhan

Sebab diperlakukan secara paksa, banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban. Menurut laman Museum Nusantara, pembangunan Jalan Anyer-Panarukan memakan korban hingga 12.000 jiwa.

2. Meningkatnya Kemiskinan

Kerja rodi juga berdampak pada sosial dan ekonomi bagi rakyat Indonesia. Menurut laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Karena kerja rodi, banyak anggota keluarga yang terpisah karena bekerja jauh dari rumah. Hal tersebut mengakibatkan hancurnya struktur keluarga tradisional dan meningkatkan tingkat kemiskinan.

3. Membangkitkan Kesadaran Nasional

Meski memberikan banyak dampak negatif, kerja rodi pada akhirnya menumbuhkan semangat persatuan dan kesadaran nasional dari rakyat Indonesia. Kesadaran ini yang mendorong kemerdekaan bangsa Indonesia.

Itulah pengertian, sejarah, dan dampak dari kerja rodi yang menyengsarakan rakyat Indonesia kala itu. Sistem kerja paksa ini tidak hanya menunjukkan eksploitasi fisik dan mental, tetapi juga menyoroti ketidakadilan yang terjadi di bawah pemerintahan kolonial Belanda.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads