Antikythera, 'Komputer' Berusia 22 Abad untuk Lacak Pergerakan Planet-Matahari

ADVERTISEMENT

Antikythera, 'Komputer' Berusia 22 Abad untuk Lacak Pergerakan Planet-Matahari

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 04 Jul 2024 15:00 WIB
Isi Antikythera
Isi Antikythera. Foto: Scientific Reports/Nature
Jakarta -

Para penyelam bunga karang di lepas Pulau Antikythera Yunani menemukan "komputer tertua" pada 1901 silam. Benda yang kemudian disebut mekanisme Antikythera itu diciptakan sekitar 2.200 tahun yang lalu.

Benda ini merupakan sebuah perangkat kuno seukuran kotak sepatu yang digunakan untuk melacak pergerakan matahari, bulan, dan planet, mengikuti kalender lunar Yunani. Perangkat yang berisi roda gigi perunggu ini terkadang disebut sebagai komputer tertua di dunia.

Sebelumnya para ilmuwan memperkirakan kalender yang digunakan adalah kalender matahari yang digunakan oleh orang Mesir, tetapi penelitian terbaru mengungkap bukan. Melainkan, Antikythera menggunakan kalender lunar (bulan) Yunani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mencakup Kalender 354 Hari

Salah satu bagian dari Antikythera, yang dikenal sebagai cincin kalender, digunakan untuk melacak hari-hari dalam setahun, dengan satu lubang per hari. Namun hanya sebagian cincin yang masih awet, sehingga tidak jelas berapa hari cincin tersebut akan dilacak.

Dikutip dari Live Science, pada 2020 sebuah tim yang dipimpin oleh peneliti independen Chris Budiselic menggunakan gambar sinar-X baru dari perangkat tersebut, dikombinasikan dengan pengukuran dan analisis matematis, untuk menentukan mekanisme tersebut kemungkinan tidak mencakup satu tahun kalender matahari penuh melainkan 354 hari, seperti halnya digunakan dalam kalender lunar.

ADVERTISEMENT

Pada Kamis (27 Juni), makalah lain di The Horological Journal menemukan hasil serupa. Sebuah tim dari Universitas Glasgow menggunakan teknik statistik yang dikembangkan untuk Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory untuk mendeteksi gelombang gravitasi. Metode statistik ini cukup sensitif untuk mendeteksi sinyal lemah dari latar belakang yang berpotensi sangat bising.

Ketika para peneliti mencoba teknik statistik yang kuat pada mekanisme Antikythera, mereka dapat menggunakan posisi lubang yang diketahui, serta kemungkinan kecocokan fragmen mekanisme tersebut, untuk menyimpulkan jumlah dan penempatan lubang yang hilang.

Mereka akhirnya menentukan bahwa mekanisme tersebut kemungkinan besar memiliki 354 atau 355 lubang. Ini berarti kalender tersebut kemungkinan mengikuti kalender lunar 354 hari yang digunakan di Yunani pada saat itu, bukan kalender 365 hari yang digunakan oleh orang Mesir kuno.

Semula diperkirakan menggunakan kalender matahari Mesir 365 hari karena lebih akurat daripada kalender lunar 354 hari.

"Hasil tim Glasgow memberikan bukti baru bahwa salah satu komponen mekanisme Antikythera kemungkinan besar digunakan untuk melacak tahun lunar Yunani," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dari universitas tersebut.

Pembuatnya Perhatian terhadap Detail

Tim terkesan dengan perhatian pembuat komputer tertua itu terhadap detail.

"Ketepatan posisi lubang memerlukan teknik pengukuran yang sangat akurat dan tangan yang sangat mantap untuk melubanginya," kata rekan penulis studi Graham Woan, seorang profesor astrofisika di Universitas Glasgow, dalam pernyataannya.

"Ini adalah simetri yang rapi sehingga kami mengadaptasi teknik yang kami gunakan untuk mempelajari alam semesta saat ini untuk memahami lebih banyak tentang mekanisme yang membantu manusia melacak langit hampir dua milenium lalu," imbuhnya.

Andrew Thoeni, salah satu penulis penelitian mengenai topik serupa tahun 2020, memuji penelitian baru ini.

"Kami sangat senang karena kini semakin banyak ilmuwan yang menerima dan memvalidasi temuan kami," kata Thoeni kepada Live Science melalui email.

Diomidis Spinellis, seorang profesor rekayasa perangkat lunak di Universitas Ekonomi dan Bisnis Athena yang telah meneliti mekanisme tersebut tetapi tidak terlibat dalam kedua makalah tersebut, juga terkesan dengan karya baru ini.

"Meskipun mengalami korosi parah dan banyak elemen yang hilang, penerapan teknologi yang semakin canggih dan analisis lintas disiplin yang inovatif terus memberikan wawasan yang mengesankan terhadap artefak luar biasa ini," ungkapnya.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads