Apakah detikers pernah mendengar tentang primordialisme? Ini adalah suatu sikap yang muncul karena keragaman suku dan budaya di suatu wilayah. Terutama wilayah dengan latar belakang suku, budaya, dan tradisi berbeda seperti di Indonesia.
Untuk diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan sekitar 7.000 pulau merupakan berpenghuni. Selain itu, menurut data sensus BPS tahun 2010, Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa atau lebih lengkapnya yakni 1.340 suku bangsa.
Keragaman inilah yang membuat primordialisme bisa muncul. Sebab, masyarakat yang bersosial datang dari latar belakang yang berbeda. Primordialisme ini bisa memunculkan dampak positif, tetapi juga tidak bisa dipungkiri bisa berdampak negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja dampaknya?
Pengertian Primordialisme
Menurut buku "Pengantar Ringkas Sosiologi" karya Elly, istilah primordialisme berasal dari kata bahasa latin, yaitu "primus" yang artinya pertama, dan "ordiri" yang artinya tenunan atau ikatan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendefinisikan primordialisme sebagai pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama.
Dalam kenyataannya, bentuk primordialisme bisa dikaitkan dengan perasaan kesukuan yang berlebihan. Sebagai contoh, di kehidupan masyarakat, ada orang atau kelompok yang menjunjung nilai dari latar belakang asalnya secara berlebihan. Di lingkungan sosial yang ditemui, maka ini bisa memunculkan primordialisme.
Mengutip buku "Sistem Sosial Budaya Indonesia" yang dituliskan oleh Ciek Julyati Hisyam, ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi, akan berperan dalam membentuk sikap primordial.
Jadi bisa dikatakan, primordialisme ini adalah sebuah pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil. Hal itu bisa berupa tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya, sebagaimana dikutip dari buku "Pendidikan Karakter" yang dituliskan oleh Muhammad Hakiki dan Arisman Sabir.
Jenis Primordialisme
Berikut ini jenis-jenis primordialisme, yang dikutip dari buku "Solidaritas Sosial Keindonesiaan" yang dituliskan oleh Rudy, dan kawan-kawan.
1. Primordialisme suku: individu yang terlalu terikat dengan sukunya sendiri.
2. Primordialisme agama: individu yang menganut suatu agama, kemudian terlalu membanggakan agamanya sendiri tanpa menghormati dan acuh tak acuh pada agama lain.
3. Primordialisme kedaerahan: individu yang lebih terikat dengan daerahnya sendiri daripada daerah lain.
Faktor Munculnya Primordialisme
Berikut ini faktor-faktor yang bisa memunculkan primordialisme, dikutip dari buku "Sosiologi Jilid 2" yang dituliskan oleh Kun Maryati.
- Individu menganggap adanya sesuatu yang istimewa (dari nilai bawaan yang dipercaya) dan kemudian dibawa ke dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial
- Individu atau kelompok yang bersikap mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial dari ancaman luar.
- Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai keagamaan.
Dampak Primordialisme
Primordialisme memiliki dampak positif dan negatif sebagai berikut, dikutip dari jurnal Satwika Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial yang dituliskan oleh Asep Nurjaman.
Dampak Positif
Primordialisme dapat berdampak positif, beberapa di antaranya yakni:
- Untuk memperkuat loyalitas seseorang terhadap suku bangsanya
- Untuk meningkatkan moral, nasionalisme dan patriotisme seseorang
- Dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, dalam menghadapi berbagai bentuk perubahan sosial.
Dampak Negatif
Sementara dampak negatif dari primordialisme, yakni:
- Bagi masyarakat multikultural bisa memicu perpecahan yang bisa merugikan individu atau kelompok etnis lain
- Menghambat proses harmonisasi masyarakat dan proses globalisasi dalam konteks kehidupan internasional
Demikian penjelasan singkat mengenai pengertian primordialisme serta jenis, ciri-ciri dan dampaknya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar ya, detikers!
(faz/faz)