Apa Itu Paham Chauvinisme yang Pernah Diterapkan oleh Jerman?

ADVERTISEMENT

Apa Itu Paham Chauvinisme yang Pernah Diterapkan oleh Jerman?

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Jumat, 02 Sep 2022 16:00 WIB
BERLIN - OCTOBER 13:  Uniforms of Nazi criminal Adolf Hitler and his regime are pictured during a press preview of Hitler and the Germans Nation and Crime (Hitler und die Deutschen Volksgemeinschaft und Verbrechen) at Deutsches Historisches Museum (German Historical Museum) on October 13, 2010 in Berlin, Germany. The exhibition seeks to answer the question of why so many Germans chose to follow Hitler and his fascist ideology and so devotedly despite the horrors of World War II and the Holocaust. The exhibition will be open to the public from October 15 until February 6, 2011.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Chauvinisme adalah suatu paham atau ideologi yang menempatkan bangsa/negara dan memandang rendah bangsa lain, singkatnya nasionalisme yang sempit. Berdasarkan buku Pendidikan Karakter karya Aat Agustini, SKM., M.KM dan Wawan Kurniawan, SKM., M.Kes, disebutkan bahwa paham chauvinisme jadi penyebab terjadinya penjajahan dari suatu bangsa ke bangsa lainnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), chauvinisme diartikan sebagai rasa cinta terhadap tanah air secara berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Kemunculan Paham Chauvinisme

Mengutip dari Britannica, istilah paham chauvinisme diambil dari seorang tentara Prancis yang bernama Nicholas Chauvin. Kala itu, dirinya sangat fanatik dalam melakukan pengabdian kepada Napoleon Bonaparte.

Sikap Chauvin tersebut lama kelamaan menjadi berlebihan hingga dianggap sebagai kepercayaan berlebihan juga pada keunggulan ras seseorang.

ADVERTISEMENT

Chauvinisme pernah dianut oleh negara Italia pada masa Bennito Mussolini, lalu Jepang pada masa Tenno Haika dan Jerman pada masa Adolf Hitler.

Di Jerman sendiri, implementasi paham chauvinisme yakni memusuhi kaum Yahudi, anak-anak cacat dan orang kembar. Bahkan, Adolf Hitler dengan bangga mengatakan bangsa Jerman merupakan ras utama atau ras unggul.

Alasan Chauvinisme Tidak Diterapkan di Indonesia

Ideologi chauvinisme tidak hanya menunjukkan loyalitas atau ikatan dengan kelompok, namun juga kebencian dan permusuhan terhadap kelompok lain yang menentang.

Di Indonesia sendiri, chauvinisme sangat bertentangan dengan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.

Selain chauvinisme, ada juga paham-paham lain yang perlu dihindari untuk menjaga kedaulatan dan persatuan bangsa. Apa saja? Berikut penjelasannya.

3 Paham yang Perlu Dihindari untuk Menjaga Persatuan Bangsa

1. Primordialisme

Primordialisme merupakan paham yang memandang daerah asalnya lebih baik dari daerah lain. Dalam KBBI, primordialisme artinya suatu pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya.

2. Ekstremisme

Paham yang kedua adalah Ekstremisme. Paham ini sangat kuat terhadap suatu pandangan yang melampaui batas kewajaran dan bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Dalam KBBI, ekstremisme diartikan sebagai keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya.

3. Sukuisme

Sukuisme adalah paham yang mengagung-agungkan suku bangsa sendiri dan tidak menghargai suku bangsa lain. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sukuisme adalah paham atau praktik yang mementingkan suku bangsa sendiri.

Nah, itulah pembahasan mengenai paham chauvinisme. Semoga dapat menambah wawasan detikers ya!




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads