Mungkin hanya sedikit orang yang menyadari bahwa tulang punggung komunikasi global terletak jauh di bawah lautan. Kabel komunikasi bawah laut membawa 95% lalu lintas data internasional dan telah terjadi selama lebih dari satu abad.
Konsep kabel komunikasi bawah laut sudah ada sejak awal abad ke-19. Setelah diperkenalkannya telegraf pada 1839, gagasan tentang jalur telegraf bawah laut menjadi topik yang menarik.
Samuel Morse, yang dikenal karena mengembangkan kode Morse, melakukan eksperimen awal pada tahun 1842 dengan merendam kawat yang diisolasi dengan rami ter dan karet India di Pelabuhan New York, dan berhasil mengirimkan telegram melalui kawat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunci keberhasilan jalur semacam ini adalah menemukan isolator yang efektif untuk mencegah kebocoran arus listrik ke dalam air. Terobosan ini terjadi dengan diperkenalkannya gutta-percha, lateks alami yang diperoleh dari pohon Palaquium gutta, oleh ahli bedah Skotlandia William Montgomerie pada 1842.
Michael Faraday dan Wheatstone segera menyadari potensinya sebagai isolator kabel bawah air. Maka lahirlah era kabel komunikasi bawah laut.
Sejarah Kabel Bawah Laut
Upaya komersial pertama untuk memasang kabel bawah laut dimulai pada pertengahan abad ke-19. Pada bulan Agustus 1850, English Channel Submarine Telegraph Company milik John Watkins Brett meletakkan jalur pertama melintasi Selat Inggris. Meskipun upaya awal ini tidak berhasil, hal ini menjadi landasan bagi upaya selanjutnya.
Pada tahun 1851, Perusahaan Telegraf Kapal Selam berhasil memasang kabel inti terlindung dari Dover ke Calais, menandai awal dari serangkaian proyek kabel bawah laut yang sukses.
Pada 1853, kabel menghubungkan Inggris Raya dengan Irlandia, Belgia, dan Belanda, membangun hubungan telekomunikasi yang penting.
Namun dibandingkan dengan skala planet ini, jarak antara Inggris dan tempat-tempat seperti Belgia atau Irlandia tidak terlalu jauh. Selanjutnya, kabel transatlantik pertama, dari Eropa ke Amerika Utara, justru merupakan tantangan yang jauh lebih besar.
Salah satu proyek paling ambisius pada abad ke-19 adalah pemasangan kabel telegraf transatlantik.
Cyrus West Field, seorang pengusaha Amerika, mempelopori upaya tersebut. Dia membujuk para industrialis Inggris untuk mendanai proyek tersebut.
Dikutip dari Smithsonian Magazine, upaya pertama pada 1858 menghadapi banyak tantangan dan hanya beroperasi sebulan sebelum gagal. Kabel transatlantik pertama yang berhasil dipasang pada 1858.
Kabel ini hanya bertahan selama beberapa minggu, tetapi merupakan keberhasilan yang luar biasa karena menjadi penghubung penting antara Eropa dan Amerika Utara. Hal ini menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dan juga menunjukkan apa yang perlu diubah.
Dominasi Inggris pada 1850-an hingga Awal Abad 20
Dari 1850-an hingga awal abad ke-20, perusahaan-perusahaan Inggris mendominasi industri kabel bawah laut. Kerajaan kolonial Inggris yang luas menciptakan permintaan yang tinggi terhadap jaringan telekomunikasi.
Para pengusaha Inggris pun bersedia berinvestasi besar-besaran dalam membangun, memasang, dan memelihara kabel-kabel tersebut. Lokasi geografis yang strategis di wilayah Inggris juga memfasilitasi rute terpendek dan paling hemat biaya untuk kabel transatlantik.
Pada 1896, perusahaan-perusahaan Inggris memiliki 24 dari 30 kapal peletakan kabel di seluruh dunia. Pada 1923, perusahaan-perusahaan Inggris masih menguasai 42,7% kabel dunia.
Dominasi ini bukan hanya karena kemajuan teknologi tetapi juga karena kepentingan strategis pemerintah Inggris dalam menjaga jalur komunikasi yang aman di seluruh wilayah kerajaannya.
Kabel trans-Pasifik pertama selesai dibangun pada awal abad ke-20. Pada tahun 1902, daratan AS terhubung dengan Hawaii.
Lalu, pada 1903, Guam terhubung dengan Filipina. Segmen trans-Pasifik dari All Red Line menghubungkan Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Fiji pada tahun 1902. Jepang diintegrasikan ke dalam jaringan ini pada tahun 1906, membangun sistem telekomunikasi yang komprehensif di seluruh Pasifik.
Teknologi juga berubah secara signifikan. Kabel pertama adalah kabel telegraf, yang hanya perlu membawa lebih sedikit informasi.
Kabel bawah laut awal diisolasi dengan gutta-percha dan dilindungi oleh lapisan besi dan kemudian kabel baja. Pengenalan isolasi polietilen pada tahun 1930-an menandai kemajuan teknologi yang signifikan.
Sifat isolasi polietilen yang unggul pada akhirnya menggantikan gutta-percha dan karet, sehingga membuat kabel lebih andal dan tahan lama.
Tahun 1960-an terjadi perkembangan kabel telepon lintas samudera menggunakan kabel koaksial, yang mentransmisikan sinyal suara dengan frekuensi multipleks. Repeater bertenaga arus searah tegangan tinggi ditempatkan pada interval di sepanjang kabel, meningkatkan transmisi sinyal.
Meskipun kabel ini mempunyai kapasitas terbatas, kabel ini menandai awal dari komunikasi telepon jarak jauh yang dapat diandalkan. Tidak lama kemudian, sebuah teknologi baru muncul.
Kabel awal ini menggunakan kabel tembaga pada intinya, tetapi kabel modern menggunakan teknologi serat optik untuk membawa data digital, termasuk telepon, Internet, dan lalu lintas data pribadi.
Sejarah Kabel Serat Optik Bawah Laut
Pada 1988, TAT-8, kabel serat optik transatlantik pertama dipasang, menyediakan 40.000 saluran telepon. Kabel serat optik menawarkan bandwidth yang jauh lebih tinggi dan kerugian transmisi yang lebih rendah dibandingkan kabel koaksial. Lompatan teknologi ini memfasilitasi pertumbuhan eksponensial internet global dan komunikasi data.
Kabel bawah laut modern dibangun dengan perlindungan berlapis, termasuk kabel baja, insulasi polietilen, dan inti serat optik. Kabel ini dirancang untuk tahan terhadap kondisi bawah air yang keras dan memiliki masa pakai lebih dari 25 tahun. Mereka membawa sejumlah besar data digital, termasuk lalu lintas internet, panggilan telepon, dan transmisi data pribadi.
Kabel bawah laut telah berkembang sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Sepanjang sejarahnya, kabel bawah laut telah menghadapi banyak tantangan, termasuk serangan makhluk laut seperti cacing kapal dan hiu, serta faktor lingkungan seperti badai dan pergerakan pasang surut.
Kemajuan dalam material dan desain kabel telah mengurangi banyak masalah ini, sehingga membuat kabel modern lebih tangguh. Teknologi komunikasi terus mengalami kemajuan, tetapi kabel bawah laut tetap menjadi komponen penting dalam infrastruktur komunikasi dunia, menghubungkan benua dan memungkinkan pertukaran informasi yang lancar di seluruh dunia.
(nah/faz)