Antartika sangat berbeda dengan Arktik, meskipun letaknya hampir sama jauhnya dari khatulistiwa seperti Arktik dan sebagian besar beku. Arktik merupakan lautan tertutup es yang dikelilingi daratan, sedangkan Antartika merupakan benua yang dikelilingi lautan luas.
Meliputi wilayah yang kira-kira setara dengan gabungan wilayah Amerika Serikat dan Meksiko, Antartika membentang dari 60Β°S hingga Kutub Selatan. Benua ini terutama terletak di Lingkaran Antartika pada 66Β°33'39" selatan Khatulistiwa.
Secara geografis, benua ini terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Antartika Timur, Antartika Barat, dan Semenanjung Antartika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat Terdingin dan Terkering di Bumi
Menurut Program Antartika Amerika Serikat (AS), suhu rata-rata bulanan di Stasiun Kutub Selatan pada musim panas adalah -18Β°F, sedangkan suhu rata-rata bulanan di musim dingin adalah -76Β°F. Suhu ini jauh lebih dingin dibandingkan suhu di Kutub Utara, yang rata-rata -40Β°F di musim dingin dan 32Β°F di musim panas, tepat pada titik lelehnya.
Daerah pedalaman Antartika hanya mendapat sedikit curah hujan, sehingga menjadi salah satu tempat terkering di dunia. Massa udara yang mencapai bagian dalam dataran tinggi biasanya kehilangan kelembapannya.
Menurut Program Antartika AS, benua ini hanya menerima curah hujan 2 inci per tahun, dibandingkan dengan Phoenix, Arizona yang curah hujannya 7,5 inci. Namun, curah hujan lebat dalam bentuk hujan salju, yang mencapai ketinggian hingga 10 kaki, dapat terjadi selama badai hebat disertai angin topan di dekat pantai.
Perubahan Suhu di Antartika
Sama halnya dengan benua lain, Antartika mengalami dampak perubahan iklim dengan tingkat yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Sementara itu, di Antartika Timur, yang memiliki ketinggian jauh lebih tinggi, mengevaluasi pola suhu menjadi lebih sulit.
Laporan sintesis yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada 2014 mengidentifikasi pola pemanasan di Antartika. Namun, masih belum ada kepastian mengenai kaitan pemanasan ini dengan aktivitas manusia.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature and Nature Climate Change, pendinginan yang terjadi saat ini disebabkan oleh variabilitas dan tren suhu alami di Samudra Pasifik. Namun, meski ada tren pendinginan, bagian utara Semenanjung Antartika masih jauh lebih hangat dibandingkan pertengahan abad ke-20.
Meskipun siklus musiman dan ukuran sampel yang rendah secara historis telah mempersulit upaya para ilmuwan untuk mendeteksi perubahan suhu jangka panjang di samudra bagian selatan. Namun, pengukuran tersebut menunjukkan pemanasan sebesar 4,1Β°F selama 81 tahun di kedalaman 500 kaki lautan, menurut makalah ulasan tahun 2013 di Polar Record.
Di wilayah sebelah barat Semenanjung Antartika, data dari tahun 1950-an menunjukkan tren pemanasan yang signifikan di bagian atas lautan, dengan kenaikan suhu hampir 2,7Β°F. Selain itu, perairan Arus Sirkumpolar Antartika (ACC), yang terletak jauh di bawah permukaan, telah mengalami pemanasan yang lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lautan lainnya.
Perubahan dan Variabilitas Es Laut Antartika
Berbeda dengan Arktik, di mana perubahan iklim semakin parah dan es laut semakin berkurang seiring berjalannya waktu, es laut Antartika tidak menunjukkan tren keseluruhan yang signifikan pada musim panas atau musim dingin.
Meskipun satu wilayah, yang terletak di selatan dan barat Semenanjung Antartika, telah mengalami penurunan yang konsisten, tren ini relatif kecil dibandingkan dengan variabilitas besar yang terlihat di wilayah es laut Antartika lainnya.
Hujan salju di Antartika telah terakumulasi selama jutaan tahun dan membentuk lapisan es terbesar di dunia, yang pada dasarnya merupakan gletser besar yang mengalir ke segala arah. Lapisan es Antartika terbentang hampir 5,4 juta mil persegi dan mencapai ketebalan sekitar 13.000 kaki di puncaknya, terletak di Dataran Tinggi Antartika Timur.
Lapisan es bertambah besar melalui hujan salju dan, dalam jumlah yang sangat kecil, melalui curah hujan. Mereka kehilangan massa melalui tiga cara yakni ablasi (penguapan es), pembentukan gunung es, dan pencairan, baik di permukaan atau di bawah lapisan es yang bersentuhan dengan laut.
Ukuran lapisan es Antartika yang sangat besar menyulitkan pengukuran perubahan massa secara akurat. Hal ini karena perubahan yang terjadi saat ini relatif kecil dibandingkan dengan keuntungan dan kerugian alami lapisan es setiap tahunnya.
(nah/nah)