Lubang misterius yang ada di Antartika merupakan teka-teki bagi para ilmuwan. Lubang tersebut dinamakan polynya Maud Rise karena terjadi di Gunung Maud Rise, Laut Weddell.
Polynya pertama kali ditemukan sejak tahun 1970 dan biasanya tidak bertahan lama. Namun, pada musim dingin tahun 2017 lubang tersebut muncul kembali sampai beberapa minggu dan menjadi besar.
Menurut laporan Nasa Earth Observatory, awalnya polynya hanya mencapai 9.500 kilometer persegi pada September dan menjadi sekitar 80.000 kilometer pada akhir Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini kemunculan lubang tersebut menjadi misteri. Kendati begitu, baru-baru ini dalam laporan yang ditulis Aditya Narayanan dan rekan-rekannya, dikutip dari Newsweek, memecahkan bagaimana lubang polynya terbentuk.
Pembentukan Polynya di Antartika
Polynya terbentuk akibat interaksi angin, arus laut, dan geografi dasar laut yang mengangkut panas dan garam ke permukaan.
Aditya Narayanan salah satu penulis laporan ini mengatakan, "Naiknya air hangat ini menjelaskan bagaimana es laut bisa mencair. Namun ketika es laut mencair, hal ini menyebabkan permukaan air menjadi segar, yang pada gilirannya akan menghentingkan upwelling."
Jadi terdapat proses lain yang menyebabkan polynya bertahan, Narayanan menjelaskan pasti ada tambahan garam dari suatu tempat. Sehingga, para peneliti mencoba memahami asal garam tersebut dengan menggunakan model komputer lautan dan peta es laut dengan penginderaan jarak jauh.
Para peneliti tersebut menemukan ketika arus Laut Weddell yang luar biasa kuat itu mengalir di sekitar Maud Rise, pusaran air tersebut memindahkan garam ke puncak gunung laut. Hal itu disebut proses transportasi Ekman dengan membantu memindahkan garam ke sisi utara Maude Rise, tempat polynya pertama kali terbentuk.
Transportasi Ekman sendiri diambil dari nama ahli kelautan Swedia Vagn Walfrid Ekman yang mempelopori tentang bagaimana angin menciptakan arus laut dengan pergerakan air pada sudut 90 derajat ke arah angin bertiup di atas.
"Transportasi Ekman adalah bagian penting yang hilang dari teka-teki yang diperlukan untuk meningkatkan keseimbangan garam dan mempertahankan pencampuran garam dan panas menuju permukaan air," kata Fabien Roquet salah satu penulis laporan ini.
Pengaruh Polynya bagi Iklim
Pembentukan polynya sejak bertahun-tahun yang memiliki dampak bagi iklim. Polynya dapat mengubah cara air bergerak dan arus membawa panas, yang berarti sangat penting untuk mempelajarinya.
"Beberapa proses yang sama yang terlibat dalam pembentukan polinya Maud Rise, seperti upwelling air dalam dan asin, juga mendorong berkurangnya es laut di Samudera Selatan," kata Profesor Sarah Gille, Universitas California San Diego, salah satu penulis penelitian ini.
"Untuk pertama kalinya sejak pengamatan dimulai pada tahun 1970, terdapat tren negatif pada es laut di Samudra Selatan, yang dimulai sekitar tahun 2016. Sebelumnya, kondisinya masih stabil." tambahnya.
(nah/nah)