Studi Pengaruh Sosial Media Pada Durasi Tidur Remaja, Apa Hasilnya?

ADVERTISEMENT

Studi Pengaruh Sosial Media Pada Durasi Tidur Remaja, Apa Hasilnya?

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Rabu, 05 Jun 2024 16:00 WIB
Twitter
Foto: Ilustrasi media sosial (Getty Images/bombuscreative)
Jakarta -

Orang yang memiliki ponsel cerdas paling tidak memiliki satu akun media sosial. Pernahkah menghitung berapa menit yang dihabiskan saat membuka medsos tersebut?

Media sosial diciptakan agar penggunanya tidak berhenti keluar dari aplikasi tersebut dengan membuat algoritma aplikasi yang disesuaikan oleh ketertarikan pengguna itu sendiri

Hal ini sejalan dari sebuah studi yang dikutip dari Neuroscience menemukan, memainkan media sosial membuat waktu tidur menjadi lebih pendek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian studi ini melibatkan data 6.516 remaja dengan rentan usia dari 10 sampai 14 tahun, untuk melihat durasi tidur dan penggunaan media sosialnya, kemudian aktivitas otak dianalisis melalui pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) di area otak.

Seperti inferior frontal gyrus adalah bagian otak yang membantu kita mengontrol diri. Pada remaja, bagian otak ini membantu mengatur mereka dalam menggunakan sosial media.

ADVERTISEMENT

Sedangkan middle frontal gyrus adalah bagian otak yang membantu kita membuat keputusan dan menilai apa yang penting.

Pada remaja, bagian otak ini membantu mereka memutuskan kapan harus berhenti menggunakan media sosial agar mereka masih bisa melakukan hal-hal penting lainnya, seperti tidur.

Penggunaan Media Sosial Membuat Tidur jadi Lebih Pendek

Hasil ini menunjukkan adanya interaksi yang kompleks antara daerah-daerah otak tertentu selama masa remaja yang memengaruhi hubungan perilaku penggunaan media sosial dengan tidur.

Terdapat hubungan antara penggunaan media sosial yang lebih lama pada remaja dengan durasi waktu untuk tidur yang lebih pendek.

"Ketika otak muda ini mengalami perubahan yang signifikan, temuan kami menunjukkan bahwa kurang tidur dan keterlibatan yang tinggi dengan media sosial dapat mengubah sensitivitas otak terhadap hadiah," kata Orsolya Kiss, yang memiliki gelar doktor dalam psikologi kognitif dan merupakan ilmuwan peneliti di SRI International di Menlo Park, California.

"Interaksi rumit ini menunjukkan bahwa baik keterlibatan digital maupun kualitas tidur sangat mempengaruhi aktivitas otak, dengan implikasi yang jelas bagi perkembangan otak remaja."

Dari temuan ini, peneliti menekankan bahwa studi ini penting dalam membantu mengidentifikasi risiko dan manfaat terkait penggunaan digital serta bertujuan mendorong kebiasaan yang lebih sehat.

American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan agar remaja yang berusia 13 hingga 18 tahun harus tidur selama 8 hingga 10 jam secara teratur dan berhenti memainkan perangkat elektronik 30 menit hingga 1 jam sebelum waktu tidur.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads