Asteroid Ini Punya 2 Bulan Misterius, Kata Pakar Begini Proses Pembentukannya

ADVERTISEMENT

Asteroid Ini Punya 2 Bulan Misterius, Kata Pakar Begini Proses Pembentukannya

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Selasa, 04 Jun 2024 14:00 WIB
Citra yang dihasilkan wahana Lucy milik NASA dari asteroid Dinkinesh dan dua satelitnya Selam.
Citra yang dihasilkan wahana Lucy milik NASA dari asteroid Dinkinesh dan dua satelitnya Selam. Foto: NASA/GODDARD/SWRI/JOHNS HOPKINS APL
Jakarta -

Dinkinesh adalah nama dari sebuah asteroid yang terletak di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter yang memiliki lebar sekitar 2.360 kaki (720 meter).

Menarik dan unik, karena benda langit yang dijuluki Dinky itu ternyata memiliki bulan ganda.

Dikutip dari Newsweek, bulan kecil yang mengorbit asteroid Dinkinesh tersebut bernama Selam. Awalnya, Selam ditemukan ketika pesawat ruang angkasa Lucy milik badan antariksa Amerika Serikat NASA terbang melewatinya pada 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun data selanjutnya menunjukkan bahwa Selam tersebut sebenarnya ada dua yang saling menempel.

Kedua bulan tersebut memiliki ukuran yang sama yaitu sekitar 700 meter. Bulan ini membutuhkan waktu sekitar 52,4 jam dalam mengorbit Dinkinesh, dengan jarak kurang dari 2 mil (3,2 km).

ADVERTISEMENT

Para peneliti memperkirakan bahwa massa Dinkinesh sekitar 16 kali massa Selam.

Laporan penelitian ini telah terbit dalam jurnal Nature, dan mengungkapkan bagaimana dua objek bulan ini saling berdekatan melalui data dari sistem pencitraan resolusi tinggi milik wahana Lucy, L'LORRY, yang memotret Dinkinesh dan Selam.

Kedua bulan kemungkinan terbentuk dari sebagian material yang terlempar akibat rotasi Dinkinesh dan pengaruh sinar matahari yang kuat. Analisis tersebut didasari dengan melihat adanya palung dan tonjolan di permukaan Dinkinesh.

Material yang terlempar tersebut kemudian bersatu membentuk contact binary atau dua bulan yang berdekatan ini. Sementara sisanya jatuh kembali ke Dinky.

Profesor astronomi di University of Maryland, Jessica Sunshine, mengatakan, "Dengan mempelajari asteroid-asteroid kecil ini, kita bisa melihat bagaimana materi berperilaku dan berinteraksi dalam skala yang lebih kecil. Dengan Dinky dan asteroid lain yang kita lewati, kita meletakkan dasar untuk memahami bagaimana planet terbentuk."

Penelitian ini juga menunjukkan wawasan baru mengenai bagaimana pembentukan dan perubahan struktur benda-benda langit, seperti asteroid Dinkinesh dan bulannya.

Hal Levison yaitu salah satu penulis dan peneliti dari Southwest Research Institute menyatakan, "Salah satu hal yang sangat penting untuk memahami bagaimana perilaku objek ketika mereka menabrak satu sama lain."

"Pada dasarnya, planet-planet terbentuk ketika benda-benda yang lebih kecil seperti asteroid yang mengorbit matahari bertabrakan satu sama lain. Apakah objek-objek itu pecah ketika bertabrakan atau tetap bersatu, sangat berkaitan dengan kekuatan dan struktur internalnya," tambahnya.

Selain itu, temuan ini juga berpotensi dapat menjadi studi perbandingan dengan asteroid Didymos dan satelitnya karena asteroid Didymos memiliki kemiripan dengan Dinkinesh.

Seperti ukuran, bentuk umum, dan kemungkinan komposisi yang mirip, meskipun kedua asteroid tersebut terletak di bagian yang berbeda, Dinkinesh di sabuk asteroid utama dan Didymos di dekat Bumi.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads