Seluruh negara mengalami evolusi dari masa ke masa, baik kehidupan masyarakatnya, pemerintahannya, maupun teknologinya. Dalam perkembangannya, sejumlah negara melakukan penyesuaian, seperti mengubah nama negara.
Bukan tanpa tujuan, perubahan nama negara ini menjadi strategi tersendiri. Di mana sajakah negara tersebut? Mengapa mereka mengubah nama negaranya? Berikut ini enam negara yang mengubah namanya.
1. TΓΌrkiye
TΓΌrkiye berdiri pada tahun 1923 dengan nama Republik Turki. Di tahun 2022, Republik Turki berubah menjadi TΓΌrkiye atau Republik TΓΌrkiye. Menurut TΓΌrkiye, nama negara ini diucapkan tur-key-yay merupakan versi bahasa Inggrisnya 'Turki'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan ini dilakukan untuk mencerminkan ejaan dan pengucapan yang lebih sesuai dengan bahasa lokal. Selain itu, pengubahan nama TΓΌrkiye bertujuan untuk menghindari jejak kolonial.
2. Irak
Sebelum dikenal sebagai Republik Irak, negara ini dulunya bernama Kerajaan Hashemite Irak. Nama ini berubah pada tahun 1932.
Perubahan ini dilakukan melalui Perjanjian Anglo-Irak yang berisi kesepakatan ejaan Irak pada tahun 1922. Akan tetapi, ejaan ini kemudian menjadi perdebatan di dalam pemerintahan.
3. Czechia (Republik Ceko)
Pada tahun 2016, Czech Republic (Republik Ceko) diperkenalkan sebagai nama negara. Kemudian namanya berubah menjadi Czechia.
Dilansir dari Time Out, nama Czechia dan Republik Ceko dulunya digunakan bersamaan selama bertahun-tahun sejak 2016. Czechia menjadi nama singkatannya saja.
Kini, nama Republik Ceko menjadi nama yang lebih resmi dan Czechia menjadi sebutan yang lebih disukai dalam situasi yang lebih praktis atau tidak terlalu formal.
Layaknya Perancis yang disebut 'Republik Perancis' dalam konteks yang lebih formal.
4. eSwatini
Tahukah kamu negara eSwatini? Sebelum menjadi eSwatini di tahun 2018, negara ini bernama Swaziland. Namanya diambil dari bahasa Swati asli. Akan tetapi, pengubahan nama negara ini sempat menimbulkan perdebatan.
Dikutip dari BBC, pengumuman perubahan nama ini membuat sebagian orang di eSwatini marah lantaran perekonomian negara sedang lesu dan raja harus lebih fokus terhadap hal itu dibanding nama negara.
5. Myanmar
Salah satu negara di Asia Tenggara, yaitu Myanmar, memiliki nama lawasnya yakni Burma. Perubahan nama pada tahun 2019 ini tidak turut mengubah gelar negara Republik Persatuan Myanmar.
Sama halnya dengan Republik Ceko, di negara Myanmar, nama Myanmar dalam bahasa Burma merupakan versi yang lebih formal dari Burma. Ini disebut sebagai sulap linguistik yang dapat menipu beberapa orang.
Tujuan pengubahan nama negara Myanmar adalah sebagai upaya pemerintah untuk mengadopsi nama yang lebih inklusif bagi semua etnis di negara tersebut.
6. Republik Makedonia Utara
Pengubahan nama suatu negara seringkali menimbulkan konflik. Salah satunya adalah Republik Makedonia Utara, negara yang sebelumnya dikenal sebagai Republik Makedonia.
Dikutip dari Edition CNN, juru bicara negara bagian Mile Boshnjakovski mengungkapkan bahwa menurut bahasa nasionalnya, negara ini harus tetap disebut sebagai Makedonia sekalipun telah diubah namanya pada tahun 2019.
Pengubahan nama Republik Makedonia Utara ini didorong oleh konflik hingga menimbulkan perselisihan dengan negara Yunani. Negara ini juga memiliki wilayah bernama Makedonia.
Di Yunani, wilayah Makedonia terletak di bagian utara pegunungan Yunani dan menjadi kota terbesar kedua di negaranya. Selama 27 tahun, Yunani dan Makedonia berada di bawah tekanan dalam penyelesaian masalahnya.
7. Thailand
Sebelum diubah, Thailand bernama Siam. Nama Siam diambil dari bahasa Sanskerta, yaitu syam. Lalu kata tersebut diadopsi oleh Portugis dan diterima sebagai istilah Geografis.
Perubahan terjadi ketika bangsa Phibun bertekad menuju dunia modern dan menonjolkan identitas unik mereka. Langkah tersebut merupakan langkah anti-China yang memunculkan slogan 'Thailand untuk orang Thailand'.
(pal/pal)