Adakah Kehidupan di Cincin Jupiter dan Saturnus? Ini Temuannya

ADVERTISEMENT

Adakah Kehidupan di Cincin Jupiter dan Saturnus? Ini Temuannya

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Minggu, 19 Mei 2024 20:00 WIB
This color image of Jupiter was taken by the camera onboard NASAs Cassini spacecraft and released by NASA 09 October, 2000 when it was 81.3 million kilometers (50.5 million miles) from the planet.  It is composed of images taken in the blue, green, and red regions of the spectrum and is therefore close to the true color of Jupiter that one would see through an Earth-based telescope. Jupiters moon Europa is seen at the right, casting a shadow on the planet. Scientists believe Europa holds promise of a liquid ocean beneath its surface. AFP PHOTO/ NASA/JPL/UNIVERSITY OF ARIZONA (Photo by NASA / NASA / AFP)
Foto: NASA / NASA / AFP/Planet Jupiter
Jakarta -

Eksplorasi pencarian kehidupan di luar Bumi terus dilakukan oleh ilmuwan. Bukan hanya, pencarian planet yang mungkin layak huni, tetapi juga wilayah di tata surya kita, di cincin Jupiter dan Saturnus.

Selama beberapa dekade, ilmuwan telah mempertimbangkan apakah kehidupan bisa ada di langit raksasa gas seperti Jupiter. Meski demikian, ada satu lokasi lagi yang potensial bagi kehidupan, yaitu cincin yang mengelilingi Jupiter di luar atmosfer planet tersebut.

Cincin-cincin tersebut mirip dengan cincin yang ada di sekitar gas raksasa lainnya dalam tata surya. Itu sebenarnya terdiri dari sabuk partikel air dan es yang sebagian besar berukuran kecil seperti butiran pasir, bahkan ada yang sebesar gunung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umumnya, para ilmuwan berpendapat bahwa lingkungan yang dapat mendukung kehidupan seperti saat ini membutuhkan tiga komponen utama. Tiga komponen tersebut yaitu sejenis sumber energi seperti panas dan cahaya dari bintang, bahan organik pembentuk makhluk hidup, dan air cair untuk membantu perkembangan kehidupan.

Apakah di Cincin Saturnus Ada Kehidupan?

Dikutip dari Space, dalam cincin Saturnus, terdapat dua dari tiga persyaratan kehidupan. Bagi ilmuwan, cincin Saturnus bukan tempat yang mustahil untuk ditemukannya bahan organik.

ADVERTISEMENT

NASA dalam misi Cassini, juga menemukan senyawa karbon seperti butana dan propana yang melimpah di atmosfer Saturnus dari cincin D terdalamnya. Meski demikian, tetap saja air cair yang ada di Saturnus hilang.

"Hanya air beku yang ada," ujar Matthew Tiscareno, ilmuwan planet di SETI Institute di California.

Hanya karena tanpa air cair, kehidupan di cincin Saturnus masih terlalu sulit karena memerlukan upaya mencairkan air es. Hal ini masih terhalangi oleh jauhnya jarak dan dinginnya suhu di planet tersebut dari Bumi.

Akan tetapi, kata peneliti, jika bisa menemukan cincin di sistem bintang lain yang dekat dengan Matahari, maka bisa juga menemukan air cair yang dicari dengan lebih mudah.

Pandangan Ilmuwan Terkait Cincin-cincin di Tata Surya

Sampai saat ini, para ilmuwan sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan cincin di sekitar planet bagian dalam, baik di tata surya kita maupun tata surya lainnya, tetapi hasilnya nihil.

Para ilmuwan hanya bisa menerka-nerka seperti apa bentuk cincin yang memiliki kehidupan. Alih-alih cincin air-es yang ditemukan di sekitar Jupiter atau Saturnus, cincin yang lebih hangat dapat berupa kumpulan batu-batu besar.

Jadi, masih sulit menjaga air dalam bentuk cair dengan ruang di sekitarnya, baik itu tanpa atmosfer atau airnya menguap.

"Kita perlu atmosfer yang dapat menjaga kestabilan air dalam bentuk cairan. Ini jauh berbeda dengan asteroid," ucap Tiscareno.

Banyak ilmuwan yang memikirkan teori 'panspermia', bahwa ada kemungkinan muncul kehidupan sederhana di Bumi miliaran tahun lalu, ketika asteroid menabrak dunia yang jauh lebih muda.

Kini, kemungkinan adanya kehidupan adalah sesuatu yang biasanya tidak diperhatikan oleh para peneliti cincin. Salah satu alasannya adalah instrumen alami yang memungkinkan para astronom untuk memeriksa planet tempat mereka tinggal dengan cara yang unik.

Selain itu, pemeriksaan cincin di sebuah planet memberi tahu ilmuwan banyak hal tentang cara berevolusi planet tersebut. Namun, bukan berarti semua cincin dapat diamati dengan semua kondisinya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads