Profesor Riset bidang Meteorologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, memperkirakan puncak cuaca panas saat ini akan terjadi sekitar Juli 2024. Namun, belum diketahui pasti kapan cuaca panas akan berakhir.
Eddy menjelaskan, hasil analisis berbasis perilaku data Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudra Hindia menunjukkan awal terjadinya kondisi panas dimulai sejak April 2024, khususnya di kawasan barat Indonesia dan Pantai Utara Pulau Jawa.
Waspada Cuaca Panas RI
Cuaca panas RI menurutnya diperparah dengan angin timuran yang bergerak melintasi kawasan Indonesia seiring bergesernya posisi Matahari meninggalkan garis ekuator sejak 21 Maret 2024. Ia menjelaskan gerakan semu ini menuju Belahan Bumi Utara (BBU).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, ada indikasi kuat jika kondisi panas ini akan terus berlanjut. Selain kondisi uap air di kawasan barat Indonesia yang ditarik ke arah timur pantai timur Afrika, juga angin timuran yang berasal dari gurun di bagian utara Australia sudah mulai merangkak memasuki kawasan Indonesia," kata Eddy, dikutip dari laman BRIN, Rabu (15/5/2024).
Eddy merinci, gerbang utama yang akan menerima kondisi cuaca panas di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), kemudian Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa Timur, dan seterusnya.
Sedangkan berdasarkan pengamatan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy mengatakan siang hari yang sangat terik dan malam-dini hari hujan saat ini merupakan indikasi akhir musim transisi pertama atau pancaroba. Sifat hujannya tidak sebesar musim hujan pada umumnya.
Ia mewanti-wanti adanya risiko debit air akan berkurang di daerah atau sentra pangan. Namun, kondisi ini tidak permanen.
Eddy menyarankan warga yang mengalami cuaca panas untuk mencukupi kebutuhan asupan air bagi tubuh. Hindari minum air dingin agar perubahan suhu yang drastis tidak mengganggu kesehatan.
Ia juga mengingatkan agar warga tidak berhadapan langsung dengan Matahari. Usahakan berteduh dan hindari sinar UV yang sangat kuat saat ini.
"Tidak perlu panik, tetap melindungi diri dari cahaya Matahari yang menyengat," ucapnya.
(twu/faz)