BRIN: RI Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

ADVERTISEMENT

BRIN: RI Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 15 Mei 2024 11:00 WIB
Langit di Jakarta terlihat cerah hingga tampak biru dengan gugusan awan yang menyertainya. Bagaimana kualitas udara Jakarta siang ini? (Dhani Irawan/detikcom)
Indonesia disebut terlindungi dari gelombang panas karena awan. Begini penjelasan Profesor Riset BRIN Eddy Hermawan. Foto: Langit cerah berawan di Jakarta (Dhani Irawan/detikcom)
Jakarta -

Profesor Riset bidang Meteorologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menilai Indonesia relatif aman dari bahaya gelombang panas karena awan. Menurutnya, hampir setiap hari ada awan di Indonesia.

Eddy mengatakan, kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim dan negara kepulauan mendukung terbentuknya awan. Sinar Matahari menurutnya turut terhalang oleh awan ketika tiba di Bumi, khususnya di wilayah RI.

"Mengapa ada awan, karena memang kawasan kita, kan, unik ya, dua pertiganya laut dan sepertiganya daratan, dengan lima pulau besar dan 17.548 pulau di mana masing-masing pulau menghasilkan konveksi lokal dan konveksi regional sehingga menghasilkan awan, alhasil kawasan kita Indonesia ini relatif aman dari bahaya gelombang panas," kata Eddy, dikutip dari laman BRIN, Rabu (15/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa, kok, Bumi makin panas? Sinar Matahari ketika tiba di Bumi dihalangi oleh awan. Artinya, Matahari ada faktor penghalang itu. Maka kalau tidak ada faktor penghalang, artinya satu kawasan itu tidak dapat penghalang, artinya maka itu bebas, ya, tentu potensinya besar untuk mengalami heatwave atau gelombang panas," sambungnya.

Sementara itu, kawasan yang rentan terpapar gelombang panas menurutnya adalah kawasan atau negara yang didominasi oleh daratan. Contohnya seperti India, Thailand, dan kawasan-kawasan seperti Afrika atau Brazil.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Al Jazeera, suhu di beberapa wilayah India sudah mencapai 45 derajat Celcius. Sejumlah politisi pingsan dan jatuh sakit saat kampanye dalam beberapa hari terakhir, sedangkan pembawa acara TV Doordarshan Lopamodra Sinha pingsan karena kepanasan saat membaca berita tentang gelombang panas.

Mana yang Gelombang Panas dan yang Tidak?

Berdasarkan laman World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas adalah periode saat kelebihan panas lokal terakumulasi selama beberapa hari, siang dan malam, yang sangat panas.

Eddy mengatakan, gelombang panas adalah kondisi saat keadaan suhu rata-rata melebihi batas ambang normalnya pada 30-40 tahun terakhir. Namun, jika terjadi sesaat atau satu hari saja, dan tidak melebihi deviasi yang cukup besar, suatu kondisi panas belum dapat didefinisikan sebagai gelombang panas.

"Bilamana suhu pada kawasan tertentu selama dekade lebih dari 30 tahun suhunya berkisar 27 hingga 28 derajat Celsius, tetapi pada saat itu melonjak dengan deviasi di atas lima menjadi 33 hingga 34 derajat Celsius serta permanen selama empat hingga lima hari, dapat kita definisikan sebagai gelombang panas," ucapnya.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads