Apa Itu Sistem Koloid? Pengertian, Ciri-ciri, Sifat, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Apa Itu Sistem Koloid? Pengertian, Ciri-ciri, Sifat, dan Contohnya

Najhan Zulfahmi - detikEdu
Selasa, 07 Mei 2024 06:00 WIB
Aerosol for the control of insects.
Semprotan aerosol, salah satu contoh koloid. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Mungkin kamu merasa asing atau bahkan belum pernah mendengar terminologi koloid. Padahal sebenarnya sistem koloid kerap kita jumpai pada kehidupan sehari-hari.

Contoh sederhana yang merupakan bentuk koloid di sekitar kita adalah santan yang biasa kita konsumsi sehari-hari.

Nah, untuk memahami sistem koloid lebih lanjut, simak pembahasannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Sistem Koloid

Melansir dari situs Toppr, koloid dalam ilmu kimia adalah campuran dua zat, yang salah satu zatnya terbagi menjadi partikel-partikel kecil yang disebut partikel koloid (dengan diameter berkisar dari 1 hingga 100 nm) dan tersebar atau tersuspensi di atas zat lain. Partikel-partikel tidak larut ini tidak dapat dipisahkan baik dengan penyaringan maupun pengentrifugasi.

Ciri-ciri Larutan, Koloid, dan Suspensi

Walaupun merupakan campuran, koloid berbeda dengan larutan dan suspensi. Agar kamu paham perbedaannya, berikut adalah ciri-ciri ketiga campuran tersebut.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Larutan

Larutan memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu kurang dari 2 nanometer.

Selain itu larutan memiliki beberapa karakteristik seperti tidak bisa disaring, homogen, bersifat stabil, tidak bisa dilihat dengan mikroskop ultra, serta berpenampilan jernih

Ciri-ciri Koloid

Sementara itu koloid merupakan campuran dengan ukuran sedang yaitu 2-500 nanometer.

Koloid memiliki karakteristik antara lain heterogen, bisa disaring tapi hanya dengan membran semipermeabel, bisa dilihat dengan mikroskop, serta berpenampilan keruh hingga jernih.

Ciri-ciri Suspensi

Kemudian suspensi adalah jenis campuran yang paling besar yaitu berukuran 500-1000 nanometer.

Suspensi memiliki karakteristik antara lain heterogen, bisa dilihat dengan mikroskop, sifat antar zatnya tidak stabil sehingga mudah dipisahkan dan dapat disaring, serta berpenampilan keruh.

Untuk memudahkan pemahaman perbedaan larutan, koloid, dan suspensi, berikut tabel perbedaannya.

Jenis CampuranUkuranKarakteristikContoh
Larutan< 2 nmHomogen, tidak dapat disaring, tidak bisa dilihat di mikroskop, sifat antara zat stabil, jernihLarutan gula, bensin, anggur putih, air garam, udara
Koloid2-500 nmHeterogen, bisa dilihat dengan mikroskop, bisa disaring tetapi hanya dengan membran semipermeabel, sifat antara zat stabil, jernih dan keruhSantan, kabut, mentega, keju, susu, batu apung
Suspensi500-1000 nmHeterogen, bisa dilihat dengan mikroskop, bisa disaring, sifat antar zatnya tidak stabil, keruhAir keruh, kopi, darah, cat

Jenis-jenis Koloid dan Contohnya

Koloid dapat memiliki fase terdispersi dan medium pendispersi yang bisa berbentuk padat, cair, atau gas.

Karena perbedaan ini, sistem koloid dapat dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan hubungan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Berikut penjelasannya

1. Sol padat

Sol padat merupakan jenis koloid yang zat terdispersi dan medium pendispersinya keduanya berwujud padat. Contohnya mencakup batu ruby, tanah, permata, dan kaca berwarna

2. Sol

Sol adalah jenis koloid yang zat terdispersi berwujud padat dan medium pendispersinya berwujud cair. Contoh-contohnya meliputi jeli, gelatin, dan darah.

3. Aerosol Padat

Aerosol padat merupakan jenis koloid yang zat terdispersinya berwujud padat dan medium pendispersinya berwujud gas. Contoh-contoh termasuk debu, asap, dan asap rokok.

4. Aerosol

Aerosol adalah koloid dengan fase terdispersi berwujud cair dan medium pendispersinya berwujud gas. Contoh-contohnya adalah awan, kabut, dan semprotan.

5. Emulsi Padat

Emulsi padat adalah koloid yang fase terdispersinya berwujud cair dan medium pendispersinya berwujud padat. Contoh-contohnya adalah keju dan mentega

6. Emulsi

Emulsi adalah koloid dengan fase terdispersi dan fase pendispersi keduanya berwujud cair. Contoh-contohnya termasuk susu, minyak dalam air, dan mayones.

7. Buih Padat

Buih padat adalah koloid yang fase terdispersinya berwujud gas dan medium pendispersinya berwujud padat. Contoh-contohnya termasuk marshmallow, spons, dan batu apung

8. Buih

Buih cair merupakan koloid yang fase terdispersinya berwujud gas dan medium pendispersinya berwujud cair. Contoh-contohnya meliputi busa sabun, krim kocok, dan krim cukur.

Untuk memudahkan pemahaman tersebut berikut adalah tabel penjelasan untuk jenis-jenis koloid.

JenisTerdispersiFase PendispersiContoh
Aerosol

Cair

GasAwan, Hair Spray, Kabut

Aerosol

PadatGasDebu di udara

Buih

GasCairBuih sabun, whipped cream

Emulsi

CairCairMayones, santan, susu

Sol

PadatCairPasta gigi, sol emas, tinta

Buih

PadatGasBatu apung, karet busa, styrofoam

Emulsi padat (gel)

CairPadatJelly, keju, margarin

Sol padat

PadatPadatIntan hitam, kaca berwarna

Sifat-sifat Koloid

Beberapa sifat-sifat koloid antara lain:

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall terjadi ketika cahaya tersebar oleh partikel koloid, yang lebih besar daripada partikel larutan. Ini mengakibatkan penyebaran sinar cahaya.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan acak dari partikel koloid yang hanya dapat diamati menggunakan mikroskop ultra. Gerakan acak ini disebabkan oleh tumbukan-tumbukan yang terjadi.

3. Koloid Liofil dan Liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang dibagi menjadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil terdiri dari partikel dengan zat terdispersi yang mampu menarik mediumnya, sehingga terjadi gaya tarik-menarik di antara keduanya.

Sementara itu, sol liofob terdiri dari partikel dengan zat terdispersi yang tidak mampu menarik mediumnya dan cenderung bersifat encer.

4. Koloid Pelindung

Sol liofil juga bisa berfungsi sebagai koloid pelindung untuk sol liofob. Dengan demikian, partikel sol liofil bertindak sebagai pelindung bagi sol liofob untuk mencegah koagulasi.

5. Elektroforesis

Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid dalam medan listrik karena adanya muatan di dalamnya. Kutub negatif disebut sebagai katoda, sedangkan kutub positifnya disebut sebagai anoda.

6. Dialisis

Dialisis adalah proses pemisahan koloid untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu. Contoh penggunaannya termasuk dalam proses cuci darah, yang juga dikenal sebagai hemodialisis.

7. Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah proses penggumpalan partikel koloid karena adanya netralisasi muatan pada koloid tersebut. Ketika koloid memiliki muatan sejenis, partikel koloid akan tetap tersebar karena adanya gaya tolak-menolak antar ion.

Namun, ketika muatan koloid dinetralkan, interaksi tolak-menolak tersebut hilang sehingga partikel koloid dapat berkelompok atau menyatu menjadi gumpalan.

8. Absorpsi

Absorpsi merupakan mekanisme ketika partikel koloid menyerap ion karena luas permukaan yang besar. Ini memungkinkan ion positif dan negatif untuk menempel pada permukaannya, sehingga koloid dapat mengakumulasi muatan sesuai dengan ion yang diserap.

Contoh Penggunaan Koloid pada Kegiatan Sehari-hari

Walaupun kadang terdengar asing sebenarnya sistem koloid sering digunakan pada kegiatan sehari-hari kita misalnya:

  • Pada industri makanan dan minuman sistem koloid bisa kita jumpai pada es krim, susu, jelly, keju, mentega, dan masih banyak lagi.
  • Pada bidang medis sistem koloid sering dijumpai pada obat-obatan yang merupakan koloid berjenis emulsi. Contohnya antibiotik penisilin dan streptomisin, penerapan sistem koloid di sini ditujukan agar antibiotik tersebut mudah terserap oleh tubuh.
  • Pada bidang pertambangan intan hitam misalnya juga merupakan koloid dalam bentuk sol padat.
  • Pada proses penyaringan air kotor yang penuh kotoran di dalam air yang tersebar lalu membentuk sistem koloid. Kemudian proses penyaringannya memisahkan sistem koloid melalui elektroforesis.
  • Pada bidang militer, koloid ditemui dalam sistem kerja bom asap.
  • Warna langit biru yang kita lihat merupakan bentuk sistem koloid dari persebaran cahaya matahari oleh partikel udara.

Nah itu dia penjelasan lengkap mengenai koloid beserta contoh lengkapnya. Semoga bermanfaat.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads