Mendaur ulang plastik selama ini jadi salah satu cara mengurangi dampak sampah plastik bagi lingkungan. Namun, sejumlah studi ungkap efek samping plastik daur ulang.
Dikutip dari laman University of Gothenburg, Swedia, peneliti menemukan pestisida, obat-obatan, dan lebih dari 600 ratus bahan kimia beracun lainnya dalam plastik daur ulang. Hasil penelitian ini disimpulkan dari pemeriksaan pada plastik daur ulang di 13 negara di Afrika, Amerika Selatan, Asia, dan Eropa Timur.
Peneliti menjelaskan plastik daur ulang berbahaya bagi pekerja daur ulang sendiri dan konsumen, serta masyarakat luas dan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum daur ulang dapat berkontribusi dalam mengatasi krisis polusi plastik, industri plastik harus membatasi bahan kimia berbahaya," tulis peneliti dalam jurnal Science.
Tidak Ada Plastik yang Aman
Peneliti menjelaskan, plastik menyerap bahan kimia lain saat digunakan dan memakai bahan kimia beracun dalam pembuatannya. Proses ini membuat tidak ada plastik yang aman atau bersifat sirkuler.
"Daur ulang plastik disebut-sebut sebagai solusi terhadap krisis polusi plastik, tetapi bahan kimia beracun dalam plastik mempersulit penggunaan ulang dan pembuangannya, serta menghambat daur ulang," kata Profesor Bethanie Carney Almroth dari University of Gothenburg.
Lebih dari 13.000 bahan kimia dipakai dalam plastik. Sebanyak 25% di antaranya berbahaya, seperti dijelaskan peneliti University of Gothernburg, International Pollutants Elimination Network (IPEN) University of Exeter, dan Aarhus University dalam jurnal.
"Tidak ada bahan kimia plastik yang dapat diklasififikasikan sebagai aman," tulis mereka.
Risiko Pelet Plastik
Almroth menjelaskan, pelet-pelet plastik digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik baru. Namun, tidak ada yang dapat mengendalikan isi pelet untuk daur ulang tersebut.
Total 491 senyawa organik terdeteksi dalam pelet tersebut. Sedangkan 170 sisanya berketerangan sementara. Senyawa tersebut masuk kelas pestisida, bahan kimia industri, obat-obatan, dan bahan tambahan plastik.
Ia menegaskan, bahan kimia plastik yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan harus segera dihilangkan.
"Banyak penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia berbahaya dapat terakumulasi, bahkan dalam sistem daur ulang plastik yang jaraknya relatif dekat," ucapnya.
(twu/nwk)