Hati-hati! Studi Ungkap Anak Muda Lebih Berisiko Kecelakaan Pakai Mobil Sendiri

ADVERTISEMENT

Hati-hati! Studi Ungkap Anak Muda Lebih Berisiko Kecelakaan Pakai Mobil Sendiri

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Kamis, 25 Apr 2024 07:00 WIB
Ilustrasi Kecelakaan
Hati-hati! Studi mengungkap anak muda lebih berisiko kecelakaan saat mengendarai mobil milik sendiri. Apa sebabnya? Foto: detikcom/Thinkstock/assistantua
Jakarta -

Anak muda yang mengendarai mobil miliknya sendiri berisiko kecelakaan 30 persen lebih tinggi ketimbang yang meminjam mobil orang tua atau keluarganya. Tujuh tahun setelah dapat SIM sementara (P-plate), mereka juga masih berisiko kecelakaan 10 persen lebih tinggi ketimbang yang meminjam mobil orang tua.

Hasil penelitian di atas diperoleh tim peneliti berdasarkan data kecelakaan sekitar 20.000 pengendara di New South Wales (NSW) usia 17-24 tahun dengan P-plate merah pada 2002 dan 2003. Mereka lalu diteliti lagi 2 tahun dan 13 tahun setelah mendapat SIM.

"Jangan belikan anak Anda mobil dan akses tanpa batas ke mobil," kata peneliti dan dosen Rebecca Ivers, dikutip dari laman resmi University of New South Wales (UNSW) Sydney.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"12 Bulan pertama setelah mendapat SIM itu adalah masa-masa paling berbahaya bagi pengendara muda. Mendapatkan akses tanpa batas ke sebuah kendaraan di periode tersebut dapat meningkatkan risiko kecelakaan," jelasnya.

Risiko Kematian Lebih Tinggi

Lebih lanjut, risiko kecelakaan berujung rawat inap atau tewas juga 2,7 kali lebih besar dihadapi anak muda yang berkendara dengan mobil sendiri kendati sudah memegang SIM sekitar 1 tahun. Setelah tiga tahun pegang SIM, risikonya juga masih 50 persen lebih tinggi ketimbang yang pinjam mobil ortu.

ADVERTISEMENT

Peneliti menemukan, anak muda yang berkendara dengan mobilnya sendiri menilai kemampuan mengemudinya sudah mumpuni. Berdasarkan hasil survei, 20,5% persen anak muda dengan mobil sendiri percaya ia adalah pengemudi yang jauh lebih baik ketimbang orang lain.

Sementara itu, hanya 15,9 persen anak muda pengendara mobil keluarga yang memiliki pendapat yang sama.

Di samping itu, penelitian juga menemukan para anak muda dengan mobil sendiri cenderung lebih punya perilaku mengemudi berisiko, menggunakan obat terlarang, dan mengonsumsi alkohol saat mengemudi ketimbang yang meminjam mobil keluarga.

Temuan-temuan penelitian di atas dipublikasi para peneliti asal University of New South Wales (UNSW) Sydney, The George Institute and the University of Western Australia di jurnal Accidents Analysis and Prevention baru-baru ini.

Risiko Kecelakaan dengan Mobil Ortu Lebih Kecil?

Di sisi lain, peneliti mendapati anak muda yang mengendarai mobil orang tua atau keluarganya berisiko lebih kecil mengalami kecelakaan. Ivers mengatakan, mereka yang mengendarai mobil keluarga punya akses lebih terbatas ke kendaraan itu dan aturan cara berkendara dari orang tua yang harus dipatuhi.

Ia mencontohkan, anak muda yang mengendarai mobil orang tuanya mungkin tidak boleh berkendara jauh-jauh. Mereka juga mungkin tidak boleh memberi tumpangan lebih dari satu teman di mobil. Mereka juga bisa jadi dilarang berkendara malam-malam.

"Sedangkan di negara berpendapatan tinggi seperti Australia, ada budaya yang menyatakan 'kamu punya mobil, kamu bisa berkendara, bebas dan merdeka'," kata Ivers.


Data diambil dari pengendara yang bersedia mengungkap catatan berkendaranya oleh kepolisian dan rumah sakit, dikutip dari laman University of New South Wales (UNSW) Sydney.

Wajib Pantau, Jangan Larang Anak Muda

Lantas, apakah anak serta-merta tidak dibolehkan diberi hadiah mobil pribadi? Hasil penelitian lebih menekankan saran untuk membatasi akses penuh pada mobilnya, bukan untuk mencabut hak kepemilikannya.

Peneliti dan dosen Teresa Senserrick dari University of Western Australia mengatakan bahwa generasi muda tertentu tetap perlu mobil mereka untuk alasan yang masuk akal.

"Beberapa anak muda tentunya mungkin membutuhkan kendaraannya karena berbagai alasan, termasuk keselamatan diri saat bekerja hingga larut malam," ujarnya.

Senada dengan Senserrick, Ivers mengatakan, akses pada mobil pribadi juga memungkinkan mereka mendapat peluang-peluang tertentu di bidang pendidikan atau pekerjaan.

"Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda memiliki akses terhadap mobil, Anda memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pekerjaan, dan kemungkinan besar Anda akan dibayar lebih tinggi dan mengalami lebih sedikit masa menganggur ketimbang yang tidak selalu punya akses mengendarai mobil setiap waktu," pungkasnya.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads