5 Sungai yang 'Terkubur' di Bawah Kota-Kota Dunia, Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

5 Sungai yang 'Terkubur' di Bawah Kota-Kota Dunia, Ini Alasannya

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 24 Apr 2024 19:30 WIB
Vienna’s Wienflussportal, Wina, Austria
Vienna's Wienflussportal, Wina, Austria. Ada 5 sungai di berbagai kota dunia dikubur pemerintah. Ini sebabnya! Foto: Gugerell, Wikimedia Commons via Mental Floss
Jakarta -

Sungai merupakan alur air di permukaan yang memanjang secara terus-menerus dari hulu hingga ke muara. Hulu sungai biasanya terletak di gunung atau pegunungan yang tinggi dan muaranya adalah lautan.

Karena memanjang, sungai terkadang melintasi daerah perkotaan. Seperti Jakarta yang dilintasi oleh Sungai Ciliwung dengan panjang 119 km.

Kehadiran sungai pada dasarnya memiliki manfaat untuk manusia jika aliran airnya jernih. Tetapi siapa sangka, manusia malah memiliki sejarah mengubur sungai karena polusi, wabah penyakit, atau pertumbuhan populasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui para arsitek dan insinyur kota seluruh dunia bak mengubur sungai ke bawah tanah sekitar 30 tahun yang lalu. Tujuan utamanya karena proses modernisasi.

Kota mana saja yang melakukan proses tersebut? Berikut daftarnya dikutip dari Mental Floss.

ADVERTISEMENT

5 Sungai yang 'Terkubur' di Bawah Kota

1. Neglinnaya, Moskow, Rusia

Sungai Neglinnaya Rusia pernah mengalir deras dari utara Moskow ke selatan yang akan bertemu dengan Sungai Moskva. Pertemuan sungai ini membentuk tanah segitiga yang menjadi tempat berdirinya benteng bata merah Kremlin pada akhir abad ke-15.

Namun seiring dengan pertumbuhan kota dan industri Moskow, sungai Neglinnaya semakin menyempit. Pada pertengahan abad ke-18, Moskow dilanda banjir dan polusi hingga kebakaran yang diduga dipicu oleh Rusia ketika Napoleon menyerbu.

Akibatnya Neglinnaya menjadi kotor dan pada tahun 1812 para insinyur memutuskan untuk menutupnya dan terkubur di bunker rahasia Soviet. Bunker yang berbentuk terowongan sepanjang 7,7 mil ini konon dibangun oleh Stalin (politikus Uni Soviet untuk menghubungkan situs-situs strategis.

2. Sungai Farset, Belfast, Inggris

Sungai Farset pertama kali mengalir dari ladang yang penuh dengan selada air di atas Bukit Squire utara Belfast. Sungai ini berkelok-kelok mencapai Makam Shankill dan berkumpul di Sungai Lagan kira-kira 3,5 mil kemudian.

Seperti di kota-kota Eropa lainnya, Revolusi Industri mendatangkan malapetaka pada sungai-sungai termasuk Farset. Polusi dari meningkatnya industri mengubah sungai menjadi saluran pembuangan hingga akhirnya dikubur pemerintah pada tahun 1848.

3. Sungai Waihorotiu, Auckland, New Zealand

Menurut mitologi Maori, Waihorotiu adalah rumah Horotiu atau roh alam setempat. Sungai kuno ini dahulunya sumber air minum serta makanan warga di sepanjang Queen Street, Auckland yang bermuara pada pelabuhan.

Laporan para pemukim dari tahun 1840-an, menggambarkan Waihorotiu sebagai "sungai pasang surut yang besar" dan rumah bagi belut hingga ikan trout. Namun karena penjajahan selama abad ke-19 polusi menjadi meningkat dan sungai penuh dengan limbah.

Ketika Tamaki-Makaurau (tanah di sekitar sungai) dibangun menjadi Auckland, Waihorotiu ditutup dengan batu bata. Pada tahun 1860, bekas aliran sungai telah menjadi saluran pembuangan resmi dan Waihorotiu telah terkubur.

4. Sungai Fleet, London, Inggris

Mengalir dari wilayah Hampstead Heath, Sungai Fleet pernah membentuk cekungan pasang surut dan tempat bertemu dengan Sungai Thames yang terkenal. Legenda menyatakan Ratu Celtic Boudicca memimpin pemberontakan yang terkenal melawan pemerintahan Romawi pada tahun 60M.

Pemberontakan itu diketahui terjadi di sepanjang tepi Sungai Fleet. Sebelum pemberontakan itu sungai berfungsi sebagai sumber air minum dan listrik tenaga air untuk pabrik.

Seiring dengan bertambahnya populasi dan industri di London, polusi ikut meningkat. Pada awal tahun 1290, sekelompok biksu menulis surat kepada Raja Edward I dan mengeluh bila bau Sungai fleet mengganggu para jemaah.

Baunya menjadi sangat busuk pada tahun 1730-an yang menyebabkan sungai ini mulai ditutup. Upaya penutupan berlanjut selama lebih dari 140 tahun. Sempat dijadikan sistem saluran pembuangan modern Joseph Bazalgette, sungai ini akhirnya resmi ditutup dan terkubur pada tahun 1880.

5. Wienfluss, Wina, Austria

Sungai Wina atau Wienfluss dalam bahasa Jerman mengali di dasar Kaiser Brunberg, sebuah bukit berhutan di sebelah barat Kota. Awalnya, Wienfluss menjadi sungai komersial terpenting di ibu kota Austria.

Dari tempat mengangkat kayu, sumber pembangkit listrik hingga tempat rekreasi. Namun, penduduk dan pelaku usaha di sekitar kawasan tersebut memiliki kebiasaan membuang sampah ke sungai yang akhirnya menyebabkan banjir dan masalah kesehatan.

Setelah wabah kolera pada tahun 1830, Wina mulai menutup sebagian besar aliran sungai dan memasukkannya ke dalam sistem pembuangan. Pada tahun 1910, kota ini telah menutupi sebagian sungainya.

Walaupun telah terkubur, ketika mengunjungi Wina kamu bisa melihat Wienflussportal, sebuah lengkungan besar di atas tempat keluarnya sungai dari jalur bawah tanah di Stadtpark Wina.




(det/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads