Berkumpul bersama keluarga atau kerabat saat liburan bisa jadi menyenangkan atau bahkan memberikan tekanan. Sebagian besar dari kita tentu pernah mendengar sentimen yang sama selama musim liburan, yakni berada di dekat keluarga memerlukan persiapan mental dan emosional pada taraf tertentu.
Jadi, mengapa pertemuan keluarga bisa membuat stres?
Mengapa Pertemuan Keluarga Bisa Bikin Stres?
1. Harapan
Salah satu faktor mengapa pertemuan keluarga bisa jadi mengecewakan adalah harapan adanya pertemuan keluarga yang sempurna. Padahal kenyataannya segala sesuatunya mungkin akan terjadi secara berbeda dari yang kita bayangkan. Ada hal-hal yang mungkin akan membuat kita stres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kita tidak selalu bisa mengendalikan apa yang terjadi atau apa yang keluarga kita katakan atau lakukan, jadi lebih penting untuk bisa mengendalikan reaksi kita.
Menerima bahwa segala sesuatunya tidak akan sempurna mungkin merupakan cara yang lebih baik untuk menghadapinya, daripada menekankan tentang mengadakan pertemuan keluarga yang sempurna.
2. Perbedaan Kepribadian
Saat kita mengadakan pertemuan keluarga besar, ada banyak kepribadian yang berbeda dan kita mungkin tidak selalu akur dengan semua orang. Hal ini dapat menambah stres yang sudah dialami semua orang dan mungkin sulit untuk dikelola.
Praktisi perawat keluarga, Alyssa Schutz sekaligus dosen di Texas A&M School of Nursing, Texas A&M University berpendapat merencanakan hiburan ringan dapat membantu, seperti permainan yang menyenangkan, aktivitas yang mempererat hubungan, atau pertukaran hadiah.
Hal ini tidak hanya membuat semua orang terlalu sibuk untuk bertengkar, tetapi juga menciptakan perasaan bahwa kita semua berada di pihak yang sama.
3. Sejarah Keluarga
Menurut Schutz, apa pun yang berhubungan dengan keluarga pasti akan sedikit berantakan. Kita mempunyai sejarah yang panjang dan sering kali rumit dengan sanak saudara kita.
Berada di dekat mereka dapat memunculkan sebagian dari kisah tersebut ke permukaan, terutama jika keluarga kita bukanlah orang yang terbuka untuk berbicara tentang perasaan.
Jika ini situasi kalian, Schutz menyarankan untuk fokus pada merawat diri sendiri menjelang liburan dapat membantu.
"Bersabarlah dan bersikap lembutlah pada diri sendiri, manjakan diri sedikit, cobalah untuk rileks, serta cobalah untuk bersikap ceria saat liburan. Terapi untuk stres dan trauma yang berhubungan dengan keluarga juga bukan ide yang buruk," ujarnya.
4. Stres Finansial
Penyebab berikutnya perasaan mudah gelisah di sekitar keluarga adalah tekanan finansial yang dialami banyak orang saat liburan.
Kita tidak hanya harus merencanakan pertemuan, tetapi yang lebih penting lagi ada beban keuangan yang harus dikeluarkan untuk membeli hadiah dan mempersiapkan pertemuan keluarga. Hal ini juga bisa membuat orang stres.
Membuat anggaran dan menaatinya dapat meringankan masalah ini dan membuat kita tetap pada jalur. Berbelanja dengan mengetahui bahwa kita memiliki jumlah uang yang terbatas untuk dibelanjakan, akan mencegah kita membelanjakan terlalu banyak.
Menurut Schutz, kita begitu sibuk dengan hiruk pikuk pemberian hadiah dan kumpul-kumpul, dan bisa melupakan apa arti liburan itu, apa pun artinya bagi kita.
"Yang paling penting adalah mencoba menikmati kebersamaan yang dimungkinkan oleh liburan dan menikmati momen bersama orang yang dicintai daripada terlalu fokus untuk membuat segalanya sempurna," tuturnya.
(nah/faz)