Apakah Plastik Dapat Terurai Secara Alami? Ini Faktanya

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Jumat, 05 Apr 2024 05:00 WIB
Relawan mengecek sampah di Pekan Bada, Aceh untuk mengetahui kadar mikroplastik di air setempat. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Jakarta -

Plastik bisa terurai jadi potongan-potongan kecil. Namun, apakah plastik bisa terurai sepenuhnya?

Dikutip dari laman Conservation Law Foundation, plastik tidak bisa terurai sepenuhnya. Plastik dapat terurai jadi potongan kecil dan terkikis secara alami oleh angin hingga sinar Matahari, tetapi plastik tidak dapat kembali ke alam seperti kulit buah atau mainan kayu.

Pecah Jadi Mikroplastik

Saat plastik terurai dan tidak kembali ke alam sepenuhnya, muncul potongan-potongan plastik super kecil yang disebut mikroplastik. Penguraian plastik melepaskan bahan kimia beracun dan pemicu kanker (karsinogen) ke lingkungan, yang berbahaya bagi manusia dan alam.

Saat ini, triliunan partikel kecil pencemar dengan berat lebih dari 2 juta ton ini mengambang di permukaan lautan dunia. Di samping membahayakan makhluk hidup di laut, mikroplastik ini bisa masuk ke tubuh lewat kulit, makanan, hingga udara yang terhirup.

Daur Ulang dan Kurangi Plastik

Karena plastik tidak dapat terurai sepenuhnya dan kembali ke alam, muncul berbagai inisiatif daur ulang plastik sebelum masuk tempat pembuangan sampah. Plastik kemasan minuman dan makanan ringan, contohnya, dijadikan bahan pembuat eco brick di bantalan sungai.

Namun, tidak semua plastik dapat didaur ulang. Sejumlah proses daur ulang botol dan wadah plastik juga dapat menghasilkan mikroplastik. Akibatnya, pendaur ulang berisiko terpapar bahan kimia beracun. Di samping itu, air limbah untuk membersihkan plastik juga jadi tercemar mikroplastik dan berisiko masuk ke lingkungan hidup.

Dikutip dari laman Plastic Soup Foundation, penggunaan plastik dalam skala besar setelah Perang Dunia II menghasilkan 8,3 miliar metrik ton plastik. Hingga 2015, 6,3 miliar ton di antaranya menjadi sampah, hanya 9% yang didaur ulang dan 12% dibakar.

Sisanya, 79% berakhir di tempat pembuangan akhir atau di lingkungan. Diperkirakan sekitar 3% dari semua plastik yang diproduksi per tahun berakhir di lautan. Di tahap ini, plastik menjadi sampah bertahun-tahun karena tidak dapat terurai penuh.

Untuk itu, di samping daur ulang, gerakan mengurangi pemakaian bahan plastik kini juga mengemuka. Sejumlah inovasi bahan alternatif plastik untuk kemasan makanan, kado, hingga kantong belanja diperoleh dari pengolahan tanaman singkong hingga rumput laut.



Simak Video "Video Ilmuwan Serbia Latih Ulat Hongkong Agar Dapat Makan Plastik"

(twu/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork